penyesalan?

686 22 0
                                    

"God.. please.. sorry.." tangis mala lirih. "Bukan ini yang aku mau.. please.. aku harap ini cuma mimpi.."
Tangis mala semakin terdengar.
Seluruh badannya gemetar, apapun yang ia lakukan kini tak bisa merubah lagi kenyataan bahwa hubungannya dengan dewi tidak akan berjalan baik kedepannya.
Mala melangkah menuju kamar mandi, membersihkan diri dan berjalan kembali menuju hotel, tak lupa ia membungkus bubur untuk dera.
Bagaimanapun sikap dera nanti kepada mala, kali ini mala harus menyelesaikan semuanya.






**
Sementara dewi dan raga masih terdiam saling tatap, beberapa kali dewi mengusap air matanya yang terus terusan jatuh.
Hatinya sakit, terlebih dengan keadaannya saat ini.
"Dengan gini lo puas ga?" Tanya dewi membuat raga kebingungan.
"Puas gimana sih? Udah dong.. aku kan udah minta maaf mah.." jawab raga mulai lelah.
"Puas lo nyakitin gue dan bayi yang ada di perut gue? Mau apa lo sekarang?" Teriak dewi sambil meremas kerah baju raga.
"Wi.. ga gini juga caranya dong.. hargain aku sekali aja sebagai suami..!!" Bentak raga reflek.
"Aaaaaaaaaaaaaa.." teriak dewi keras, tangisnya pecah. "Sejak kapan lo berhubungan lagi sama cewek jalang itu?" Tanya dewi sambil terus menangis keras.
"Udah udah stop.. kalo gini terus, kamu bakal terus terusan bahas ini.. aku pusing" jawab raga mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Jawab..!!!!" Teriak dewi lagi.
"Aku bakal jelasin setelah kamu tenang wi.." jawab raga terdengar lebih tenang.
"Sekarang kita pulang..!!" Ajak dewi sambil merapikan seluruh barangnya ke dalam tas.
"Kita harus dewasa dong wi, apa kata dera kalo kita pulang duluan gini?" Tanya raga sambil mencoba menghentikan gerakan dewi yang sibuk membereskan barang-barangnya.
"Oh.. lo mau gue bilang juga ke dera, kalau istrinya selingkuh sama suami gue?" Tanya dewi dengan mata melotot, seakan mengancam tajam pada raga.
"Ngga gitu wi.. sorry banget wi.. please.." jawab raga sambil berusaha memeluk dewi, sementara dewi semakin menangis menjadi ketika tubuhnya di dekap erat oleh raga.
"Yuk pulang yuk okey.. tapi jangan libatkan dera dalam masalah ini.. aku janji gak akan pernah tinggalin kamu.. aku tetep sama kamu kok wi.." bisik raga sambil masih memeluk tubuh dewi.
Tangis dewi terhenti, ia mengangguk lemah.
"Janji juga buat gak berhubungan sama jalang itu?" Katanya.
"Iya mah.. sorry.. " jawaban raga sangat meyakinkan, setidaknya hanya untuk membuat dewi tenang.
Raga sendiri masih dilema dengan pilihan hatinya. Bukan soal tak ingin bersama mala selamanya, tapi apa kata aki dan nini jika pernikahannya berakhir bahkan sebelum 10 tahun berjalan, padahal di keluarganya pernikahan adalah sesuatu yang sakral bahkan tidak ada riwayat keluarganya yang bercerai setelah menikah. Kecuali, salah satu diantaranya meninggalkan dunia.
Kadang fikiran raga melayang-layang tinggi, apa dia harus membuat dewi mati dulu? Agar dia bisa bersama dengan dewi lagi? Hal yang tidak mungkin, tapi sangat raga harapkan.
"Yuk pulang.." kata dewi sambil menggenggam tangan raga dan berjalan keluar hotel menuju mobil.





***

"Ay.." panggil dera sambil menatap pintu kamar yang terbuka perlahan, mala berjalan ragu menuju dera yang masih sibuk dengan laptopnya, barusan banget mala melihat mobil raga keluar meninggalkan hotel setelah terlihat keduanya check out (mengantarkan kunci kamarnya ke resepsionis).
"Tadi dewi sama raga kesini dulu gak?" Tanya mala sambil mengatur nafas ketakutan.
"Ngga ay.. kenapa? Kamu beli apa?" Tanya dera.
"Syukurlah.." ucap mala lega.
"Syukur apa?"
"Eh ini, syukur masih kebagian bubur.." jawab mala sambil memberikan kantong berisi satu kotak bubur.
"Thankyou ayang.." kata dera sambil membuka kotak bubur "tadi kenapa dewi sama raga?" Tanya dera lagi penasaran.
"Tadi dewi pamit pulang duluan ay.." kata mala ragu. "Hmmmm.. minta maaf juga soalnya ada keperluan mendadak katanya.." kata mala lagi berusaha berbohong menutupi semuanya pada dera.
"Loh? Kita pulangnya gimana?" Tanya dera sambil memasukan sendok berisi bubur lengkap dengan kerupuknya.
"Ada bus kok kayanya.. aku tadi ga berani ikut pulang soalnya mereka keliatan buru buru ay.." jawab mala sambil menghela nafas
"Okey ay.. santai aja kita pulangnya ya.. pokonya kita liburan dulu ya.." jawab dera menenangkan perasaan mala, senyum dera masih sama seperti tadi pagi.
Mala membalas senyum dera, mala melangkah maju menuju sisi dera yang masih asik dengan buburnya.
"Mmuaaah..mmuah..mmuah..." mala mencium pipi dera berkali kali, rasanya apapun yang bisa dilakukan mala akan mala lakukan untuk meminta maaf pada dera soal kejadian tadi, walaupun hari ini dera belum tau, tapi lambat laun dera pasti akan tau.
Jantung mala berdebar kencang, tak ingin lagi mala ketauan seperti tadi.
' Apakah ini penyesalan? ' tanya mala didalam hatinya.





















Tbc
Ikuti terus kisahnya ya temen temen..
Miss youuu


All About You Without Your WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang