Pagi itu mulai panas terik, air laut masih tenang, mala berdiri diatas pasir putih yang bersih.
Sesekali ia memegang air laut yang jernih, matanya berbinar memandang sekeliling karang.
"Kereeeen.." katanya.
Ia berjalan maju selangkah demi selangkah hingga air laut menutupi seluruh bagian kakinya."Heyyyy.. mau kemana?" Teriak raga sambil berlari menuju mala, raga sangat heboh, padahal mala hanya ingin membasahi tubuhnya, bukan sedang putus asa bahkan ingin bunuh diri.
Mala menengok ke arah raga yang masih jauh berlari ke arahnya.
"Apaan?" Tanyanya sambil mengernyitkan matanya. Mendengar mala menjawab pertanyaannya langkah raga melambat dan sontak tertawa hebat.
"Hahahahaha.. Aku kira kamu mau bunuh diri.." kata raga masih tertawa terbahak.
"Heeey...Ngaco.." kata mala ikut tertawa kecil.
Keduanya tertawa sambil merasakan sejuk dikakinya.
"Dera mana?" Tanya raga hati hati.
"Belum bangun.." jawab mala "dewi?" Sambungnya menanyakan keberadaan dewi yang tidak ikut dengan raga ke pantai.
"Lagi mandi.. dia pengen sarapan kupat tahu katanya.. tapi, anti banget keluar sebelum mandi" jelas raga sambil memegang tangan mala.
Mala kaget, ia menatap tangannya yang dipegang raga.
"Ckkkk.." decak mala sambil mencoba menarik tangannya.
"Kan lagi ga ada siapa siapa.." kata raga semakin erat memegang tangan mala.
Mala tersenyum, ia kini pasrah dengan apa yang dilakukan raga.
Mungkin begini cara raga bergandengan tangan dengan dewi di terminal waktu itu, fikir mala didalam hatinya.
Kini mala mengerti, harusnya memang dia tidak menyalahkan dan membenci dewi sepenuhnya, jika raga tidak menginginkan perselingkuhan waktu itu, apapun yang akan dilakukan dewi tidak akan membuat raga berpaling."Emang bangsat.." bisik mala sambil menatap raga.
"Apa?" Tanya raga sambil tersenyum mendekat ke wajah mala.
"Nggaaaa.." jawab mala sambil membalas senyuman raga yang kini wajahnya sudah sangat dekat dengannya. "Mmuahh.." kecup mala pelan membuat pipi raga memerah.
"Nakal.." kata raga sambil melepaskan tangan mala dan menunduk mengambil air dan mencipratkannya pada mala.
"Ihhhh basah donggg.." kata mala sambil membalas mengambil air di tangannya dan mengarahkannya pada wajah raga.
Keduanya asik membuat wajah dan bajunya basah kuyup.**
"Papaaaaaaah.." teriak dewi.
Raga yang masih asik main air dengan mala pun segera berlari meninggalkan mala menuju dewi
"Malah basah-basahan ih.. cepetan atuh mandi dulu.." kata dewi terlihat ketus, raga tersenyum merangkul dewi yang sudah rapi.
"Apa ih jangan pegang-pegang.." katanya sambil melepaskan tangan raga dari bahunya.
"Kamu masih aja ganjen sama mala?" Tanya dewi kesal.
"Ganjen apa sih.. tadikan papah bilang mau ke pantai pas kamu mandi.." jawab raga sambil masih berjalan menuju kamar hotel.
"Iya, tapi kamu tau kan di pantai ada mala?" Tanya dewi lagi dengan nada semakin kesal.
"Emang Papah bisa tau dari mana kalo dipantai ada mala?" Tanya raga dengan nada mulai meninggi.
"Ya siapa tau aja, tanpa sepengetahuan aku kamu masih whatsappan sama mala?" Tanya dewi lagi semakin menjadi.
"Liat sendiri handphone aku deh, bisa bisanya otak kamu sekotor itu.." jawab raga percaya diri, ia yakin instagram kantornya sudah ia logout tadi malam.
Raga berjalan menuju kamar mandi dan melepas bajunya yang basah.
Sementara dewi dengan sangat teliti memeriksa seluruh isi ponsel raga, nafas dewi sangat cepat, jantungnya berdebar cepat sejak tadi ia melihat suaminya bermain mesra dengan mala, mantan pacarnya.
Setelah selesai mandi, raga keluar tanpa sehelai baju ataupun handuk.
Wajah dewi masih ditekuk, ia belum melihat raga yang telanjang bulat didepannya.
"Hey.." kata raga membuat dewi melihat ke arahnya, dewi tersenyum kecil tapi wajahnya masih konsisten kesal, ia berjalan menuju lemari mengambilkan baju untuk suaminya.
"Nih.." katanya sambil memberikan baju dan celana.
"Kamu dan baby di perut gak merasa pengen ngapain aku gitu?" Tanya raga sambil masih berdiri didepan dewi dengan pose bak model majalah dewasa.
Bulu dadanya yang tipis masih penuh dengan air bekas mandi yang tidak di lap handuk.
"Ngga.." jawab dewi kesal.
"Coba aku liatin ke mala ah.. siapa tau dia mau ngapa ngapain aku.." kata raga sambil berjalan pelan meninggalkan dewi ke arah pintu kamar.
Dewi yang kesalpun jadi semakin tertantang dan menarik tangan raga, ia pun segera memeluk tubuh raga dengan erat, tangisnya pecah.
"Jangaaaaan.." katanya sambil terus memeluk suaminya erat.
Sambil menangis keras dewi mulai duduk di tepi ranjang dan memasukan junior raga kedalam mulutnya.
" hhhhhhhhiiiik...heeeeeemmm..jangan tinggalin aku.." katanya sambil asik mengulum batang raga.
Raga yang nyaris ketahuan kini malah asik mendengar tangis dewi sambil dimanjakan.
Memang raga adalah laki-laki bangsat yang paling banyak dicari oleh wanita wanita yang haus kasih sayang.Se-sialan apapun raga, ia tetaplah cinta pertama mala dan dewi.
Bagaimana dengan mala di pantai?
Ikuti terus kelanjutannya ya~
Miss youuu ~~
KAMU SEDANG MEMBACA
All About You Without Your Wife
Teen Fiction(Konten dewasa) Pernikahan Mala hari ini adalah pernikahan palsu bagi Mala, pria yang ia nikahi adalah pacarnya tapi tidak ia cintai. Hubungan seksual dengan kekasihnya yang kini jadi suaminya pun tidak semenyenangkan dengan Raga. Siapakah Raga? Iku...