TENTANG FREYA

780 56 8
                                    

Rayhan mengambil rokok dari sakunya, kemudian ia mengambil pematik api yang berada di sebelahnya. Menyalakan rokok, menghisapnya lalu menghembuskan. Ia sekarang sedang duduk di pinggir danau, kebetulan ia sedang menyendiri.

Terdengar suara gerutuan yang berada di belakangnya, ia masih mengabaikan itu sebelum ia kenal siapa suara tersebut. Rayhan menolehkan kepalanya, melihat Freya yang sepertinya sedang mencari barang.

Rayhan masih tak bergeming di tempatnya, Freya pun belum menyadari adanya Rayhan di sekitarnya. Freya yang memainkan ponsel dengan tatapan serius membuat Rayhan bangkit lalu membuang putung rokoknya sembarangan. Ia menepuk pantatnya guna menghilangkan dedaunan yang menempel.

Rayhan sudah berdiri di belakang Freya, tanpa ada minat memanggil cewek itu. Ia hanya perlu menunggu Freya membalikkan badannya saja.

Ketika Freya hendak membalikkan badannya, ia menabrak dada bidang seseorang. Freya mendongak menatap mata tajam yang sedang menatapnya dingin. "Ikut gue."

Freya tertegun saat tatapannya mengarah pada mata tajam itu, jantung Freya berdetak lebih kencang. Ia bisa merasakan hembusan nafas Rayhan yang mengenai dahinya. Aroma maskulin tercium dari tubuh cowok itu.

Rayhan dengan tubuh yang dibalut kaos berwarna hitam itu menarik tangannya.
Mengajaknya duduk di pinggiran danau yang tak jauh dari posisi mereka tadi. Rayhan masih diam tanpa ingin memulai percakapan. Sedangkan Freya masih sibuk mencerna apa yang barusan terjadi, ia bergidik ngeri ketika ditatap Rayhan tajam.

"Ngapain?" tanya Freya memecah keheningan. Ia sedari tadi hanya diam seraya menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.

"Temenin gue disini." jawab Rayhan dingin.

Freya mengerutkan keningnya, tumbenan sekali Rayhan bersikap seperti ini. Biasanya cowok itu terus menerus membuatnya kesal. Sikap Rayhan sekarang membuatnya teringat ketika pertama kali mereka bertemu.

"Minta ditemenin temen-temen lo bisa kan." ujar Freya ketus.

"Maunya lo."

Freya hendak bangkit kemudian tetapi tangannya ditarik oleh Rayhan membuat Freya jatuh ke dalam pelukan cowok itu. Hidung Rayhan menempel sempurna di lehernya membuat Freya bisa merasakan hembusan nafas Rayhan.

Mereka masih tak bergeming, Freya mematung. Freya masih kaget dengan apa yang terjadi, buru-buru ia hendak bangkit tapi tangan kekar Rayhan menahan pinggang Freya.

Freya memukul punggung cowok itu. "Apa apaan sih lo!! Minggir."

Rayhan menegakkan badannya, ia menggaruk belakang lehernya. "Sorry." ucapnya.

"Modus!"

Freya berdiri lalu menendang paha Rayhan membuat cowok itu meringis. "Rasain tuh, dasar modus!" setelah mengucapkan itu, Freya langsung meninggalkan Rayhan.

Rayhan diam menatap lurus ke depan. Freya, cewek penyuka senja dengan sifat bunglon. Cewek penyuka warna hitam dan musik. Cewek dengan segala pesonanya mampu membuat ia suka. Freya, keunikan dari diri cewek itu justru membuat Rayhan semakin ingin memilikinya.

.....

"Barang-barang lo udah lo masukin semua?" tanya Naya kepada Davina.

Davina menganggukkan kepalanya, ia kemudian keluar dari tenda. Davina membantu Freya membersihkan sampah yang berada di depan tenda mereka.

"Tadi malem siapa aja yang begadang di depan sini?" tanya Freya.

Davina mengedikkan bahunya "Kayla bilang sih kakak kelas cowok tadi malem di depan sini."

Freya mengerutkan keningnya "Bukannya nggak boleh ya? Kan udah ada wilayahnya masing-masing, cowok juga di larang ke tenda cewek begitupun sebaliknya."

RAYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang