Rayhan membelokkan mobilnya ke arah gerbang SMP Binta Negara. Waktu menunjukkan pukul 3 sore, sudah banyak anak-anak yang berhamburan keluar. Dilihatnya, Adel sedang berlari ke arah mobilnya. Di bukanya mobil itu, lalu gadis cilik itu duduk di belakang.
"Wahh kita jadi pergi kan kak Fre?" tanya Adel kepada Freya.
Di samping Rayhan, Freya mengangguk lalu tersenyum. "Iya jadi kok, kita mau kemana Adel?"
Adel berfikir "Nggak usah ke mall deh kak, ke cafe langganan aku aja. Kebetulan, aku lagi pengen mie pedesnya."
"Jangan makan pedes banyak-banyak Del, lo punya penyakit lambung." tegur Rayhan mengingatkan.
"Apaan, orang Adel cuma pesen yang level 1. Udah ah Abang bawel, cepetan."
Rayhan menggelengkan kepalanya, di sampingnya Freya tertawa kecil. Adel mendekat ke arah depan "Kak Fre, kakak sering nggak berantem sama abangnya?"
Freya mengangguk "Sering kok, hampir tiap hari malah. Emang biasa sih kalo punya abang tuh, ngeselin orangnya." jawab Freya.
"Iya ih sama kayak abang aku."
Rayhan mendengus "Kamu juga bikin abang marah terus, gimana abang nggak ngomel."
Freya cekikikan "Mau kakak kenalin sama abang kakak?"
Adel mengangguk antusias "Boleh dong, semoga aja abangnya kak Fre nggak bawel kayak temen-temen abang yang lainnya."
"Kakak ada susu coklat, kamu mau?" tawar Freya kepada Adel.
Adel mengangguk lalu menerima susu coklat itu. Beberapa saat kemudian hening, hanya terdengar suara lagu yang berasal dari ponsel Rayhan.
"Ray, gue pesen roti bakar aja." ujar Freya ketika Rayhan akan memesan menu mereka.
Rayhan menganggukkan kepalanya, ia kemudian memesan makanan mereka.
Freya mengalihkan pandangannya ke arah jalanan, matanya menyipit ketika melihat seseorang yang sangat ia kenali. Galen sedang berjalan dengan seorang gadis berhijab, Freya tersenyum kecil. Mungkin gadis itu yang dibilang teman-teman abangnya ketika mereka nongkrong."Kamu, ada niatan mau masuk SMA mana?" tanya Freya kepada Adel.
"SMA sama kayak abang, jadi bakalan satu sekolah." jawab Adel.
Rayhan duduk lalu ia membuka ponselnya "Fre, udah izin kan sama bunda?"
Freya mengangguk "Udah kok, aman."
Terdengar suara gaduh dari pintu cafe, Rayhan menolehkan kepalanya ke arah pintu. Di lihatnya teman-temannya yang sedang cengengesan. Rayhan mendengus, mereka kesini pasti dapet bocoran dari Langit.
"Bang, sorry. Gue di siksa mereka tadi, di suruh ngasih tau lo ada dimana." ujar Langit dengan wajah memelas. Cowok itu memang yang mengetahui Rayhan akan pergi kemana selepas pulang sekolah, karena Langit sengaja membuka ponselnya dan terdapat chatnya dengan Freya.
Mereka duduk di meja yang sama, Galen lah yang sedari tadi hanya diam. Freya dan Adel pun kaget, dari mana mereka tau keberadaannya?
Axel dengan tampang polosnya mencomot kentang goreng milik Rayhan, tak memperdulikan tatapan cowok itu kepadanya. Rayhan mengembuskan napasnya "Ganggu lo pada, ngapain nyusul sih?"
Daniel menggaruk kepalanya "Itu anu si naan aduhh gue ngomong apaan sih!"
Nathan di sebelah cowok itu pun menggeplak tangan Daniel "Kalo ngomong yang bener, jangan ngadi-ngadi lo!"
"Eh ada Adel sama Freya. Adel, apakabar?" sapa Ojan kepada Adel.
"Sakit." jawab Adel singkat.
Rayhan menjitak kening Adel "Ucapan adalah doa, kalo beneran sakit nangis."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYHAN
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ❗ DON'T COPY MY STORY ❗ ‼️ CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA SENDIRI.‼️ ⚠️ WARNING ⚠️ (Cerita ini mengandung kata-kata kasar, banyak umpatan dan kejadian yang tidak patut ditiru!!) "Freya" panggil Rayhan Fre...