CAMPING 1

757 65 8
                                    

Sesampainya mereka di club tempat Nathan mabuk, mereka langsung saja masuk mencari Nathan. Disana Nathan sudah terlihat mabuk parah, sedari tadi meracau tidak jelas.

"Dasar bajingan bangsat, udah salah nyolot lagi." cerocos Nathan.

Gerald dan Rayhan yang membawa tubuh Nathan itu pun mendengus. Memang sedari tadi Nathan tak berhenti mengomel, mengumpat ataupun menyalahkan.

"Mobilnya jelek banget ah, nggak mau naik gue." ucap Nathan ketika hendak masuk ke dalam mobil Axel.

Axel yang hendak masuk ke dalam mobil pun mengurungkan niatnya, ia malah menghampiri Nathan kemudian menabok bokong cowok itu. "Enak aja, ini mobil baru ya." gerutunya.

Terpaksa mereka mendorong paksa Nathan untuk masuk ke dalam mobil. "Mabok masih aja ngeselin lo." tambah Daniel.

"Huekk bau banget nih orang, pasti nggak pernah mandi." ucap Nathan yang mencium baju Langit.

Langit menyingkirkan kepala Nathan yang hendak bersandar di dadanya. "Ya Allah bang, minggiran napa. Gue berasa di tempelin cabe cabean."

Mereka mengantar Nathan ke apartemen cowok itu, apartemen yang jarang di tempati. "Sandi pintu?" tanya Rayhan.

"I love you." jawab Nathan seraya mengedipkan sebelah matanya seraya tersenyum genit.

Nih anak, udah mabok nyusahin, ngeselin pula. Axel sedari tadi menahan untuk tidak menendang Nathan, ia masih mewanti wanti ketika setan dalam dirinya memberontak.

"Istighfar bang, banyak dosa gegayaan amat." rupanya Langit masih ada dendam, ia sedari tadi juga mengomel tidak jelas.

"Nggak ada yang waras." ucap Rayhan.

Gerald yang tau sandi apartemen Nathan pun langsung saja mengetikkan sandinya, setelah pintu terbuka langsung saja membawa Nathan masuk.

"Nggak dari tadi kek, nunggu darah tinggi dulu apa." gerutu Ojan.

Apartemen Nathan di dominasi oleh warna abu-abu dan putih. Ruangan dengan desain minimalis ini cukup rapi untuk ukuran cowok. Hanya ada ruang tengah, satu kamar tidur dan kamar mandi serta dapur. Di pojok ruangan sebelah barat terdapat rak dengan isi berbagai macam karakter Avangers.

Mereka membaringkan Nathan di kamar cowok itu. Melihat jam dinding ternyata sudah pukul 12 malam. Mereka memutuskan untuk duduk duduk lesehan di ruang tengah.

"Lang, gofood makanan dong." titah Axel kepada Langit.

Langit mendengus "Ya Tuhan bang, lo belum kenyang apa gimana sih?"

"Tadi kan gue belum sempet makan mie pesenan gue, eh si Rayhan udah ngasih aba-aba buat langsung samper si Nathan." jawabnya dengan kesal.

"Jam 12 masih ada yang jualan gak sih?" tanya Robert.

Ojan mengangguk-anggukkan kepalanya "Biasanya masih ada, beli di angkringan depan aja." jawabnya.

"Males jalan, titip aja gue."

Ojan mendengus "Yaudah gue sama Langit aja yang beli, lo semua nitip apa enggak?"

Mereka semua mengangguk, membuat Ojan kembali mendengus "Bilang aja tadi pada diem mau nitip, yaudah."

Rayhan memberikan uang 3 lembar berwarna merah kepada Ojan. "Kembaliannya buat lo, ada uang upah."

"Sipp." setelah itu Ojan dan Langit keluar.

"Tumbenan Nathan sampe mabuk berat gitu, padahal udah lama banget dia nggak mabuk." ucap Daniel.

Axel menganggukkan kepalanya "Gue rasa dia ada masalah, jangan paksa buat cerita."

RAYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang