Sore itu hujan deras, Mala sudah siap mengenakan rok selutut dan kaos pendek warna putih. Raga sudah menelpon agar Mala siap-siap jam 16.00, raga akan menjemput Mala di gang.
Ini sudah jam 16.30 tapi raga belum menelpon lagi, sambil membawa payung lipat warna pink, mala meminta izin pamit kepada papa nya.
"Pa, mala pergi dulu keluar ya" panggil mala dari ruang tamu, karna kamar papa mala persis di sebelah ruang tamu.
"Iya sayang hati-hati" jawab papa mala masih asik menonton tv
Mala hanya tinggal bertiga bersama papa dan adik laki-lakinya dirumah. Mama dan papanya sudah berpisah sejak beberapa bulan lalu.
Mama Mala sengaja pulang ke kampung halamannya dan meninggalkan mala dengan adiknya bersama papanya. Tapi sesekali mama mala datang untuk menengok.Sambil berjalan menggunakan payung pink nya mala baru ingat kalau jaketnya tertinggal dikamar tadi, mala sudah berjalan agak jauh dari rumah sehingga mala merasa sudah sangat malas untuk melangkahkan kaki kembali kerumah.
Hujan semakin deras sambil menengok kanan kiri mala tidak melihat ada motor vespa parkir didepan gang, cuaca semakin dingin baju putih mala-pun terkena cipratan air hujan dari payungnya,tanpa mala sadari sore itu dia menggunakan bra warna hitam.
Terlihat tali bra yang nyata membuat mala tidak pede.
Terdengar dari sebelah kiri ada mobil membunyikan klaksonnya sambil membuka kaca jendela.
"mala ayo naik" terlihat mata raga dari kaca spion yang memanggil mala
"Oh iya" jawab mala sambil berlari kecil membuka pintu mobil
"Sorry mal,lama nunggu ya? " tanya raga sambil menatap lurus ke mala yang sedang sibuk menutup payung pinknya
"Gpp kok a raga" jawab mala sambil tersenyum membenarkan tali bra yang sedikit terlihat keluar dari baju putihnya.
"Hari ini kita batal manggung mal,jadi sorry lagi nih kita gajadi nonton aku maen band" kata raga lagi sambil terus menatap mala dengan seksama.
"Oh ,kenapa gak jadi? Gara-gara hujan ya a?" Tanya mala penasaran dan bingung.
"Bisa jadi, aku aja baru dikabarin 15menit yang lalu" jawab raga sambil tersenyum
"Hari ini sengaja pake rok nih?" Lanjut raga sambil melihat ke arah paha mala.
Mala replek menutup roknya yang terbang terbawa AC mobil.
"Hahaha iya, supaya aa ga bosen aja..masa hari ini pake celana yang kemaren" kata mala sambil sedikit tersipu.
"Mau nemenin aku ke komik zone ga mal?" Tanya raga
"komik zone yang di dekat taman kota ?" Tanya balik mala
"Iya mal kok tau?"
"Tau dong, aku sering baca komik disana" jawab mala terlihat senang karna bisa punya hobby yang sama dengan raga
"Waaah kok bisa sama ya, aku paling suka baca di lantai 2 ujung sebelah kiri, kamu lebih suka dimana?" Tanya raga semakin sumringah
"Haaaah? Itukan tempat komik 17 tahun ke atas a" jawab mala terkaget "ihhhh aa mesum" jawab mala sambil terkikik
"Emang kamu belum pernah baca yang 17+?" Tanya raga sambil meledek "payah kamu" sambungnya
"Mala baru umur 16 tahun, emang boleh a?" Tanya mala penasaran
"Boleh laaah..yuk kita coba" kata raga sambil melajukan mobilnya. Raga sengaja menyalakan AC mobil dengan full, agar baju mala yang basah cepat kering katanya, tapi bukan kering yang ada mala akan masuk angin habis hujan-hujanan kena AC mobil.
Sesampainya di comiczone, raga dan mala turun dari dalam mobil bersamaan, berjalan pelan menuju lantai 2 ujung sebelah kiri. tumben banget sore itu komikzone sangat sepi, biasanya dilantai 1 comic series saja bisa sampai ada 5-6 orang yang tiduran di kasur lipat, tapi hari ini satupun ga ada.
"Mal, cari yang gambarnya berwarna dulu.. nih yang ini..biasanya kalau gambarnya berwarna adegan joroknya di blur" kata raga mengajarkan mala
"Ohhh gitu ." Jawab mala sambil seakan malu.
"Yang kaya gini juga edukasi malaaa.. jangan malu malu ayo ayo silahkan baca" kata raga lagi sambil membukakan lembar pertama comic tadi ke mala.
Mala pun duduk dengan kaki memanjang diatas kasur lipat sambil kepala dan badanya menyender ke bantal sambil mulai membaca comic 17+, Raga masih asik memilih buku yang belum dia baca.
" Rame ga?" Tanya raga sambil mengintip mala sudah baca sampai mana, raga sengaja memberikan comic yang sudah dia baca agar dia bisa ikut ninmbung menceritakan juga isi buku itu.
" lumayan" jawab mala sambil terus serius membaca
Setelah raga menemukan buku yang menurut dia bagus, raga pun duduk dengan memanjangkan kaki di sebelah mala, kepala raga persis ada disebelah kepala mala.
sambil membaca comic yang tadi,mala bisa menghirup kembali nafas yang dibuang oleh raga. Jantung mala mulai berdetak cepat, ini pertama kalinya bagi mala bisa berdekatan dengan lelaki sedekat ini.
Sambil mencuri curi waktu mala melirik ke arah raga, raga pun begitu. Mereka mungkin canggung tapi sama-sama malu.
"Mala.." panggil raga membuat konsetrasi mala buyar. "Boleh aku pegang tanganmu?" Tanya raga sopan.
"Kemarin juga a raga pegang tangan aku gak bilang dulu aku bolehin" jawab mala seakan membolehkan. Raga tersenyum sambil memegang tangan mala dan menciumnya sambil lanjut membaca comic.
"Emang a raga ga punya pacar?kok mau jalan bareng aku?"tanya mala penasaran, mala juga tidak ingin kalau tiba-tiba mala disebut sebagai perusak hubungan orang lain.
"Aku lagi ga ada pacar tuh mal" jawab raga sambil masih memegang tangan mala.
Mala tersenyum merona, seakan senang mendengar jawaban raga sore itu.
"Diluar masih hujan deras, tempat ini juga sepi ya padahal hari minggu" kata mala mengubah topik pembicaraan.
"Bagus dong mal sepi..jadi kita baca comicnya lebih fokus" jawab raga sambil terus membaca comic, comic yang dibaca raga sudah level tinggi comic dewasa, ada gambar yang sedang melakukan hubungan badan terlihat oleh mala sepintas.
"Ketauan kamu yaaaa nengok nengok punya aku" kata raga sambil mencubit pipi mala yang cubby.
Mala tersenyum geli. Setelah mencubit pipi mala, tangan kanan raga bergegas mengarahkan kepala mala menuju lebih dekat ke arah kepala raga, bibir merekapun bersentuhan seperti bersalaman dan mengatakan bahwa inilah salam perkenalan. Mala pun menelan ludah pelan, tak ada rasa ingin menolak yang ada mala malah semakin mendekatkan wajahnya menuju wajah raga.
Ini pertama kalinya bagi mala mencium bibir lawan jenis selama hidupnya.
Cuaca semakin dingin membuat Raga semakain asik memainkan lidahnya mencium gemas bibir mala.
Tangan kiri raga mengangkat kaos putih mala ke atas, hingga tangan raga dapat menyentuh perut mala yang hangat, tangan raga terus keatas sampai ke belakang punggung mala,dengan sangat andal raga sudah membuka tali bra mala dengan tangan kirinya, dimainkannya puting payudara mala yang kanan oleh tangan kiri raga,perasaan mala semakin panas,jantung mala semakin berdegup kencang,diambilnya tangan kanan raga oleh mala,diarahkannya ke puting payudara sebelah kiri.. kini kedua tangan raga memegang kedua payudara mala bersamaan.
Badan mala mulai bergetar,seolah merasakan nikmatnya puting payudara dimainkan.
"Enak?" Tanya raga sambil terus memaikan puting.
"He'eh" jawab mala terdengar pelan
Kini raga mulai memainkan puting mala dengan bibirnya, raga seolah mempraktekan semua yang ada di comic kepada mala yang tidak melawan sedikitpun, di isapnya payudara mala hingga merah.
Tangan raga yang kiri mulai bermain kearah paha mala, yang hanya menggunakan rok.
Mala sudah pasrah,apapun yang raga lakukan mala sudah tidak bisa menolak karena enak, sambil terus mengisap puting mala tangan raga sudah sampai di vagina mala, karena mala pakai celana pendek lagi didalamnya jadi raga tidak memasukan tangannya ke dalam celana mala.
Keringat mala semakin deras,mala semakin merasakan panas dan bergetar mala mencoba memegang badan raga yang berisi dan mendorongnya pelan pelan
Raga mulai merasa ini tidak beres karna mala sudah membuat tanda seolah ia menolak.
"Maaf mal.. aku kelepasan sampai ke bawah" ucap raga menyesal.
"Ayo kita pulang a.." ajak mala sore itu.
Mereka pun pulang dengan bra mala yang masih terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About You Without Your Wife
Ficção Adolescente(Konten dewasa) Pernikahan Mala hari ini adalah pernikahan palsu bagi Mala, pria yang ia nikahi adalah pacarnya tapi tidak ia cintai. Hubungan seksual dengan kekasihnya yang kini jadi suaminya pun tidak semenyenangkan dengan Raga. Siapakah Raga? Iku...