SENTUHAN RAGA

3.4K 16 0
                                    

Hari kelulusan yang di nantikan sudah tiba.
Berbulan bulan Mala menghindar dari dewi dan rasya. Kini tak ada lagi alasan bagi Mala untuk menghindari sahabatnya, walaupun hati mala masih sedikit panas melihat kemesraan sahabatnya dengan kekasihnya.

"Wiii.. syaa.. maafin gue yaaa selama ini lama gak ngabarin" kata mala sambil menunduk merasa salah.
"Iya gpp lagiii Maaaal.." kata dewi sambil memeluk erat ke Mala, sontak ini membuat Mala risih dan gerah, bagaimana tidak mala sudah tau persis apa yang dewi pernah lakukan dengan raga bukan hanya bergandengan tangan, mala pun lengkap melihat leher dewi yang merah waktu itu.
"Lu gendutan wi , gue pengaaaaap " kata Mala sambil melepaskan pelukan dewi
"Terus terus, abis ini kalian kalian mau pada lanjut kemana nih?" Kata rasya sambil menggandeng tangan keduanya.
"Gue mau liburan dulu laaah ke kampung nyokap" kata Mala sambil tersenyum, udah dapet hotel yang keren juga pinggir pantai.
"Wah kereeeen" kata dewi
"Begooo ih maneh mal,maksud gue mau pada lanjut kuliah kemana ?" Kata rasya sedikit emosi
"Oh hahahahahaa" ucap mala sambil tertawa geli
"Mau lanjut kuliah setelah setaun cuti ,pengen banget ngerasain jadi pengangguran dulu" kata Mala percaya diri "lo gimana?" Lanjut Mala.
"Mau kuliah jadi bidan gue" kata rasya sambil sedikit menahan malu
"Seriusssss?" Kata mala kaget
"Bener ihhhh.." kata rasya meyakinkan. "Ni udah keterima ih"
"Bagus dong syaaa bidanku sayang..tar kalo gue gugurin kandungan ke elo aja ya " kata mala mengejek rasya
"Kurang ajar bener lu" kata rasya sambil memukul tangan mala
"Lu gimana wi?" Tanya Mala
"Gue mau ke tangerang mal,ada sodara disana mau masukin gue ke kantornya katanya.." kata dewi dengan berani.
Dewi sampai hari ini belum tahu bahwa dia pernah kepergok mala bersama raga, fikir dewi dengan menyebut akan pergi ke tangerang adalah hal yang biasa saja untuk di dengar oleh mala.
Setelah mendengar perkataan dewi, mala kini mulai panik dan berusaha menelpon raga.
"Wah bagus dong wiii.. selamat ya!" Jawab mala dengan ketus "oh ya gue musti naek travel sekarang nih, gue balik duluan ya" kata mala pamit.
"Oke mal have fun yaaa.. jangan lupain kita tetep calling" teriak dewi sambil melambaikan tangannya.

Mala masih lanjut berjalan ke depan tanpa menoleh, tangannya diangkat ke atas seolah melambai kini air matanya mulai terjatuh.
Mala benar benar shock mendengar rencana dewi yang seolah menusuk jantung Mala.
Mala masih mencoba menghubungi Raga, berkali kali ia telepon dan akhirnya diangkat.

"Halo sayangkuuuu.." jawab raga dengan suara khasnya.
"Kamu masih berhubungan sama dewi?" Tanya Mala dengan suara lantang
"Apa sih kok nanya gini ,engga sayang.." jawab raga masih kalem
"Jangan sayang sayang deh.. malaes gue dengernya.. heh denger ya brengsek!! Kalo sampr gue denger, lo berhubungan sama dewi lagi.. gue putusin beneran loh.." kata mala dengan nada mengancam.
"Apaan sih kasar gitu ngomongnya.. aku berani sumpah kok engga ih.." jawab raga membela diri, memang betul apa yang dikatakan raga, kini hati raga sudah sangat yakin bahwa kedepannya ia akan menikah dengan Mala kekasih hatinya satu-satunya. "Jadi ke mamah yang?" Tanya raga
"Jadi.." jawab mala singkat.
"Yaudah hati-hati.." jawab raga sambil menutup teleponnya.
"Gitu doang... langsung di tutup ngeselin banget sih..pacarnya lagi pundung bukannya di sayang sayang atau apa kek kurang ngajar banget" gerutu mala menemani suara langkahnya yang cepat seperti lari , mala tidak mau ia ketinggalan travel.

Selama perjalanan mala sengaja tidak membuka ponselnya, kata perpisahan sebelum raga menutul telepon membuat mala emosi.
Ditambah perkataan dewi tadi membuat mala semakin emosi, kepala mala sangat panas, seperti bom yang akan meledak.
Sesampainya di hotel, mala mengambil kunci kamar dan duduk sebentar di lobby sambil menunggu ponselnya connect dengan wifi hotel.
Sambil tersenyum mala mengunggah foto nya ke instastory seperti ia sedang ingin memamerkan pada orang lain bahwa dia sedang liburan, foto itu memperlihatkan setengah kakinya, setengah kopernya dan full kunci tempel kamarnya lengkap dengan nomor kamarnya. Setelah itu ia langsung menaiki lift untuk menuju kamarnya di lantai 3.

"Waaaah kereeeeen.." kata mala sambil menutup pintu kamar dan merebahkan badannya di kasur ukuran king di kamarnya itu.
"Kalau pesen tukang pijet lebih enak nih.." kata mala sambil menekan tombol ext ke bagian spa.
"Halo.. dari 305 pesen tukang pijet dong.." kata mala
"Boleh bu.. atas nama ibu mala ya bu.." jawab pegawai spa "tapi kita full sampai jam10 malam ya bu.. paling jam 10.30 nanti datengnya.."
"Boleh, pintu kamarku ga aku kunci ya.. langsung masuk aja" kata mala sambil menutup telponnya.
Mala mambuka ponselnya,tidak ada satupun pesan dari raga, membuat mala benar benar emosi malam itu. Sesekali ia melihat jam, baru jam 20.00 masih lama tukang pijatnya datang. Mala pun menuju kamar mandi membuka satu persatu bajunya hingga tak tersisa satu helaipun, ia pun merebahkan tubuhnya yang lelah di bathub dengan penuh sabun aroma mawar.
Mala meraba seluruh badannya, ketika mandi begini.. mala selalu teringat kejadian beberapa bulan lalu di rumah raga. Iapun meremas payudaranya.
"Kangen banget raga gue.." kata mala sambil memegang kemaluannya. Mala kini merasa horny.
Merasa tidak beres mala menghentikan lamunannya.
Sambil melihat ke arah jam, mala pun keluar dari bathub dan menggunakan handuk kimono pink nya yang sengaja ia bawa. Sambil mengeringkan rambut nya mala pun berbaring dikasur sambil menggunakan headset nya dan tertidur.

"Permisiii.." suara seorang laki laki terdengar samar memasuki kamar mala.
"Permisi teeeh.." kata orang tadi membangunkan mala yang sedang tertidur
"Oh iya kang, mulai aja " kata mala sambil duduk dan membuka kimono nya, kini mala tak mengenakan sehelai baju pun.
Pria tadi duduk tanpa bicara di belakang mala sambil mulai memijit bahu belakang mala. Mala sedikit aneh dengan cara memijitnya yang seperti bukan tukang pijit,bahkan pria ini juga tidak membawa minyak sama sekali ke kamar mala.
"Aku ada lotion kok kang di lemari.. aku tengkurep aja ya kang.." kata mala sambil meluruskan kakinya. Lagi-lagi tidak ada jawaban dari pria tadi.
Pria tadipun melangkah menuju ke lemari mengambil lotion yang di tunjukan mala.
Pria tadi langsung menuangkan lotion pada punggung mala dan memijatnya dengan kedua tangannya. Mala masih asik mendengarkan musik tanpa melihat siapa pria yang sedang memijitnya.
"Wah lumayan enak pijatannya kang.." kata mala sambil masih mendengarkan musik, kini tangan pemijit menuju ke arah bokong mala yang mulus dan putih, di remasnya bokong mala dengan penuh tenaga, lanjut ke paha kini ia bukan memijat paha mala, dia sekarang sedang meraba pelan paha mala hingga ke selangkangannya, pemijit tadi sengaja melebarkan kaki mala hingga nampak kemaluan mala dengan penuh bulu halus,sesekali ia sengaja mengenakan jarinya ke lubang mala. Mala yang merasa enak dengan pijatan dan rabaan lembut pemijit itupun sama sekali tak menolak.
Terdengar samar suara pria itu membuka celana jeans dan bajunya, mala semakin berdebar tapi tak ada tenaga untuk bangun dari tidurnya, sekarang pria itu sudah ada di atas bokong mala menaiki badan mala sambil meremas payudara mala dan memainkan putingnya dari belakang.
"Hmmmmmpppp ahhhh.." desah mala tak tertahan Lagi, tidak ada waktu untuk menolak mala yang sudah lama tidak di belai malah semakin asyik dengan permainan pemijat itu.
Kini pemijat itu sudah menunggingkan pantat mala dan sudah menusukkan juniornya yang sejak tadi tegang ke milik Mala dengan sekali hentakan.
Mala yang kaget pun teriak kesakitan.
"Aaaaaah.... sakitttt.." teriak mala sambil masih menikmati permainan pemijat.
"Enak yang?" Kata pemijat sontak membuat mala kaget.
"Kok aaaaahhhh suara kamu aaahhhh kaya pacar aku euuhhh ahhhhh?"kata mala sambil terengah engah mengatur tempo goyangan pemijat tadi.
Pemijat tadi pun melepaskan juniornya dan membalikan tubuh mala hingga kini mereka berdua saling bertatapan.
Mala pun kaget dan sontak langsung mencium bibir pemijat tadi.
"Kok bisa aa ada disini jadi tukang pijit ?" Kata mala sambil terus menciumi pipi raga.
"Aku sengaja dateng mau bikin kamu kaget, tapi pas aku dateng kamu malah sengaja buka kimono makanya aku langsung hajar aja" kata raga sambil tertawa lepas "kamu harus di hukum!!!! "Sambung raga sambil mencubit payudara mala
"Kenapa?" Kata mala polos
"Bisa bisanya kamu ga pake baju dan diem aja di perkosa tukang pijat?" Kata raga ngambek
"Maaf ihh.. soalnya aku ga kuat sange.. sentuhan kamu selalu bikin aku nafsu" kata mala dengan nada manja nya
Tanpa banyak bicara raga langsung menusukan juniornya lagi dari depan dan langsung menggenjot naik turun dengan cepat.
Malam ini adalah malam yang panjang mala dengan raga.
Mala pun merasakan klimaks berkali kali sejak tadi sampai raga ambruk melepaskan calon anaknya di atas perut mala.
"Mau lagi?" Kata mala menantang.

"Mauuuu " kata raga sambil mencium bibir mala

"Ahhhhhh..."




























Tbc
Jangan lupa follow, vote dan tinggalkan komen

All About You Without Your WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang