JADI, KITA INI APA?!

1K 76 15
                                    

Rayhan dan teman temannya kembali ke sekolah, dimintai keterangan oleh kepsek. Setelah mengurus itu mereka pergi ke kantin, tawuran tadi membuat perut mereka lapar.

"Baksonya enak banget anjeng" Axel tersedak mendengar teriakan Daniel yang berada di sampingnya.

"Ya Allah ngelus dada mulu gue kalo gini" gumannya

Axel hari ini mau kalem sebenarnya, tapi dari tadi Daniel terus memancing amarahnya. "Alay kek gak pernah makan bakso lo"

"Huu diem lo jamal, sirik aja hidupnya heran"

"Heh budi, lo yang mulai bangsat"

"Gue tonjok lo mampus"

"Noh tonjok? tonjok aja sok!" Axel mendekatkan pipinya ke arah Daniel membuat cowok itu menjauh.

"Ihh jijik"

"Heran gue, berantem mulu dah"

"Awas lo semua gue mau kentut"

Mereka semua pindah meja seraya membawa baksonya setelah mendengar ucapan Axel. Demi apapun Axel ngeselin.

"Ya Allah otak temen gue kok setengah sih"

"Heh ngadyo, asal ngomong aja lo"

"Sumpah demi apa gue dapet kuota gratis" heboh Ojan

"Ihh alay juga"

Prettt.

"Mampus!"

.....

Freya langsung ke kelas Rayhan setelah mendengar tawuran itu selesai. Tapi, kata teman sekelas Rayhan cowok itu tidak berada di kelasnya.

Setelah itu Freya kembali ke kelasnya dan 1 jam kemudian dia kembali mencari Rayhan di UKS. Di UKS dia menemukan Rayhan yang sedang tidur sendirian di ruangan itu.

"Busett, ini lukanya parah juga kenapa nggak diobatin sih?!" guman Freya

Freya mulai mengambil kotak P3K dan mulai mengobati luka Rayhan. Rayhan tersentak kecil ketika ada tangan yang menyentuh wajahnya.

Setelah membuka mata, wajah Freya lah yang pertama Rayhan lihat. Ia mengambil gadis itu yang sedang serius mengobatinya.

"Udah tau luka parah gini bukannya diobatin malah dibiarin, heran!"

"Udah gapapa, palingan bentar lagi sembuh"

"Ck, gapapa gimana!! Ini lukanya parah lo bilang gapapa?! Gila lo!!" ucapnya sambil menekan luka di sudut bibir Rayhan membuat cowok itu mengaduh.

"Awhss, sakit malah lo teken" Rayhan mengerucutkan bibirnya, lucu.

Freya tak memperdulikan rintihan Rayhan, ia kembali mengobati luka itu.

"Selesai" ucapnya senang setelah selesai mengobati luka Rayhan.

Rayhan bangkit kemudian duduk di pinggiran ranjang UKS. "Makasih deh udah ngobatin"

"Iya yaudah gue balik" Freya hendak membalikkan tubuhnya menjadi terhenti, tangannya dicekal Rayhan.

"Ayo bareng gue, ke Rooftop" Rayhan langsung menggandeng tangan Freya membuat gadis itu pasrah.

Mereka duduk di ujung Rooftop dengan meja kecil, cukup untuk berdua. Freya memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya, ia menikmati semua ini.

Rayhan tersenyum, ia sudah benar benar jatuh dalam pesona gadis disampingnya ini. Freya bagaikan obat dan candu baginya, melihatnya saja membuat Rayhan senang.

RAYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang