Rayhan mengusap rambutnya yang basah menggunakan handuk, kemudian melempar handuk itu ke kasur.
"Habis ini langsung cari ke lokasi?" tanya Rayhan kepada Nathan yang sedang rebahan.
Raka, Tama, Alan, Gerald, Nathan dan Rayhan memilih menginap di salah satu hotel yang berada di jakarta. Mereka memesan 2 kamar dengan setiap kamar 3 orang.
"Nanti agak sorean aja deh, gue mau rebahan dulu," jawab Nathan cengengesan.
Gerald yang sedang berkutat dengan laptopnya menoleh. "Gue udah buat rencana, nanti siang jam 2 kita ke lokasi," ucap Gerald.
"Motornya yang lo sewa udah beres Nath?" tanya Rayhan.
Nathan mengangguk, ia kemudian melompat dari kasur. "Udah kok. Gue mau ke depan beli minum, kalian nitip apa?" tanyanya.
"Rokok biasa satu," jawab Rayhan.
"Kasih tau bang Alan buat ngecek semuanya," ucap Gerald.
Nathan mengangguk lalu keluar menuju ke kamar Raka, Tama dan Alan.
"Bang," sapa Nathan ketika Alan keluar dengan celana pendeknya.
"Oit, gue mau ke bawah nih, mau beli rokok. Lo ikut?" tanya Alan.
Nathan mengangguk, "Gue juga sekalian mau beli minum sama titipan rokok Rayhan," jawabnya.
"Bang," panggil Nathan.
"Kenapa?"
"Kejadian waktu dulu itu cuman salah paham kan?" tanya Nathan.
Alan menaikkan sebelah alisnya, ia kemudian mengangguk mengerti apa maksud Nathan. "Salah paham aja, gara gara cewek sialan itu semuanya jadi gini, malah bikin ada dendam sama kita," jawab Alan.
.....
"Yah hujan."
Freya menadahkan tangannya, ia kemudian menghela nafasnya. Ia baru keluar dari sekolah setelah mengikuti ekstra musik tadi. Teman-temannya sudah pulang sedari tadi, dan sekarang ia sedang menunggu sendirian di halte sendirian.
Matanya melirik ke kanan dan kiri, berharap ada orang yang dikenalnya lewat. Ia kemudian duduk di halte, seraya memainkan pinselo, menunggu Galen saja yang menjemputnya.
Ponselnya kemudian berbunyi, tertera nama Rayhan disana.
"Halo Ray?"
Freya menunggu beberapa detik balasan Rayhan, tetapi cowok itu masih belum berbicara.
"Ray?" panggilnya lagi.
"Kamu udah pulang?" tanya Rayhan di seberang sana.
"Belum, nunggu dijemput Abang," jawab Freya.
Terdengar helaan nafas dari seberang. "Aku telfon Axel ya? Buat anterin kamu pulang."
"Enggak usah, aku nunggu Abang aja."
"Abang udah kamu hubungin?"
"Belum."
"Kok belum?"
"Di telfon enggak diangkat."
"Axel ada di warung belakang, aku suruh kedepan buat anterin kamu ya. Jangan nolak plis, ini udah sore. Aku takut kamu kenapa kenapa," ucap Rayhan membuat Freya tersenyum.
"Iya yaudah aku tunggu di halte aja," jawab Freya. "Kamu disana gimana?" lanjutnya.
"Tadi aku udah ke lokasi buat ngecek dia, kata orang warung depan rumah dia tuh dia emang sering keluar. Dan tadi aku kesana pas dia nggak ada," cerita Rayhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYHAN
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ❗ DON'T COPY MY STORY ❗ ‼️ CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA SENDIRI.‼️ ⚠️ WARNING ⚠️ (Cerita ini mengandung kata-kata kasar, banyak umpatan dan kejadian yang tidak patut ditiru!!) "Freya" panggil Rayhan Fre...