Sebelum baca cerita ini, aku saranin kalian play playlist 'rainy days' yang ada di playlist aku, link spotify ada di bio!!
.....
Pagi ini Freya bersiap siap untuk menjemput Rayhan di stasiun. Jam masih menunjukkan pukul 06.03 tetapi ia sudah rapi dengan seragam sekolahnya.
"Tumben kamu siap siap pagi banget, ada acara disekolah dek?" tanya Bunda yang melihat anak bungsunya sudah rapi sepagi ini.
Freya cengengesan, ia kemudian menggelengkan kepalanya. "Aku mau jemput Rayhan Bun, hari ini dia pulang."
Bunda menggelengkan kepalanya. "Ini ada roti bakar, bunda sengaja buat banyak hari ini. Jadi kamu bawa aja, kasih ke pacarmu itu." Bunda menekan kata 'pacarmu' dengan sengaja.
"HEHEHE, makasih bunbun nanti aku kasih ke Rayhan deh. Aku berangkat dulu ya, hari ini aku pakai mobil. Boleh kan?" tanya Freya.
Bunda mengangguk. "Boleh, asal hati-hati ya!"
"Siapp, dadahh aku berangkat dulu."
Setelah pamit dengan Bundanya, ia bergegas masuk ke dalam mobilnya. Sebelum itu, ia sempat mengecek ponselnya, takut Rayhan mengabarinya dan ia tidak tahu.
"Ini gue sebenernya lupa jalan ke stasiun tapi sok sok an mau jemput." guman Freya.
Kemudian ia membuka ponselnya, mencari rute menuju ke stasiun. "Oalahh deket, cuman 10 menit nyampe nih kalo nggak nyasar."
Freya mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata, Bandung pagi ini sangat dingin sehingga membuat Freya mengenakan jaket.
Sambil memutar playlist di Spotify nya ia memakan roti bakar yang belum sempat ia makan tadi.Setelah beberapa menit akhirnya Freya sampai di stasiun. Ia membawa totebag yang berisi roti bakar dan kopi.
Freya mengedarkan pandangannya ke sekeliling Stasiun, berusaha mencari seseorang yang menjadi tujuannya kesini. Ia kemudian melambaikan tangannya ke atas ketika menemukan seseorang yang dicarinya, senyumnya merekah seraya berjalan menghampiri orang itu.
Rayhan yang baru saja turun langsung melihat Freya yang sedang tersenyum lebar kepadanya, ia kemudian terkekeh. "Lucu banget cewek gue."
Rayhan merentangkan tangannya, memberi akses Freya untuk memeluknya. "Kangenn," guman Freya yang berada di pelukan Rayhan.
Rayhan terkekeh, "Udah engga kangen kan sekarang?" tanyanya.
"Ya masihh, dikitt. Soalnya udah ketemu."
"Woi kalo mau pelukan di mobil aja anjir, masih pagi udah disuguhin hal yang tidak senonoh," celetuk Nathan.
"Tidak senonoh apaan, gue cuman pelukan," bantah Freya.
Nathan cengengesan. "Lo nggak kangen gue Fre?" tanyanya.
"Kangen dikit, kenapa mau dipeluk?"
Nathan mengangguk antusias, mengabaikan tatapan Rayhan yang kurang bersahabat. "Pelukan noh sama pohon," jawab Freya tertawa.
"Astaghfirullah tahan untuk tidak berkata kasar," gumannya.
Gerald menggelengkan kepalanya. "Gue sama dia balik dulu," setelah itu Gerald menyeret Nathan dari sana sebelum membuat ia malu.
"Ke warnem dulu yuk, kamu belum sarapan kan?" tanya Rayhan.
Freya mengangguk. "Aku udah sarapan kok, ini aku bawain kamu roti bakar bikinan bunda, ada kopi juga."
"Yaudah makan di warnem aja rotinya, aku masih ada urusan sama anak anak, mereka mungkin lagi nunggu aku disana," ucap Rayhan.
Freya mengangguk. "Bentar, kamu ke sini naik apa?" tanya Rayhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYHAN
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ❗ DON'T COPY MY STORY ❗ ‼️ CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA SENDIRI.‼️ ⚠️ WARNING ⚠️ (Cerita ini mengandung kata-kata kasar, banyak umpatan dan kejadian yang tidak patut ditiru!!) "Freya" panggil Rayhan Fre...