Pagi ini Dewi menunduk sedih.
Kedatangannya di hotel Raga bahkan tidak disambut sedikitpun.
Setelah surat suratnya yang diabaikan begitu saja, sekarang justru kedatangannya pun tidak di ketahui raga.Dewi yang sekarang adalah wanita dewasa yang sejak kecil sudah ditinggal jauh oleh ibu dan ayahnya. cita-cita dewi sekarang adalah bisa hidup mandiri membahagiakan neneknya dan mendapatkan cinta raga.
Untuk dewi raga adalah sosok pria dewasa satu-satunya yang bisa dia andalkan.Dewi keluar kamar dan melangkah lesu, berjalan menuju lantai paling atas hotel untuk sarapan.
Jika siang ini dia tidak bertemu dengan Raga, maka perjalanannya menuju raga akan sia-sia.
Dewi mengambil sepotong sandwich dan segelas susu coklat, ia berjalan menuju tempat duduk di pinggiran kolam renang, sambil menatap beberapa anak bercengkrama di kolam renang.
"Sendiri aja mbak?" Tanya seorang pria dari samping kanan dewi.
"Eh iya mas.." kata dewi sambil tersenyum, tangannya repot memegang gelas susu dan piring kecil.
"Mbaknya yang kemarin nyari raga ya?" Kata pria tadi lagi.
"Iya, hari ini belum masuk raga nya?" Tanya dewi lagi antusias.
"Hari ini dia masuk kok mba.. kenalin aku bambang!" Kata pria tadi menyodorkan tangannya.
"Oh iya, aku dewi.." kata dewi menyambut tangan bambang. Mereka pun bersalaman.
"Pacarnya raga ya mba?" Tanya bambang dengan mata berbinar seperti penasaran, selama ini bambang tidak pernah di perlihatkan poto ataupun apapun soal mala, jadi wajar jika dia menyangka dewi adalah pacar raga. "Pantesan beberapa cewek di tolak raga, ternyata pacarnya raga manis juga ya" lanjut bambang.
"........." dewi hanya tersenyum tanpa menjawab.Dewi tahu wanita yang dimaksud bambang adalah Mala.
Melihat kesetiaan raga, dewi semakin yakin raga adalah lelaki yang tepat untuk dia dapatkan.
Kali ini dewi merasa ada teman. Tidak terlalu kesepian, ada senyum kembali di wajahnya setelah beberapa bulan ini ia memurungkan wajahnya.
"Aku tinggal ya mbak.. nanti kalau raga sudah datang saya suruh temuin mbak aja ya" kata bambang beranjak bangun dan pamit ke dewi.
"Oke mas.. thanks ya.." kata dewi dengan senyumnya.Dewi menyimpan gelas dan piringnya di meja, kini dewi berjalan menuju kolam renang, dewipun duduk di pinggiran kolam sambil memasukan kakinya ke kolam renang, pagi ini ia sarapan sebelum mandi, dewi masih memakai piyama tidur berwarna putih cream dan rambut hitamnya yang di ikat cepol diatas, ia memainkan air kolam dengan tangan kanan nya.
Sambil sesekali mengernyitkan matanya, dewi masih asik dengan air kolam yang terasa hangat. Matahari sudah terik, dewi pun berniat untuk kembali menuju kamarnya lagi.
Dewi berdiri menunggu pintu lift terbuka, sambil membenarkan ikat rambutnya dewi menunduk melihat ke arah kakinya yang masih basah.
"Dewi..." terdengar suara lelaki yang sudah sangat dewi rindukan.
"Aa.. " teriak dewi antusias, dewi merasa bahagia dengan apa yang dia lihat sekarang.
Raga pun menarik tangan dewi masuk ke lift yang didalamnya ada dirinya. Raga reflek karena kaget karena pintu lift akan segera menutup otomatis jika dewi tidak segera masuk.
"Eh sorry.. tadi takut keburu ketutup" kata raga sambil melepaskan tangannya dari tangan dewi.
"Gpp kok a.." jawab dewi sambil melihat ke tangan yang tadi raga pegang. Dewi pun tersenyum terlihat bahagia bisa bertemu dengan raga.
"Dari kapan disini?" Tanya raga sambil memalingkan wajahnya dari dewi.
"Dari kemaren a, sengaja nyari aa.. tapi kemaren aa ga masuk.. aku nepatin janji loh a." Jawab dewi sambil menunduk menandakan ia sedang ingin diakui.
"Iya.. dikamar mana?" Tanya raga lagi
"Nih.." kata dewi sambil memperlihatkan kartu kamarnya ke raga.
"Yaudah yukk.." kata raga sambil berjalan keluar lift mengarahkan dewi ke kamarnya.
Langkah raga sangat cepat dengan suara pantopelnya yang tegas *tak..tok..tak..tok*
"Sebelah sini bu kamarnya..silahkan!!" Kata raga sambil tersenyum
Dewi terkikik geli, ia baru melihat lelaki yang ia cintai berbicara sopan padanya.
Raga ikut tertawa dan mulai melangkah pergi meninggalkan dewi yang sudah masuk kamar.
"AA.." panggil dewi sedikit berteriak.
"Iya.. " jawab raga menghentikan langkahnya sambil tersenyum menengok ke arah dewi.
Dewi sedikit berlari ke arah raga dan menarik tangan raga ke kamarnya.
Raga ingin menolak tapi takut terdengar tamu lain jika terdengar ada keributan, setelah sampai dikamar dewi segera menutup pintu dan mendorong raga untuk duduk diatas kasur.
"Kenapa sih kamu jahat banget ke aku? Setelah apa yang kamu lakukan ke aku, kamu ninggalin aku gitu aja? " kata dewi dengan nada tinggi ke raga
"Aku ga ada maksud ninggalin kamu kok.." jawab raga santai
"Kamu kan udah bilang ga akan ninggalin aku..." kata dewi lagi kini dengan tangisan di wajahnya, "setelah beberapa bulan ini kamu ga ada kabar, aku yakin kamu bener bener ada niat untuk ninggalin aku kan?"kata dewi semakin histeris dengan tangisannya.
"Ngga gitu maksud aku.. ada yang harus aku pilih dong wi.. aku gabisa hidup dengan dua wanita" kata raga sambil memohon pada dewi, tekad raga sudah bulat dengan pilihannya bersama dengan mala.
"PILIH AKU, TINGGALIN MALA.." kata dewi dengan nada tinggi sambil terus menangis, dewi semakin histeris membuat raga tidak enak melihatnya. Bergegas raga memeluk dewi erat berniat untuk menenangkan dewi.
"Aku kangenn.." kata dewi sambil membuka satu persatu kancing kemeja raga.Tbc
Jangan lupa vote ya :'Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
All About You Without Your Wife
Teen Fiction(Konten dewasa) Pernikahan Mala hari ini adalah pernikahan palsu bagi Mala, pria yang ia nikahi adalah pacarnya tapi tidak ia cintai. Hubungan seksual dengan kekasihnya yang kini jadi suaminya pun tidak semenyenangkan dengan Raga. Siapakah Raga? Iku...