DI BAWAH HUJAN

695 67 17
                                    

"Udah izin sama orang tua lo?" tanya Rayhan ketik Freya naik ke atas motornya.

Freya mengangguk lalu memakai helm yang ia bawa sendiri dari rumah. Cewek itu malam ini memakai jeans hitam dan Hoodie hitam serta rambut yang di cepol.

Mereka malam ini akan Night Ride, hanya berdua. Rencananya mereka akan NR di daerah Bandung saja, karena sudah malam juga.

Rayhan membonceng Freya menggunakan motor KLX-nya. Cowok itu menutup kaca helm-nya lalu menyalakan kendaraan. Freya berpegangan pada sisi jaket Rayhan, membuat cowok itu menarik tangan gadis itu. "Pegangan yang bener, takut lo jatuh."

Freya mendengus "Iya, buruan jalan."

Rayhan melajukan motornya di kecepatan rata-rata, sengaja agar Freya dapat menikmati suasana Bandung malam ini. "Lo emang nggak ada kegiatan sama geng lo?" tanya Freya.

"Enggak ada sih, kenapa?"

"HAH?" Freya berteriak karena tidak mendengar jawaban Rayhan, membuat cowok itu mendekatkan wajahnya ke arah Freya. Pipi keduanya menempel, membuat Freya memejamkan matanya. "Engga ada, emang kenapa?" tanya Rayhan sekali lagi.

Freya menggelengkan kepalanya, pipi Rayhan masih menempel pada pipinya. Freya menahan nafas sejenak, lalu ia menjauhkan wajahnya. "Enggak apa-apa."

Sekitar 2 jam an mereka keliling Bandung, saat ini mereka berada di angkringan. Freya bilang jika dirinya lapar, jadi Rayhan mengajak cewek itu makan terlebih dahulu.

"Mau yang mana?" tanya Rayhan kepada Freya membuat Freya mengalihkan pandangannya.

"Sate usus, sate ampela, nasi kucing, sama ayam kalo ada." jawab Freya.

Rayhan menganggukkan kepalanya lalu memesan, setelah itu ia duduk lesehan di depan Freya. "Gue boleh nanya sesuatu sama lo?"

Rayhan mengerutkan keningnya, ada apa dengan Freya? Tumbenan cewek itu mau bertanya. Ia menganggukkan kepalanya "Boleh, nanya apa?"

"Lo emang pernah deket ya sama Sherly?"

Rayhan tertawa pelan, kemudian mengacak rambut gadis di hadapannya itu. "Enggak lah."

Freya menganggukkan kepalanya lalu tersenyum tipis, gadis itu mengamati Rayhan yang sedang serius menatap ponselnya. "Kenapa?" tanyanya ketika melihat raut wajah Rayhan.

Rayhan mendongak lalu menggeleng, ia memasukan ponselnya ke dalam saku celananya. "Makan, udah dateng tuh."

"Iya."

Freya memperhatikan jalanan yang masih ramai pengendara, padahal hari sudah malam dan mungkin akan hujan sebentar lagi. "Enggak bawa mantel?" tanya Freya kepada Rayhan yang sedang memperhatikan jalan juga.

Rayhan menggelengkan kepalanya, ia menadahkan kepalanya. "Bentar lagi hujan, langsung pulang aja?" tanyanya.

"Enggak, gapapa hujan hujanan. Lagi pengen main hujan, kalo lo nggak apa-apa kan?"

Rayhan menggeleng lalu tersenyum "Aneh lo!"

Freya mengerucutkan bibirnya "Dih biarin!"

"Rayhan, udah hujan gede." teriak Freya yang langsung bangkit membawa makanannya. Ia menyimpan makanan itu di gerobak angkringan tadi lalu menarik Rayhan.

"Ayo main hujan hujanan." ajaknya kepada Rayhan yang sedang melepaskan jaketnya.

"Ini udah malem, kalo lo hujan hujanan pasti masuk angin." ucap Rayhan.

Freya menggelengkan kepalanya "Enggak kok!! Ihh buruan ayoo!!"

Rayhan mengikuti langkah Freya yang mulai berjalan di trotoar jalan, gadis itu sangat bersemangat. Rayhan menyamakan langkahnya dengan gadis di hadapannya ini "Janji kalo udah sampai rumah langsung mandi? Gue takut lo sakit," bisiknya di telinga Freya.

RAYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang