Titik Kesalahan

682 16 3
                                    

Mala menatap langit malam, meghirup berulang kali wangi kopi yang masih hangat di cangkir berwarna biru. Kegundahan dan kesedihan mala seketika hilang ketika ia sedang bersama raga.
Raga memang bukan lelaki tampan idaman semua wanita, hanya saja bagi mala.. sosok raga lah yang bisa mambuatnya bahagia dari dulu hingga kini.
"Ngelamun?" Kata raga dibalik pintu mengagetkan mala.
"Kaget akuu.." teriak mala hampir melempar cangkir.
"Mikirin apa?" Kata raga berjalan ke arah mala
"Mikirin gimana caranya aku bisa kabur sama kamu ninggalin dewi dan dera" kata mala dengan senyum liciknya seraya mengatakan hal yang tidak mungkin, raga ikut tersenyum. Keduanya sudah tau apa yang salah dari hubungan mereka, tapi sebisa mungkin mereka menutup mata dengan apa yang mereka lakukan.
"Udah mandinya sayang?" Tanya mala
"Udah, capek banget aku.." kata raga sambil duduk di kursi satunya.
"Alesan biar ga ronde ke dua?" Kata mala sambil sedikit tertawa meledek raga
"Haha gak gitu jugaaa.." jawab raga malu
"Aku beneran kangen loh.. masa masa sama kamu, ngobrolin hal hal yang konyol, jalan jalan muter kota pake vespa.. semua hal sama kamu aku beneran kangen.." ucap raga lirih
"Sejak dulu berulang kali difikirkan juga, sebetulnya memang cuma kamu yang bisa bikin hati aku tenang, hari hari aku ringan.. emang cuma kamu" lanjut raga sambil menundukan kepalanya.
"Gak tau fikiran dari mana aku bisa nikahin dewi dan ninggalin kamu sepenuhnya, yang jelas waktu itu aku cuma pengen lindungin kamu dari dewi.." lanjut raga lagi.
"Aa.. apapun yang kamu omongin ke aku sekarang gak ada gunanya loh.." kata mala tersenyum
"Aku dulu sampai gak bisa nerima kenyataan karena kamu ga milih aku, bukan karena aku kalah dari dewi.. tapi karena ekspektasi ku yang terlalu tinggi untuk bisa bersama kamu." Jawab mala sambil menatap ke arah raga.
Raga menatap mala dan bergegas melangkah menuju mala.
"Maaf.." ucap raga lirih sambil memeluk tubuh mala. "Maaf sayang.."
"Its okay.. yuk bobo, besok pagi anter aku pulang.." kata mala dipelukan raga













***

"Ay.." suara dera sedikit membangunkan mala yang baru saja terlelap
"Hm. Baru pulang?" Tanya mala sambil membuka sedikit matanya
"Sorry ya kemaren aku gak pulang, sibuk banget.." kata dera sambil melepas seluruh kancing kemejanya dan menggantungkannya di kastop.
"Iya ay.." jawab mala dengan nada bahagia.
Sejak tadi pagi ia sangat gelisah dengan segala macam pertanyaan dera untuk mala yang tidak pulang malam tadi, nyatanya memang dera juga tidak pulang.
"Syukurlaaah.." ucap mala lega.
"Kenapa?" Tanya dera heran
"Gak papa.. syukurlah kamu pulang malem ini, aku kangen.." jawab mala sambil duduk di tepi ranjang.
"Udah makan ay?" Tanya dera sambil membuka celana nya dan menggantinya dengan bokser.
"Belum, tapi aku gak masak.." kata mala masih berbaring dikasurnya
"Mau makan di luar?" Kata dera sambil menyisir rambutnya didepan meja rias.
"Mau" jawab mala yakin.
"Yuk" jawab dera singkat sambil mengambil dan mengenakan kaos hitam kesukaannya.
"Aku ganti baju dulu" kata mala sambil berdiri dengan muka bantalnya.
Dera menatap seksama setelan yang dikenakan mala malam itu, celana pendek bermotif bunga dengan kaos oblong berwarna hitam.
"Pake itu aja ay.." jawab dera sambil tersenyum ke arah mala.
Mala pun mengangguk seraya setuju.
"Memang kita mau makan apa?" Tanya mala penasaran sambil berjalan ke arah wastafel kamar mandi dan membasuh wajahnya.
"Sate.." kata dera sambil terus tersenyum matanya mengikuti gerakan mala.
Mala mengernyitkan dahinya, ia bingung dengan kelakuan dera malam ini. Akhir-akhir ini dera memang jarang pulang dan sangat cuek pada mala, makanya mala pasti aneh dengan kelakuan dera malam ini.
"Yukk.." ajak mala yang sudah selesai menggunakan lipstik warna nude di bibirnya.
Dera dan mala berjalan berdampingan.
Tangan dera merangkul bahu mala dengan mesra.
"Tumbeeeen.." teriak mala sambil tertawa geli
"Aku merasa bersalah ajaa.." kata dera menjawab masih dengan senyumnya yang khas, terlihat gigi gingsulnya yang muncul di sela sela bibirnya yang merah.
"Kamu kalo senyum ganteng ay.." kata mala menatap dera membuat pipi dera memerah.
"Kamu baru tau kalo suami mu ganteng?" Jawab dera sambil mengacak-acak rambut mala.
"Tauuuu kok, tapi sibuk.. aku jarang dibelai.." jawab mala sambil memonyongkan bibirnya, wajahnya terlihat mulai kesal mengingat lagi betapa jahatnya dera membiarkannya pindah rumah sendiri.
"Tuhkaaan manyun lagi.. setelah grand opening outlet baru, udah gak sibuk kok.. bener deh janji.." kata dera sambil menggenggam tangan mala.
"Janji seorang pemabuk.." ucap mala masih dengan bibirnya yang maju
"Hahahahaha.." dera tertawa lepas, mala juga.

Ini adalah kebahagiaan yang mala inginkan di rumah tangganya.
Selain menantikan kehadiran buah hati, mala juga menantikan kehangatan disetiap obrolan antara dia dan dera.
Semoga kedepannya, dera akan terus seperti ini, hingga tidak adalagi waktu untuk menyesali pernikahan ini, dan tidak adalagi waktu untuk menginginkan raga menggantikan dera di hatinya. Begitu doa mala, dihatinya malam ini.
Meski butuh waktu yang lama untuk melupakan raga, setidaknya mala sudah tahu dimana titik kesalahan yang ia lakukan beberapa bulan ini.
Kesalahan yang bisa membuatnya bahagia sesaat.


'Sebetulnya untuk saat ini kebersamaan raga dan aku masih berada di fase yang sangat mulus, keduanya masih bisa menahan ego nya untuk terus bersama.
Ke depannya, siapa yang akan tahu.
Dengan seiring waktu yang berjalan raga mungkin akan membuat keputusan yang lebih gila lagi' fikir mala dalam hatinya. Sambil menatap dera memakan satu persatu sate ayam didepannya.
"Abis ini mau beli seblak" kata mala berbicara random.
"Oke" kata dera masih penuh mulutnya.
"Terus aku mau mampir ke alfamart beli yogurt" kata mala lagi
"Oke" jawab dera lagi
"Oke oke terussss.." jawab mala sambil memakan sate nya diikuti dengan lontong.
"Hahaha terus apa?" Jawab dera sambil tertawa seolah bahagia.
"Auk ah.." kata mala memalingkan wajahnya.















Tbc
Jangan lupa vote ya..


All About You Without Your WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang