PENGGANGGU

672 63 26
                                    

Freya menoleh ke arah kanan dan kiri terus menerus sedari tadi, ia baru pulang ekskul dan tadi pagi kebetulan ia diantar lagi. Freya mendengus, Galen bilang ia sedang ada urusan dengan teman-teman satu organisasinya, jadi tak bisa menjemput Freya.

Freya kembali duduk di halte, ia sebenarnya tadi berniat memesan grab, tetapi ponselnya mati karena kehabisan baterai. Freya sesekali melihat jam di pergelangan tangannya, ternyata sudah mau adzan Maghrib.

Beberapa motor berhenti di depannya, Freya mengerutkan keningnya melihat siapa yang berada di atas motor tersebut. Ia tak mengenalinya, berarti kemungkinan bukan anak SMA-nya karena seragam mereka pun berbeda.

"Wahh Al, ada cewek SMA Pusaka nih, cantik lagi." ucap seorang cowok berambut ikal yang sedikit pirang.

"Mumpung sepi, gangguin aja kali." celetuk cowok dengan dasi yang mengikat kepalanya.

Altair, cowok dengan seluruh kancing seragam dibuka memperlihatkan kaos hitamnya itu menyeringai menatap Freya. "Pulang sama gue, cantik?" tanyanya.

Freya tak memperdulikan ucapan mereka, ia masih terus melihat sekelilingnya untuk mencari angkot. Freya mengumpat pelan ketika tangannya di sentuh oleh Altair. Red eagle, cowok itu ketua geng tersebut.

Altair terkekeh kecil "Nggak boleh ngomong kasar."

Freya menatap tajam Altair "Bacot!"

Altair membulatkan bibirnya, ia bertepuk tangan kecil. "Aduhh nakal juga, pulang sama gue?"

"Singkirin tangan lo dari hadapan gue." desis Freya.

"Waduhh Al, dia berani banget sama lo."

Saat Altair hendak memegang dagu Freya, cewek itu langsung menendang perut Altair. Altair menggeram "Berani juga lo!!"

Freya tersenyum miring "Takut? Mimpi aja, yakali gue takut sama sampah kayak lo!!"

Tanpa aba-aba, 2 orang bersama Altair tadi ikut menyerang Freya. Freya melemparkan tasnya kemudian ia langsung melawan ketiganya. Wow!! 1 cewek vs 3 cowok.

Freya menunduk ketika salah satu lawannya menyerang dari arah atas, ia langsung memukul perut lawannya itu. Altair, cowok itu memegang pergelangan tangan Freya. Freya berusaha melepaskan genggaman itu, ia mencoba menendang 'anu' Altair membuat cowok itu mengaduh.

Freya tersenyum miring, tiba-tiba tangannya dicekal oleh 2 orang tadi membuat ia kalah tenaga. Freya memejamkan matanya ketika pipinya terkena pukulan, ia meringis pelan. Tiba-tiba dari arah belakang terdapat pukulan mengenai 2 cowok yang memegangnya, Freya menolehkan kepalanya melihat Rayhan yang membantu dirinya.

Oke lets see, 2 lawan 3 sekarang. Rayhan melawan Altair dan satu orang lainnya. Rayhan menendang pundak Altair membuatnya terjengkang. Rayhan mengusap sudut bibirnya ketika satu pukulan mengenai pipinya, ia nyaris lalai.

15 menit kemudian 3 orang itu berhasil dikalahkan, Freya menatap jam di pergelangan tangannya. Oh shit!! Ini sudah maghrib dan mungkin saja adzan isya sebentar lagi. Apakah selama itu berantemnya?

Altair dan 2 orang temannya pergi dari hadapan mereka. Freya mengambil tas-nya kemudian berjalan menghampiri Rayhan. "Thanks udah nolongin gue." ujarnya.

Rayhan menganggukkan kepalanya "Lo kenapa belum pulang?" tanya Rayhan setelah ia mengatur nafasnya.

"Nggak ada yang jemput, mau pesen ojek tapi ponsel gue lowbat. Nunggu angkot juga nggak ada dari tadi, so gue nunggu aja." jawabnya.

Rayhan menganggukkan kepalanya lalu menggandeng tangan Freya, membawanya ke motornya. "Gue anterin, naik!!"

Freya menganggukkan kepalanya lalu naik ke atas motor Rayhan, toh dia juga pengen cepet cepet pulang. "Pegangan." titah Rayhan tapi Freya masih bengong, bingung mau pegangan gimana.

RAYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang