RAGA

1.6K 11 0
                                    

Raga terbangun.
Terlihat disampingnya Mala sedang tertidur pulas, rambut ikalnya yang terurai menutupi setengah wajahnya yang terlihat begitu lelah.
Mala tertidur dikamar raga masih mengenakan rok sekolahnya yang pendek lengkap dengan kaos kaki putihnya. Raga tersenyum menatap Mala, diambilnya selimut tipis bergambar captain america untuk menutupi kaki Mala. Sesekali Raga merapikan rambut Mala agar tidak menutupi wajah cantiknya, tapi Mala tidak terbangun sedikitpun.
Waktu menunjukan pukul 23.30 sudah sangat larut untuk membangunkan Mala dan mengantarnya pulang, lagi pula Mala juga sudah tertidur lelap. Raga berjalan keluar kamar, terlihat lampu-lampu ruang tv dan ruang tamu masih menyala sejak tadi, raga melihat ke arah parkiran ternyata memang nini dan aki belum pulang.
"Harus bilang apa ke papa Mala kalau begini"  gerutu Raga bingung.

Raga adalah anak ke dua dari empat bersaudara.
Kakaknya sudah menikah dan tinggal di luar kota bersama suaminya, Raga sendiri masih kuliah tapi sudah sesekali bekerja serabutan untuk membantu biaya sekolah adik-adiknya,
Raga adalah anak lelaki paling besar yang sejak kecil sudah diajarkan bertanggung jawab atas hal apapun oleh Aki.
Apalagi dengan apa yang sudah ia lakukan pada Dewi dan Mala.
Raga mengambil ponselnya, dibukanya laman perncarian google, ia pun mencari.. 'cara berpoligami..'
sambil membaca pelan cara yang dihasilkan oleh google Raga pun mengangguk-anggukan kepalanya sambil berfikir..
"gimana mau poligami kalo punya duit aja gue engga.." ucapnnya pelan sambil dia menggaruk kepalanya.
Malam itu Raga seolah stres, tak mungkin ia dapat tertidur lagi.
"ohhh.. apa gue ambil aja kerjaan yang di tawarin Pak Ferdy?" ucap Raga lagi. "wah ide bagus.. seengganya kalau gue jauh dari Mala dan Dewi, gue bisa menjauh juga dari rasa bersalah ini.." ucap Raga semakin pelan.
Pak Ferdy adalah salah satu dosen di kampus Raga yang juga mempunyai beberapa hotel besar di Jakarta, beberapa minggu lalu Pak Ferdy sempat menawarkan Raga untuk bisa bekerja di salah satu hotelnya yang baru dibuka di Tangerang.
Walaupun Pak Ferdy tau bahwa kuliah Raga belum selesai, tapi Pak Ferdy lebih tau kalau Raga sedang tidak punya uang untuk melanjutkan kuliahnya.
Setelah Raga tenang, Ragapun melanjutkan tidurnya di sofa ruang tv.
.
.
.
.
.
.
.
Suara jam beker kamar Raga berbunyi, Mala pun bergegas bangun dan mematikan jam beker dengan suara keras itu.
"sudah jam 06.00 ternyata.." kata Mala sambil berjalan mencari Raga, padahal ia masih ingat betul sebelum tidur ia melihat raga ada di sebelahnya.
"AA ? " panggil Mala sambil membuka pintu kamar mandi, tapi tidak ada juga.
"AA ?" panggilnya lagi sambil berjalan keluar menuju ruang TV, terlihat Raga masih tertidur pulas di Sofa.
"bisa-bisanya pindah kesini.. padahal didalem aku ga ngapa-ngapain.." gerutu mala sambil menatap wajah raga yang sedang tertidur pulas dengan suara ngoroknya yang terdengar jelas.
Mala pun berjalan lagi menuju gajebo dapur barangkali ada handuk yang bisa di pakai fikirnya dan ternyata ada, diambilnya handuk berwarna biru dengan motif captain america.
"Ini pasti punya Raga" kata Mala sambil tersenyum geli, mala juga tak habis fikir lelaki sebrengsek Raga bisa-bisanya suka captain america.
Malapun mandi dan pergi ke sekolah menggunakan ojek online.
dalam bayangan Mala sebelum ia berangkat sekolah, dia sudah menyiapkan sarapan untuk kekasihnya, tapi apalah daya ini adalah kehidupan nyata bukan kehidupan sinetron yang penuh dengan cinta dan keajaiban.
"untuk tidak berangkat telat saja sudah untung" kata Mala sambil tertawa.



"aa.. bangun heyy.." suara nini terdengar nyaring membangunkan Raga yang masih tertidur di sofa.
"kok bisa tidur disini?" kata nini lagi sambil masih mencoba membangunkan Raga.
Raga pun terbangun, ia terkaget bagaimana bisa nini sudah ada dirumah sedangkan dia tidak bilang bahwa mala menginap dirumah.
"nini kapan dateng?" jawab raga kaget
"barusan banget.." jawab nini singkat. "kunaon?" tanya nini lagi, sebelum menjawab pertanyaan nini Raga bergegas berlari ke kamar, dilihatnya Mala sudah tidak ada dikasur. Raga pun membuang nafas tertanda lega. "syukur deh.." katanya
"syukur naon ih aa teh.." kata nini kebingungan.
"gpp ni.. aa mandi dulu ya mau ke kampus" jawab Raga sambil tersenyum.
Pagi itu Raga tampak yakin dengan apa yang akan ia putuskan, selain untuk kebaikannya ia pun memikirkan kebaikan dewi dan mala.
"dengan begitu kan dewi dan mala bisa sekolah dengan tenang.." fikir Raga dalam hati

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
tbc
jangan lupa vote dan kasih tau teman yang lain :)

All About You Without Your WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang