Pertemuan dengan Raga

9.6K 46 1
                                    

Mala (16 tahun),siswi SMA swasta di kota bandung. malam minggu ini. Mala sudah janji untuk pergi hang-out bersama kedua temannya, Rasya dan Dewi. Walaupun cuma ke Mall tapi bagi anak muda seumuran mereka, malam minggu adalah malam yang panjang untuk mencari angin disela penatnya pelajaran. sekalian mencari hiburan, malam itu di Mall sedang ada Festival Band indie di kota Bandung, siapa tahu saja salah satu dari mereka mungkin mendapat pacar anak band.

Diantara kedua temannya, cara berpakaian Mala memang terlihat sangat berani, kalau Rasya dan Dewi memakai celana jeans panjang dengan kaos oblong biasa, malam itu Mala sengaja memakai celana hotpants 15cm diatas lutut dengan kaos oblong kecil sampai-sampai jika Mala mengangkat tangannya, bujal (pusar dalam bahasa indonesia) Mala akan ikut melihat dunia.

  " yakin Mal pake baju gitu?" tanya Dewi sambil terkikik menertawakan penampilan Mala malam itu.
  " yakin banget gue , emang kenapa ? kapan lagi gue bisa memamerkan tubuh indah gue kalo bukan sekarang? " jawab Mala sangat Percaya Diri. untuk Mala, penampilan adalah nomor satu, bahkan Mala tidak memikirkan kenyamanan untuk dirinya sendiri.
" yang penting keren kan Mal? dingin nomer kesekian. hahaha " suara tawa Rasya terbahak, disusul tawa Dewi dan Mala.
" tapi kalo pulangnya ujan gue pinjem rok sekolah lo ya wi ?" sambung Mala mulai merasa khawatir.

terdengar suara nyanyian band indie di panggung utama Mall sudah terdengar, bergegas mereka bertiga lari dan menghampiri panggung utama, sengaja mereka duduk di kursi paling depan tepat dibelakang kursi juri.
Ini sudah peserta kedua dari 3 peserta babak final.
  "Sepertinya band band ini ga akan terkenal gaes,ga ada yang ganteng" celetuk rasya
  "Ada" jawab dewi dan mala berbarengan.
  "Hah?kok jawabnya bareng ,yang mana?" Tanya rasya sambil menengok ke arah mala dan dewi yang masih asik melihat penampilan band yang kedua ini.
   "Gitaris" jawab Mala sambil terus menatap ke panggung tak berkedip.
   "Sejak kapan tipe cowo lo yang kaya gitu Mal?" Jawab rasya sambil memperhatikan gitaris dipanggung "sedikit manis sih,mal..tapi sipit. kalo elo wi?" Tanya rasya ke arah dewi.
   "...." dewi terpaku beberapa detik. Lalu kemudian ia menjawab, "bassis nya lumayan tau sya tuh,tinggi gagah gitu" jawab dewi sambil tersenyum.
   "Yaudah yoook ayooo" ajak rasya ke arah belakang panggung
   " ngapain?" Tanya dewi sedikit bingung
   "Kenapa diem disini kalo kita mau kenalan wi,ayok" ajak Mala yang sangat peka dengan maksud rasya.
Sambil berlari lari kecil ditariknya tangan dewi menuju belakang panggung dan bertemu bassis band yang baru turun dari panggung tadi. Rasya memang sedikit cuek diantara yang lain, jadi untuk dewi yang pemalu,rasya rela cuek untuk mengajak bassis berkenalan, sedangkan di sebelah kiri panggung terlihat ada gitaris yang sedang memasukan gitarnya ke tempatnya,tanpa fikir panjang Mala datang untuk menyapa gitaris.
  "Hai a.. " (aa dalam bahasa indonesia : panggilan untuk yang lebih tua laki-laki)
  "Oh hai, siapa ya?"
  "Aku Mala,salam kenal..tadi maennya keren a.." sapa Mala sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
  "Oh iya,aku Raga..salam kenal Mal" jawab raga dengan senyum khasnya. "Mala sama siapa kesini?" Tanya Raga sambil menarik resleting tempat gitarnya.
  "Sama temen tadi,tuh temennya" jawab Mala sambil menunjuk ke arah Rasya dan dewi.
  " oh haaaai..." sapa Raga dari jauh ke arah dewi dan rasya sambil melambaikan tangannya.
  "Suka nonton band indie sampai malem?" Tanya Raga sambil memperhatikan wajah Mala.
  "Engga sih,baru sekarang aja sekalian keluar malam minggu" jawab Mala tersipu malu.
  "Kalo gitu mau nonton kita manggung ga besok sore?" Tanya Raga dengan senyum khasnya lagi.
  "Boleh.." jawab Mala tanpa berfikir "besok aku kemana?" Tanya Mala lagi.
  "Besok aku jemput ke rumah aja,biar kita jalan bareng?" Tanya Raga dengan spontan, untuk Mala ini namanya kesempatan,kapan lagi Mala bisa dapat gebetan anak band kaya begini.
"Gimana jemputnya kalo rumah aku aja kamu gatau" sambil tertawa geli Mala menjawab obrolan Raga tadi.
"Loh,biar tau rumahmu malam ini aku anter pulang dulu dong" jawab Raga lagi sambil tersenyum. "Boleh kan?"sambungnya dengan nada ingin di bolehkan.
  "Boleh.."jawab Mala dengan wajah tersipu.
  "Tapi aku pakai motor"
  "Loh memangnya kenapa? Gpp dong" jawab Mala.
  "Yaudah yukk" ajak Raga sambil berjalan ke arah parkiran luar Mall. Sambil berjalan mereka melewati kursi kumpulan anak band nya bersama rasya dan dewi di belakang panggung.
  "Hai , kalian rumahnya dimana?" Tany Raga ke rasya dan dewi.
  "Dari sini tinggal naik angkutan sekali kok a sampe rumah" jawab rasya.
  "Wah lumayan jauh dong ya..Gi, Mar..anterin mereka berdua balik dulu kan?" Tanya Raga ke Agi dan Amar (bassis band dan vokalis band).
  "Oke oke" jawab Amar dengan gerakan tangan nya memberi jempol ke arah Raga.
  "Temennya yang satu ga ikut kita aja pake mobil?" Tanya Agi ke Mala.
  "Gpp a,aku ikut a raga naik motor aja lagian rumah ku deket kok" jawab Mala. "Makasih ya a udah mau anter rasya dan dewi pulang" sambung Mala sambil tersenyum dan melambaikan tangan ke rasya dan dewi.
  "Waaaah kesempatan lu mah gaaa.." celetuk amar sedikit nyindir.
Raga tidak menjawab malah melangkah maju terus sambil melambaikan tangannya seolah tak peduli sindiran Amar.
Langkah raga melambat menyeimbangi langkah Mala. Raga menggandeng tangan Mala tanpa izin, tangan Raga yang berkeringat membuat tangan Mala terasa hangat, ini pertama kalinya Mala berpegangan tangan dengan lelaki. Mala yang polos tapi berani, membalas genggangan tangan Raga, perjalanan malam itu ke parkiran adalah perjalanan diawal perkenalan Mala dan Raga.
  "Tanganmu dingin Mal" ucap Raga sesampainya di parkiran
  "Iya,cuacanya sendu mendung,seperti mau hujan" jawab mala dengan pipi memerah.
"Kapan kapan kalau keluar malam,pake celana panjang aja Mal" celetuk raga jahat membuat Mala tak enak.
"Aku gamau pegal,betisku sakit kalo pake celana jeans panjang" jawab Mala ketus.
" yaudah berarti besok pakai rok aja" jawab Raga sambil terkikik geli.
" jahat " jawab mala sambil naik ke motor vespa kuno milik Raga.
Sambil terus terkikik raga menjalankan motor vespa nya pelan-pelan ke arah rumah Mala. Malam itu,jalan begitu sepi apalagi ke arah menuju rumah Mala. Jangankan caffe tukang martabak pun malas mangkal di sekitaran rumah Mala saking sepinya.
Sesekali Raga melihat ke kaca spion untuk melihat wajah mala yang memerah karena kedinginan, sambil memegang paha Mala yang berada di samping paha Raga di motor vespa.
  "Kakimu ga kedinginan?"tanya raga sambil mengusap paha Mala.
"Eeuuuh.. dingin sih tp its okey" jawab mala dengan suara pelan bergetar, rasanya geli kedalam dada setelah tangan Raga menyentuh paha mulus Mala. Sambil mala bertanya-tanya apa yang akan Raga lakukan lagi setelah menyentuh pahanya, Raga pun memberhentikan motornya di gang masuk rumah Mala.
"Mal, aku anter sampe sini aja ya..besok aku telpon kamu kalau aku udah digang ya" kata Raga saat itu sambil memberikan handphonenya ke Mala. "Simpan nomormu" kata raga. Malapun mengetik nomor teleponnya di handphone raga dengan perasaan bergetar dan pipi kemerahan.
Pada malam itu, Mala sangat gugup dengan apa yang dilakukan raga padanya.
Raga pun pergi sambil melambaikan tangannya.

All About You Without Your WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang