"Abang, anterin gue ke rumah sakit dong!" ucap Freya yang masuk ke dalam kamar Galen.
Galen yang sedang mengerjakan tugas sambil tengkurap itu pun membalikkan badannya. "Lo sakit?" tanyanya.
Freya menggelengkan kepalanya. "Bukann, temen gue lagi di rumah sakit."
"Harus sekarang banget ya?"
Freya menganggukkan kepalanya. "Udah deh, gue tunggu dibawah. JANGAN LAMA-LAMA YA!"
Sebelum ke rumah sakit, mereka mampir terlebih dahulu membeli buah dan nasi goreng untuk teman-teman Rayhan yang berada di sana. "Jadi yang sakit itu si Rayhan Rayhan itu?" tanya Galen.
Freya mengangguk. "Buruan deh kalo nyetir, keburu malem banget ntar."
"FREYA YA ALLAH PELAN PELAN KALO JALAN!" Galen teriak ketika mereka berada di koridor rumah sakit.
Freya membalikkan badannya, menatap tajam abangnya itu. "Nggak usah teriak bodoh! Ini rumah sakit, pulang sono!"
"Yaelah bilang makasih kek, nggak suka banget gue anterin."
"Nah itu tau, gue terpaksa minta anter lo! Sana pulang, hus hus!"
Galen mendengus marah. "Awas aja kalo lo butuh bantuan lagi," ancamnya.
Freya cengengesan, ia kemudian memeluk lengan Galen. Membawa cowok itu ke kamar Rayhan. "Nggak usah ngambek, gue cuman becanda."
Freya membuka perlahan pintu ruangan Rayhan, dilihatnya Rayhan yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit serta teman-temannya yang menunggu di atas karpet.
Keadaan ruangan Rayhan cukup ramai malam ini, waktu sudah menunjukkan pukul 20.50. Ada Aksa dan teman-temannya yang sudah duduk manis, serta teman-temannya Rayhan yang lainnya. Freya masuk dan meletakkan makanan yang tadi ia beli di karpet.
"Sama siapa Fre?" tanya Raka.
"Sama Abang gue," jawabnya.
Alan mengerutkan keningnya. "Lah, Abang lo sekarang dimana?"
"Diluar bang, mau masuk sungkan katanya."
"Suruh masuk aja Fre, biar di luar enggak sendirian."
Freya mengangguk lalu keluar mengajak abangnya untuk masuk ke dalam. "Abang, nunggu di dalem aja sama yang lain."
Nathan langsung saja duduk di sebelah Galen. "Apa kabar bang? Kuliah lancar kan?" tanyanya.
Galen terkekeh. "Kurang baik, gue pusing kuliah pengen langsung nikah aja hehe."
Axel mendekat ke arah Galen, biasa anak itu caper. "Bang bang, gue kok nggak pernah lihat lo ya kalo ke rumah Freya. Lo jarang dirumah?"
Galen mengangguk. "Gue di rumah palingan cuman malem doang, sibuk kuliah."
"Rayhan, sakit apa?" tanya Galen.
"Bonyok bang, di keroyok orang."
Galen terkejut. "Loh, kok bisa?"
"Ya bisa, itu buktinya," jawab Langit santai yang mendapat pelototan tajam dari Nathan.
"Hehehe."
"Kita juga nggak tau bang, tadi habis nongkrong Rayhan pamit katanya mau beli titipan mamanya, tapi habis itu dia tiba-tiba telfon Nathan katanya sekarat. Pelakunya nggak jelas, tapi udah di cari tau kok."
"Musti lo cari tau secepetnya, sebelum anggota lo yang lain kena kan."
Raka dan Alan sedari tadi berbisik bisik. "Itu abangnya Freya ya? Kok kayak engga abangnya ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYHAN
Roman pour Adolescents[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ❗ DON'T COPY MY STORY ❗ ‼️ CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA SENDIRI.‼️ ⚠️ WARNING ⚠️ (Cerita ini mengandung kata-kata kasar, banyak umpatan dan kejadian yang tidak patut ditiru!!) "Freya" panggil Rayhan Fre...