Hari ini adalah hari Minggu. Freya tadi sengaja bangun agak pagi dari biasanya, ia pagi ini berencana untuk membersihkan rumahnya. Tadi malam Bunda bilang jika mbak mbak yang biasa bersih-bersih rumah sedang mengambil cuti.
Saat ini ia sedang menyapu halaman rumahnya, pagar depan sengaja ia buka lebar. Freya mengikat rambutnya menjadi satu agar tidak gerah nanti. Saat ini ia hanya memakai celana pendek dan kaos putih Bali.
"Freya," panggil Galen.
Freya menoleh, menaikkan sebelah alisnya. Galen menghembuskan nafasnya, ia lalu menghampiri adiknya itu. "Abang minta maaf, Abang tau kalo Abang salah. Maafin ya?"
Freya mengalihkan pandangannya, ia kemudian mengangguk. "Iya."
"Fre, maafin Abang dong. Kamu mau apa? Nanti abang beliin, sebagai permintaan maaf."
"Enggak mau apa-apa, lo minta maaf udah cukup."
Galen memeluk Freya erat, berkali-kali menciumi puncak kepala adiknya. "Makasih, nanti sore Abang jajanin deh ke depan komplek, kamu bisa beli sepuas kamu."
"Iya."
.....
"Bangsatt!"
Siang ini Rayhan dan teman-temannya berkumpul di salah satu Coffee shop yang ada di Bandung. Mereka sedari tadi disini hanya main uno, mabar game online dan sesekali membahas masalah akhir-akhir ini.
"AFK jancok." Rayhan melempar ponselnya ke meja, ia tadi sedang mabar bersama Axel dan tiba-tiba AFK.
"Gue Lose Streak malah, emang jancok niatnya buat hiburan malah emosi gini."
"Udah bener lo main pou aja deh, rawat kayak anak lo sendiri."
"Gue setiap denger Langit main pou yang bunyinya 'Uwing uwing' pas dia jalan gitu kayak pengen rebut hpnya terus gua hapus tuh gamenya."
"Lah kenapa emang?"
"YA LO PIKIRLAH ANJING GUE LAGI NGEHAFALIN SEJARAH ULANGAN BU DEA TAPI DIA MALAH BERISIK, MANA BISA GUE FOKUS."
Langit tertawa terbahak-bahak, ia lalu menciumi layar ponselnya. "Aset gue nih bos, jangan macem-macem lo pada."
Nathan menepuk pundak Rayhan berkali-kali. "Wah Ray, Langit siapa sih disini? Songong banget sama ketuanya sendiri, pecat aja dari geng." Nathan memanas manasi agar Rayhan berpihak padanya.
Langit gelagapan, ia kemudian melempar Nathan menggunakan sandal jepit Rayhan. "Nggak usah kompor lo bang!"
Jadi, Rayhan sedari tadi nongkrong di Coffee shop hanya memakai kaos putih dan celana pendek, dan jangan lupakan sandal japit warna hitamnya.
Galen meletakkan ponselnya ke meja. "Besok ulangan MTK PEMINATAN."
Bahu Daniel dan Axel merosot. "Asu, ini hari Minggu ya anjing nggak usah bahas masalah pelajaran, gue dengernya aja udah pusing."
"Lagian juga siapa yang minat sih, gue malah pengen ngehapus tuh pelajaran."
Nathan mengangguk. "Tapi, salah sendiri lo nggak pernah dengerin Bu Sani nerangin."
"Males, gue kalo ada mapel itungan tuh bawaannya ngantuk terus. Apalagi fisika, apasi itu pelajaran bikin gue badmood seharian."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYHAN
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ❗ DON'T COPY MY STORY ❗ ‼️ CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA SENDIRI.‼️ ⚠️ WARNING ⚠️ (Cerita ini mengandung kata-kata kasar, banyak umpatan dan kejadian yang tidak patut ditiru!!) "Freya" panggil Rayhan Fre...