APARTEMEN

800 61 9
                                    

"Sayang," panggil Rayhan.

Freya yang sedang fokus ke laporannya pun menoleh kaget. "Kamu panggil apa tadi?" tanyanya sekali lagi memastikan.

"Sayang,"

"Hah?"

Freya mencerna panggilan Rayhan. "Kamu, kok bisa?"

"Bisa gimana?"

"Kok bisa panggil sayang sih. Diajarin siapa?"

"Loh, emang nggak boleh ya? Aku nggak diajarin siapa-siapa," jawab Rayhan.

Freya lalu tertawa, ia melepas kacamatanya lalu duduk di samping Rayhan. Saat ini, mereka sedang berada di Apartemen Rayhan. Setelah sembuh, cowok itu langsung pindah ke Apartemennya sendiri karena ada keperluan yang harus ia selesaikan, ia tak mau orang rumah tau permasalahannya.

"Tumbenan panggil sayang, kenapa hm?" tanya Freya seraya mengelus rambut Rayhan.

Rayhan menggelengkan kepalanya. "Udah selesai bikin laporannya?"

"Belum, masih lumayan banyak lagi. Kenapa? Kamu laper?"

"Enggak, mau aku bantuin?" tanya Rayhan.

"Enggak usah, kamu tiduran aja sana."

"Ya temenin."

"Dih, nggak mau ah."

"Ayo."

"Kemana?" tanya Freya.

"Temenin tidur bentar, aku ngantuk banget."

"Dih, masih siang loh ini."

"Ya nggak apa-apa, jadinya tidur siang."

"Kayak anak kecil aja," cibir Freya.

Rayhan tak memperdulikan ucapan Freya, ia langsung saja menarik lengan cewek itu. "Temenin bentar, nanti kamu lanjutin lagi bikin laporannya."

"Aku bantu deh nanti, tapi temenin dulu," tawar Rayhan sekali lagi.

Freya tertawa, ia kemudian tidur di samping Rayhan. Menghadap cowok itu. "Udah kan, sekarang kamu tidur gih," ucapnya sambil mengelus rambut Rayhan.

Rayhan memejamkan matanya, menikmati usapan di rambutnya. "Besok jadi pergi ke Jakarta?" tanya Freya.

Rayhan mengangguk. Rencananya, besok ia akan pergi ke Jakarta bersama dengan Gerald dan Nathan saja. Mereka di sana akan menyelesaikan permasalahan Rebelde dan Agrios.

"Berapa hari?"

"Belum tau, kalo masalahnya udah beres kayaknya baru bisa pulang. Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Rayhan.

"Ya nggak apa-apa, emangnya kenapa sih?"

"Nanti aku nya yang kenapa-kenapa, kan jadi kangen," ucap Rayhan.

Freya tertawa, ia memukul bahu Rayhan. "Kamu, tidur gih katanya pengen tidur."

Rayhan menarik Freya mendekat. Memeluk erat cewek itu, hingga sekarang ia bertumpu pada kepala Freya. "Rambut kamu wangi banget, pake shampo apa sih?" tanya Rayhan random.

"Ya yang biasa aku pake, kenapa? Mau emang?"

"Spill merknya aja, nanti aku beli sendiri."

Freya tertawa, ia kemudian ikut memejamkan matanya ketika Rayhan mengelus dahinya. "Jangan di elus, nanti aku malah jadi ngantuk. Laporan aku belum selesai ya!"

"Kamu tidur aja, nanti laporannya aku lanjutin," ucap Rayhan.

"Jangan, kan katanya kamu yang mau tidur."

RAYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang