JOGJA 2

585 50 0
                                    

Freya mengeratkan jaket yang dipakainya. Matanya menatap indahnya kota Jogja di malam hari ini. "Eh berhenti dulu dong, foto-foto disana bagus kayaknya," celetuk Langit seraya menggeret tangan Naya.

Naya mendengus lalu menarik tangannya. "Tangan gue kenapa lo geret-geret bego!"

Langit mengerucutkan bibirnya, ia kemudian bersiap untuk berpose di depan kamera yang Rayhan bawa. "Bang, foto gue ya!"

Rayhan mengangguk lalu mengarahkan kamera analog itu ke arah Langit. "Wow estetik banget, gue post di ig ah,"

Gerald menyeletuk "Alay," membuat Langit mendengus. "Bang, lo perlu foto dulu deh kayaknya. Sayang banget muka ganteng lo itu lo sia-siain,"

Freya menoleh ke arah teman-teman Rayhan yang sudah membeli jajanan di sekitar. "Malioboro cantik, pengen pindah ke sini deh," celetuk Freya.

"Baru pertama kali ke sini Fre?" tanya Daniel.

Freya mengangguk "Iya nih, pengen banget dari dulu tapi baru kesampaian sekarang,"

Freya mengarahkan kameranya untuk memotret jalanan. "Bagus dibuat snapgram nih,"

"Ada yang tau sejarah Malioboro?"

Axel menggelengkan kepalanya "Kita-kita mah nggak ada yang tau Fre. Tau sendiri kan kalo pelajaran sejarah kita suka bolos,"

"Kali aja lo pernah kepo terus search google."

"Nggak berlaku buat kita yang males malesan ini mah,"

Satria yang berada di belakang Freya menepuk bahu cewek itu. "Tadi katanya lo lagi nyari bakpia, tuh disana ada,"

Freya tersenyum singkat "Iya, thanks udah lo ingetin,"

Freya menghampiri Nathan yang nampak diam sedari tadi. "Nath, are you okay?

Nathan menoleh lalu tersenyum tipis "Gue baik-baik aja. Eh lo kan waktu kecil pernah bilang mau liburan ke Jogja ya? Baru kesampaian sekarang,"

Nathan yang mengalihkan topik pun membuat Freya mengerutkan keningnya. "Hey, lo kenapa? Dari suara lo, lo nggak baik-baik aja,"

Nathan tertawa jenaka "Apasih, gue kenapa emang? Perasaan gue baik-baik aja gini, lo aja yang terlalu cemas sama gue,"

"Gue tau lo dari kecil Nathan. Walaupun kita pisah beberapa tahun, gue masih inget sifat lo," nafas Freya memburu. Ia menoleh ke arah rombongannya yang berjalan terus. Mungkin mereka tidak menyadari Freya dan Nathan yang masih di belakang.

Tangan Nathan terkepal erat. "Tau apa lo tentang gue?! Lo bukan orang yang paling penting di hidup gue, jadi jangan ikut campur urusan gue!"

Freya mematung, baru kali ini ia melihat sisi lain dari Nathan. Ia mundur perlahan lalu memaksakan untuk tersenyum manis. "Okay, gue emang bukan siapa-siapa lo. Gue emang bukan orang yang paling penting yang ada di hidup lo. Jadi maaf kalo gue terlalu ikut campur urusan lo. Gue cuma pengen jadi sandaran waktu lo sedih, maaf! Maafin gue," setelah mengatakan itu Freya menjauh dari Nathan.

Nathan memejamkan matanya, dadanya sesak setelah mengatakan itu. "Maaf Fre, gue nggak bermaksud ngomong semua itu. Semua itu diluar kendali gue," gumannya.

.....

"Freya, lo kenapa?" Freya membuka matanya ketika Davina menyentuh pelan pundaknya.

Saat ini ia berada di balkon villa, melihat ke bawah yang ramai karena mereka sedang BBQ-an. "Lo dicariin anak-anak. Turun ke bawah, yuk!"

RAYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang