Langit membolak-balikkan peta yang ia pegang, sedari tadi ia menggerutu tak jelas. "Utara sebelah mana sih, kok gue mendadak buta arah." gerutunya.
Raka menggeplak kepala Langit "Lo dari tadi ngoceh mulu ya nggak ketemu-ketemu lah."
Freya menyodorkan tangannya ke arah Langit. "Coba gue aja yang megang petanya." ucapnya.
Alan menaikkan sebelah alisnya "Emang kalo lo yang pegang bakalan tau arahnya?" tanyanya.
"Ya enggak lah, siapa tau aja gue bisa." jawabnya.
Axel sedari tadi diam, ia sebenarnya menahan pup dari tadi. Sedari tadi juga ia kentut tak bersuara, ia sengaja berjalan di paling belakang supaya baunya tidak tercium.
Rayhan yang menyadari Axel sedari tadi diam pun langsung menoleh ke belakang. "Kenapa lo megang perut dari tadi?" tanya Rayhan.
Axel cengengesan "Enggak, gue kekenyangan tadi mwehehehe." jawabnya.
Raka mendekatkan dirinya ke arah Alan. "Lan, lo nggak curiga apa?" tanyanya.
Alan mengerutkan keningnya "Curiga kenapa? nggak boleh suudzon. Dosa loh." ucapnya seraya menggelengkan kepalanya.
Raka mendengus, ia kembali berjinjit untuk membisiki Alan. Memang, Raka tingginya hanya berselisih 10 cm dengan Alan. "Axel dari tadi diem, biasanya kan dia pecicilan. Nggak mungkin banget kalo kekenyangan."
"Lo berdua diem!! Ngomong mulu dari tadi." sahut Freya membuat mereka berdua diam.
"Dih sok galak lo." ucap Rayhan.
Freya memutar bola matanya "Nggak usah ikut ikutan, mending lo diem."
Mereka melanjutkan perjalanan menuju pos pertama, yaitu pos Bintang. Mereka berjalan seraya mengumpulkan kayu yang berceceran, guna untuk dikumpulkan nanti. "Jangan lupa kayunya pungutin, kalo lupa bisa balik lagi dari awal kita." ucap Freya.
"Iya." jawab mereka serempak.
Axel menyeka keringatnya "Akhirnya nyampe di pos pertama. Dari tadi perasaan nggak sampe sampe, jauh banget." gerutunya.
"Perwakilan kelompok 1, semua anggota lengkap om." ucap Langit kepada penjaga pos pertama itu.
Axel, Raka, Alan, Rayhan dan Freya membulatkan matanya. Waduhh Langit cari mati ini, kasian masih muda udah mau COD nan sama malaikat Izrail. Freya mencubit pinggang Langit "Yang sopan bego, tuh penjaga masih anak kuliahan. Lo panggil om, sopan gitu?"
Langit cengengesan "Hehe maaf abang abang ganteng penjaga pos. Kelompok 1 semua anggota lengkap bang." ralatnya.
Penjaga pos itu menatap Langit dengan tatapan datar, Langit menelan kasar ludahnya. "Lanjut jalan." ucap penjaga itu singkat.
"Alhamdulilah." Langit mengelus dadanya, bersyukur.
Rayhan mendekat ke arah Freya "Lo nggak capek?" tanyanya.
Freya menggelengkan kepalanya "Enggak, udah biasa."
"Nggak panas baju lo item semua gitu?" tanya Rayhan lagi.
"Lumayan, tapi nyaman sih pake baju warna hitam."
Rayhan menganggukkan kepalanya, ia melirik Freya lagi. "Dengerin lagu apa?" tanyanya lagi.
Freya berdecak "Nanya mulu lo dari tadi." gerutunya.
Rayhan tertawa "Galak amat."
"This Side of Paradise." Freya menjawab pertanyaan Rayhan yang sebelumnya.
Brukkk.
Mereka semua menolehkan kepalanya ke arah bunyi itu, dan ternyata bunyi itu berasal dari Alan yang jatuh. "Aduhh bantuin dong, malah bengong lo pada."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYHAN
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ❗ DON'T COPY MY STORY ❗ ‼️ CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA SENDIRI.‼️ ⚠️ WARNING ⚠️ (Cerita ini mengandung kata-kata kasar, banyak umpatan dan kejadian yang tidak patut ditiru!!) "Freya" panggil Rayhan Fre...