Cerita cerita mereka

1K 19 0
                                    

Cerita ini mengandung konten dewasa bagi anak dibawah 17 tahun plisss jangan mendekat ya..
Untuk para readers yang sedang berpuasa, cerita ini tidak untuk dibaca disiang hari ya 🥰





"Dera itu anak tunggal, anak kesayangan keluarganya.. aku ketemu dia di Mall, dia kerja di toko buku, dia juga tidak terlahir dari keluarga berada kaya kamu, rumah orang tuanya di pinggiran kota yang masih belum selesai di cat. Tapi setelah aku ketemu dia, rasanya semua keluh kesahku tentang kamu dan semua yang aku rasakan bisa aku ceritakan dengan mudah ke dia.." jelas mala ke raga.
"Heem terus?" Tanya raga lagi merasa belum jelas dengan apa yang mala katakan
"Semenjak kamu ngilang tanpa kabar, tadinya aku ada niatan buat nyusulin kamu kesini.." kata mala lagi.
"Hm?" Respon raga kaget
"Tapi aku batalin, setelah ketemu rasya.." kata mala sambil tersenyum "untung aku ketemu rasya di waktu yang tepat" lanjutnya
"Emang rasya cerita apa?" Tanya raga penasaran
"Ya, rasya cerita semuanya.. cerita tentang dewi yang suka duluan ke kamu, dewi nyamperin kamu ke sini dan kamu lebih milih dewi daripada aku, beserta berita pernikahan kalian" jawab mala dengan mata berkaca-kaca. "Setelah itu, badan aku seperti dibanting dari udara ke lautan terdalam.. sakiiiit banget.. aku gini-gini punya perasaan loh a.." kata mala dengan ekspresi masih emosi pada raga
"Jangankan kamu mal.. aku sendiri merasa benci banget ama diri aku sendiri.." jawab raga dengan mata berkaca kaca juga.
"Kenapa? Kamu kan nikah sama dewi sadar dong..gak mungkin pas lagi mabok kan?" Jawab mala semakin kesal
"Denger dulu dong.." jawab raga serius "mal.. kamu inget gak permainan kita di hotel waktu itu?" Tanya raga sambil membantu mala mengingatkan.
"Yang dikampung Mama? Kenapa?" Tanya mala penasaran
"Terakhir kali, aku video in tubuh kamu, tubuh kita" jawab raga terbata
"HAH?GILA LO GA.. JANGAN-JANGAN HARI INI LO REKAM JUGA?" Kata mala melepaskan pelikan raga dan berlari menuju sudut sudut kamar mencari letak kamera yang mungkin saja raga simpan.
"Engga engga.." jawab raga sambil mengejar dan memeluk mala. "Ngga gitu sekarang mala.. kenapa sih suka emosian mulu.. gemes deh ah!!" Kata raga sambil mencium lembut bibir mala.
Mala berusaha menolak dan menjauh dari raga, berjalan menuju kamar mandi untuk mengambik handuk dan melingkarkan handuknya ditubuhnya yang sejak tadi tidak mengenakan pakaian sehelaipun.

"Terus setelah di rekam? Rekamannya dijual buat modal nikah sama dewi?" Prasangka buruk mala pada raga
"Engga gitu malaaaaa.." jelas raga meyakinkan "setelah aku balik abis ketemu kamu, ternyata dewi udah ada disini nyamperin aku, terus dia liat handphone ku dan liat video kita" jelas raga dengan wajah seriusnya
"Terus.." jawab mala dengan wajah juteknya
"Dewi udah copy video itu ke HPnya dan ancem aku buat nyebarin video itu kalau aku ga mutusin kamu.." kata raga sambil berjalan mendekati mala yang sedang duduk di sofa.
"Hmmmmmm" kata mala sambil menunduk dan mulai meneteskan airmatanya lagi.
Raga semakin mendekati wajah mala dan mengusap airmata di pipi mala.
"Maafin aku.." kata raga dengan mata berkaca kaca, mala menatap mata raga, terlihat tatapan tulus dari raga yang bisa dikenali oleh mala
Air mata Mala semakin membanjiri pipinya, mala masih tidak habis fikir dengan bagaimana bisa raga yang dia tau sangat mencintainya, hari ini adalah suami orang lain.
"Aku minta maaf.." ucap raga lagi sambil memeluk mala erat, mala membalas pelukan raga.

"Aku malem ini harus pulang loh.." kata mala sambil melepas pelukannya
"Ngga boleh.." jawab raga dengan nada kesal
"Loh.. kenapa?" Tanya Mala
"Aku masih kangen.." jawab raga singkat
"Kangen sama sange beda tipis loh.." kata mala sambil tertawa melihat junior raga mulai membesar lagi.
"Aku masih kangen ih seriusssss.." jawab raga sambil mendekat dan sedikit mendorong mala hingga tertidur di sofa yang ia duduki sejak tadi, raga melepas ikatan handuk yang melingkar ditubuh mala, terlihat payudara mala yang menjuntai seakan melambai ke arah raga yang sejak tadi sedang ON, dengan sigap raga memegang lambaian payudara mala dengan kedua tangannya dan memainkan nipple milik mala.
Mala mulai pasrah dan melebarkan kakinya.
Bibir mala menyambut bibir raga yang sejak tadi sudah mendekat ke arah bibirnya, merekapun berciuman panas seakan tak bisa menahan nafsu nya. Raga pun mengarahkan juniornya yang sejak tadi sudah menegang ke lubang milik mala.
Kali ini raga sengaja memegang dulu lubangnya dengan tangannya, teraba sudah basah oleh cairan milik mala, tertanda lubang mala sudah siap dimasuki.
"Ahhhhh.... awwwww..." desahan mala pelan membuat raga semakin bersemangat.
"Ahhhhh kamu kok sempit banget..." kata raga sambil kesusahan memasukan setengah lagi juniornya. Malapun sedikit mengangkat pantatnya seraya memberi jalan lebih lebar untuk raga memasukan juniornya.
"Aaaaaahhhhh... ah... ahh....masuk yang masuk" desah raga membuat libido mala semakin terangsang. Raga menaik turunkan juniornya di dalam lubang mala sehingga membuat mala keenakan.
"Ahhhhh... aw.... ahhhhh..." desah mala sambil merasakan pencapaian klimaksnya. "Aku keluarrrrr keluaarrrr squirt" kata mala menutup matanya malu.
"Its okey honey.. you are the best.." jawab raga sambil terus menggenjot pantatnya membuat mala merengek kewalahan.
"Ahhhhh..ahhhh.. ahhhhh" suara desahan mala mulai melemah dan raga tau kini mala sudah mencapai klimaks, raga melepaskan juniornya dan tersenyum seakan bangga. Ia berjalan ke arah meja nakas disebelah kasur mengambil sebatang rokok dan menyalakan rokonya.
Ia menghisap rokonya hati hati dan mengeluarkan asapnya jauh dari mala.
Mala kini sudah berdiri dan memeluk raga dari belakang "lepaskan rokoknya, kita belum selesai" kata mala sambil membalikan tubuh raga.
Raga menyimpan rokonya di asbak diatas meja nakas tadi. Kini mala sudah berjongkok dibawah raga sambil mengulum batang raga yang panjang dan besar, dengan sangat lihai mala memasukan seluruh batang junior raga kedalam mulutnya dan menjilati tanpa jijik, semenjak menikah dengan dewi raga sendiri tidak pernah batangnya dimanjakan begini.
"Ahhhh... ahhhhhh.. ahhhhhh" desah raga kencang sambil mendorong kepala mala agar batangnya masuk lebih dalam ke tenggorokan mala. "Ahhhhh... mauuuu ke...l...uarrrr.. stop duluuu" kata raga mencoba menahan klimaksnya. Ia tak mau permainan ini berakhir begitu saja malam itu, terlebih malam itu juga mala harus pulang ke bandung lagi.
Mala melepaskan batang raga dari bibirnya, kini mala mendorong tubuh raga ke kasur hingga terhempas, raga kaget dan memasrahkan tubuhnya pada permainan mala kali ini.
Mala berjalan ke arah lemari dan mengambil salah satu dasi milik raga, dengan sangat erat mala mengikat kedua tangan raga dengan dasi tadi.
"Apa apaan kamu sayaaaang..." kata raga sambil tersenyum malu
"Kali ini kamu diem aja ya.." kata mala tertawa
Mala mulai menduduki kepala raga dengan posisi 6 dan raga dibawah dengan posisi 9, dengan sangat mengerti kini raga menjilati vagina mala dengan lidahnya, mala pun mengulum junior raga lagi pelan.
"Awwww awwww awwww" mala merasa sudah geli ia pun berjalan maju menuju junior raga yang masih menegang, ia menusukan junior raga ke lubangnya sendiri dengan wajah menatap kaki raga yang memanjang turun ke lantai, mala menaik turunkan badannya membuat raga keenakan.
"Ahhhhhhh... ahhhhhhh.. ahhhhhhh" desah raga lagi membuat mala semakin bersemangat, mala memutar badannya kearah raga tanpa melepaskan junior raga dari lubangnya, kini mala tersenyum ke arah raga dan melanjutkan permainannya menaik turunkan badannya hingga kelelahan. "Kok aa kuat banget sih......" kata mala kesal.
Raga pun tertawa sambil membalikan posisi mala tanpa melepaskan batangnya dari lubang mala, raga menggenjot pantatnya kencang membuat mala hampir merasakan klimaks lagi.
"Keluarin bareng.."kata raga ngos-ngosan
Mala mengangguk, genjotan raga semakin kencang dan... "oooooh...ohhhhh... ahhhhhhhhh" desahan raga melemah dan crooooot. Cairan raga keluar lagi di dalam vagina mala, vagina malapun berkedut merasakan kenikmatan ini bersama.

"Enak?" Kata raga sambil melepaskan juniornya.
"Heem" jawab mala tersenyum.
"Sudah jam 7 malam yang.. mau pulang sekarang apa nginep dulu? Besok subuh aku antar ke kantor kamu" kata raga memberi pilihan.
"Aku izin dera nya gimana.." kata mala bingung
"Nanti kita fikirin dulu.. kamu mandi gih, kita makan abis ini.." kata raga lagi.
Mala mulai bangun dan mengambil handuk di sofa lagi dan berjalan menuju kamar mandi.
Sementara raga hanya memakai baju dan celana lalu mencuci mukanya di wastafel.
Raga tersenyum memandang wajahnya dicermin, "inilah bahagiaku.. hanya dengan mala aku merasakan sepuas ini" katanya dalam hati, perasaannya pada mala tidak berubah masih sama seperti dulu sebelum ia menikahi dewi.
Tapi rasa ingin memilikinya pada mala kini terkalahkan oleh rasa sayang yang ada untuk kaka (anaknya).
Jelas raga tidak terfikir untuk meninggalkan keluarganya hanya untuk mala, disisi lain mala juga sudah milik dera, tak ada lagi alasan untuk raga memiliki mala.




Mala sudah rapih, sudah mengenakan seragam kerjanya dengan jaket tebal yang sengaja ia bawa tadi.
"Mau pulang sekarang?" Tanya raga pada mala yang sedang mengenakan lipstik warna peach nya.
"Iya.. aku sudah bilang akan pulang ke rumah papa ke dera" kata mala sambil memasukan lipstiknya ke tas kecilnya.
"Oh oke.. kamu aku anter aja sampe rumah, tapi aku mandi dulu" kata raga sambil mengambil handuk miliknya di lemari.
"Serius? Gak cape?" Tanya mala heran, baru tadi siang dia sampai sini, masa dia mau mengantarkan mala lagi. "Gausah lahhh, nanti kamu capek aku pesenin taksi online aja sampe bandung" kata mala sambil sedikit berteriak agar terdengar sampai kamar mandi.
"Yaaaaaaaaa.." jawab raga samar
Mala menunggu raga sambil duduk menunduk di sofa. Ia tak habis fikir bagaimana bisa dia melakukan kesalahan yang sama dengan lelaki ini, yang jelas jelas bukan miliknya dan tidak akan pernah menjadi miliknya.
Apapun jawaban dihatinya ia hanya mempunyai satu kepercayaan.

Utamakan dahulu kebahagiaan diri sendiri sebelum membahagiakan orang lain.

Mala ingin hatinya bahagia dulu.
Apapun yang terjadi nanti..
Ini adalah pilihannya hari ini.










Tbc




All About You Without Your WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang