CEMBURU

960 76 12
                                    

"Mau langsung berangkat sekarang?" tanya Freya kepada Rayhan yang sedang menunggunya di depan mobilnya.

Freya merapikan sepatunya terlebih dahulu, lalu ia merapikan rambutnya yang agak pendek itu. "Bunda aku berangkat dulu." teriaknya.

Rayhan menggelengkan kepalanya "Masuk dulu aja, pamit sama bunda lo. Pagi-pagi kok teriak, sana masuk!"

Freya mendengus "Tadi udah pamit, udah buruan keburu telat."

"Eh, tumbenan pake mobil." ujar Freya.

Rayhan menjitak pelan kening gadis itu "Lo lupa? Adel kan kemaren ngajak keluar bareng lo."

"Ouh iya-iya lupa gue."

Rayhan membelokkan mobilnya ketika keluar dari perumahan Freya. Freya mengeluarkan kotak roti bakar yang tadi di buat bundanya. Lalu ia memakan roti coklat itu seraya melihat ke arah jendela. Ia menolehkan kepalanya ke arah Rayhan, lalu menyodorkan roti bakar coklat itu. "Mau?"

Rayhan menganggukkan kepalanya "Suapin."

Freya menurut lalu menyuapkan roti itu ke mulut Rayhan. Di sudut bibir Rayhan terdapat selai coklat roti tersebut membuat Freya tertawa kecil. Freya mengusap sudut bibir Rayhan menggunakan jarinya.

Tubuh Rayhan menegang, ia kaget dengan kejadian barusan. Sialan, Rayhan jadi baper. Telinganya memerah, ia menyembunyikan senyumannya yang sedari tadi ia tahan.

"Lain kali jangan gitu lagi." ujar Rayhan.

Freya menolehkan kepalanya "Hah?!"

"Nggak baik buat jantung gue."

.....

Freya turun dari mobil Rayhan "Gue ke kelas dulu ya, thanks jemputannya."

Rayhan menganggukkan kepalanya "Nanti kalo pulang, langsung chat gue aja."

Freya menganggukkan kepalanya lalu pergi dari hadapan Rayhan.
Rayhan berjalan menuju ke warung belakang sekolah, tadi teman-temannya memberitahu bahwa mereka berada di sana.
Rayhan langsung memesan kopi dan duduk di samping Gerald yang sedang bermain game.

"Lo pake mobil? Tumbenan." ujar Daniel yang membawa mie rebus lalu duduk di samping Nathan.

Rayhan mengangguk "Bareng Freya tadi, Adel juga ntar minta di jemput."

"Ouhh."

Axel mengunyah basreng pedasnya, tiba-tiba ia tersedak. "Pesenin minum anjing, cepetan gue mau mati ini."

Langit buru-buru memesan minuman lalu menyodorkan kepada Axel. Langit bernafas lega "Untung lo nggak mati bang, masalahnya utang lo ke gue masih belum lunas."

"Sialan lo!"

"Lo maniak basreng banget ya? Waktu gue ke rumah lo, camilan di meja juga basreng semua." ucap Ojan.

Axel mengangguk "Iya, basreng enak."

"Gue bm seblak, Xel sama gue yuk." ajak Ojan.

Axel menoleh "Beli seblak dimana? Di warung ceu imas ada, enak kok."

Ojan bangkit lalu menarik tangan Axel "Ayok sekarang aja!"

Axel menggeplak tangan Ojan "Ya nggak sekarang juga bangsat, masih pagi lo makan seblak malah mencret mampus lo!"

"Bentar, perasaan gue nggak enak deh." ujar Robert tiba-tiba.

Mereka semua menolehkan kepalanya ke arah Robert, menunggu cowok itu menyelesaikan kalimatnya. "Gue di cariin Nafisa anjir, belum bayar kas."

RAYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang