Mala menatap wajah polos dera, pahanya mulai mati rasa, sudah hampir dua jam dera tidur di pangkuan mala, tangan mala mengelap keringat di dahi dera, rasa bersalahnya semakin besar setiap ia menatap wajah dera.
"YOK BANDUNG ABIS YOOK ABIS ABIS.." suara kondektur bus yang lantang tak juga membangunkan tidur dera.
"Ay.. bangun!! Udah sampe ay.." bisik mala membangunkan dera.
"Hmm.." jawab dera sambil terbangun duduk mengambil tas di kolong kursi bus.
Mala pun bergegas berdiri dan bersiap turun dari bus, di ikuti dera dengan tangan dipenuhi tas, matanya yang masih merah membuat dera terlihat sangat lelah.
"Sini tasnya aku yang bawa ay.." kata mala sambil tersenyum.
"Nih.." jawab dera sambil memberikan salah satu tas pada mala, senyum mala berubah kecut, sebetulnya tawaran tadi hanya tawaran palsu, tapi begitulah dera, tak pernah sedikitpun peka pada apapun.
Mala berjalan lebih cepat dari tadi, sambil membawa tas berisi baju baju kotor."Buru buru amat, mau kemana neng?" Terdengar suara tak asing dari depan wajah mala
"Loh.. kok bisa disini?" Tanya mala pelan sambil menatap wajah raga yang terlihat sangat lelah, ekspresi wajah malapun berubah sendu setelah menatap raga, beberapa fikiran fikiran negatif membayang-bayangi mala, ia memang sudah menyadari kesalahannya tapi untuk memberi tahu semua kesalahannya pada dera bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, apalagi kesalahannya di bicarakan oleh pihak lain yang juga korban dari kesalahannya.
"Kamu, aku dm juga ga bales" jawab raga berbisik, terlihat dera sudah hampir mendekati mereka berdua.
"Broooo.." teriak dera sambil masih berjalan ke arah raga yang tepat berada di depan mala.
"Bro sorry ya kemaren gue tinggal" jawab raga.
"Oke bro gapapa, terus ngapain nih ada disini?" Jawab dera sambil menengok ke kiri dan ke kanan, mencari keberadaan dewi. "Bini lo mana?" Tanyanya lagi
"Td lagi lewat, terus liat ada bus dari sukabumi masuk, jadi sengaja aja, gue fikir pasti kalian tuh yang dateng.." jawab raga tanpa jeda sedikitpun, jawaban ini sudah dia siapkan sejak tadi. Raga juga sudah menebak, dera akan bertanya seperti itu.
"Wah wah wah, bisa nebeng dong kita" jawab dera sambil mengajak raga berjalan menuju pintu keluar terminal.
Mala menarik nafas panjang, sambil mengikuti langkah dera dan raga dengan seluruh barang di tangannya.
"God.. please help me.." gerutu mala pelan."Sini gue yang bawain.." kata raga sambil membawa seluruh barang bawaan di tangan mala. dera sendiri masih terus berjalan menuju mobil raga yang terparkir di parkiran terminal.
mala tersenyum kagum, raga memang lelaki yang ia harapkan untuk menjadi pendamping hidupnya sejak dulu. meski memang sampai saat ini kenyataannya memang menyedihkan.
diperjalanan menuju appartemen, mala hanya mendengarkan perbincangan-perbincangan tidak penting dari raga dan dera, sesekali raga memperhatikan mala dari kaca. tatapan raga penuh makna, selain raga merasa sangat malu atas apa yang dewi lakukan tempo hari di Sukabumi, raga juga merasa sangat bersalah sudah meninggalkan mala tanpa berkata apapun.
Sesampainya di apartemen, dera bersama mala meninggalkan raga yang masih sibuk di dalam mobil.
"thanks ya bro.. " kata dera sambil melambaikan tangannya pada raga
"oke bro.." jawab raga, dengan mata menatap mala yang hanya tersenyum persis di sebelah dera.
raga menghirup nafas panjang, ia menyandarkan tubuhnya di kursi mobil sambil menutup mata rapat, bisa di pastikan perasaan raga dan mala tidak berbeda jauh saat ini.
ada banyak sekali yang ingin raga ceritakan pada mala, tapi sampai saat ini masih belum ada kesempatan untuk mereka berdua. Setelah raga dan dewi pulang dari Sukabumi, dewi tidak pernah ada di appartemen, kesehatan nenek dewi di rumah menurun, tak ada lagi yang bisa mengurus neneknya kecuali dewi. sejak saat itu, raga pun menjadi sulit untuk menjelaskan semua perasaannya pada dewi.
"aaaaaaaaaaaaahhhh.." teriak raga sambil mengacak-acak rambutnya. kepalanya seperti akan pecah, sebagai lelaki brengsek, raga sudah sangat kesulitan dengan apa yang ia perbuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About You Without Your Wife
Teen Fiction(Konten dewasa) Pernikahan Mala hari ini adalah pernikahan palsu bagi Mala, pria yang ia nikahi adalah pacarnya tapi tidak ia cintai. Hubungan seksual dengan kekasihnya yang kini jadi suaminya pun tidak semenyenangkan dengan Raga. Siapakah Raga? Iku...