Sore ini, anggota inti Rebelde akan menginap di rumah Rayhan. Mumpung besok Minggu jadi mereka memilih untuk menginap. Sedari tadi Ojan terus merecoki Adel. Adik Rayhan itu pun sangat kesal, tak berhenti mengadu kepada Rayhan dari tadi.
"Abang, temen lo tuh suruh diem deh. Berisik banget." ucap Adel kepada Rayhan.
Ojan menyengir "Biar lo nggak diem mulu dari tadi, ayo deh mabar sama gue. Gue ada game cacing nih."
"Ogahh!!" jawab Adel.
"Yeuu songong banget adek lo Ray." ucap Ojan kepada Rayhan.
"Sama kayak abangnya lah." sahut Nathan.
Rayhan menoleh ke arah Nathan "Apa?!"
"Nggak."
Axel tertawa "Guoblog!!" umpatnya.
"Bang Langit, emang ini caranya gimana sih?!" Adel bertanya kepada Langit tentang Pr matematikanya.
Langit mengangguk faham "Ouhh ini dikali yang pertama dulu baru ditambah. Hasilnya dibagi dua." jelasnya.
"Ouhh makasih."
Robert berdehem "Ehm, kamar mandi dimana sih gue kebelet banget asu dari tadi."
Daniel tertawa "Goblog, udah tau kebelet malah lo tahan."
"Mau nanya tapi dari tadi kalian bacot mulu." Robert mengerucutkan bibirnya.
Rayhan berdiri lalu menyisir rambutnya kebelakang menggunakan jarinya. "Ayo gue tunjukin."
"Eh eh, lo ikut masuk juga?!" tanya Axel penasaran.
"Ya nggak lah anjing."
"Kirain."
"Sumpah weh buru mandi, udah sore ternyata." ucap Nathan tiba-tiba.
"Heh ayo ke masjid, sholat Maghrib disana." tambah Daniel.
"Tumbenan si unyil ngajak Sholat." celetuk Ojan.
"Heh ngomongnya, gue tuh sebenernya rajin sholat."
"Ohh ga nanya."
"Bangsat."
****
"Anjir pantat gue sakit woii." Axel mengaduh kesakitan ketika pantatnya di pukul menggunakan sarung oleh Daniel.
Mereka ada di jalan menuju rumah Rayhan, baru saja pulang dari masjid sehabis sholat Maghrib. Sedari tadi Rayhan, Gerald dan Langit hanya diam saja, mendengarkan bacotan mereka sepanjang jalan.
"Loh loh, ini pagar rumah pak RT kenapa kebuka, jangan-jangan ada maling lagi." ucap Nathan.
"Pliss deh baru aja sholat, jangan suudzon dulu napa." sahut Ojan.
"Astaghfirullah, istighfar saudara." ucap Robert.
"Serius lo? biasanya minum amer aja lo biasa. Ini tumbenan lo istighfar." ujar Daniel kepada Robert.
"Dih anjir gue nggak pernah minum amer ye." bantahnya.
"Boong lo, kemaren aja lo habis minum."
"Husttt, ayo ngebobol WiFi di rumah itu. Yang paling cepet ngebobol nanti ditraktir." Axel meletakkan jarinya di mulut, dan satu tangannya lagi menunjuk rumah megah.
"Heh kalo mau nyolong WiFi kagak udah anjir, di rumah Rayhan juga ada WiFi-nya."
"Ini Challenge boy, yang menang bisa minta apa aja. Gimana?"
"Nggak ah, hp kita kan ditinggal di kamar Rayhan."
"Yahh padahal mah gue udah tau sandinya dari tadi, biar gue di traktir gitu."

KAMU SEDANG MEMBACA
RAYHAN
Fiksi Remaja[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ❗ DON'T COPY MY STORY ❗ ‼️ CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA SENDIRI.‼️ ⚠️ WARNING ⚠️ (Cerita ini mengandung kata-kata kasar, banyak umpatan dan kejadian yang tidak patut ditiru!!) "Freya" panggil Rayhan Fre...