ada yang syirik?

798 17 0
                                    

"Adek beli makan buat aku gak ya?" Kata raga dengan suara melemas diujung dapur masih membereskan kabel yang masih berantakan
"Dibeliin kok.. laper banget emang?" Tanya mala sambil tersenyum melihat raga yang kelaparan.
"Laper banget ayang ihhhhh.." jawab raga merengek
"Uhuhuh karunya pisan si aa.." jawab mala merasa kasihan "aku bikinin mie rebus dulu ya.." kata mala sambil berjalan ke tempat penyimpanan mie di lemari atas kitchen set atas.

*drrrrrrrrt...drrrrrrt..*
Terdengar suara getaran ponsel raga.
"Halo.." jawab raga mengangkat telpon nya
"Papah dimana?" Suara dewi terdengar samar dibalik telepon raga.
"Masih di apartemen nih mah.. kenapa?" Tanya raga lagi
"Jemput ya.." kata dewi sedikit manja.
Mala melirik ke arah raga dengan bibir cemberut
"Oke sayang.. bentar lagi otw ya.. papah mandi dulu" kata raga sambil mendekat ke arah mala yang terlihat kesal
"Yaudah hati-hati..bye.." jawab dewi
"Oke mah.. emmmmmmuuuuah.." jawab raga sambil mencium pipi mala yang masih cemberut.
Raga menutup telepon dari dewi dan mencubit pipi mala.
"Jangan ambek dong.." kata raga sambil mencium bibir mala yang masih cemberut
"Engga kok.. nih udah mateng.." jawab mala sambil memberikan mangkok berisi mie rebus lengkap dengan dua telor setengah mateng kesukaan raga.
Raga tersenyum mengambil mangkok mie rebus dari mala, bergegas ia duduk siap menyantap makanan yang dibuatkan oleh mala.
"Loh ayangg...." kata raga kesal
"Apa?" Jawab mala ketus
"Sendoknya manaaaaa?" Tanya raga dengan nada merengek
Mala terkikik geli sambil memberikan sendok dan garfu ke raga. "Aku kira kamu makan mie nya pake tangaan.." jawab mala masih tertawa terbahak
"Nyebelin banget.." kata raga mengambil sendok dan garfu dari mala, tanpa basa-basi raga langsung memakan tanpa meniupnya sama sekali, saking laparnya rasa panas pun tidak terasa.
Jelas saja raga lapar, seluruh barang mala yang dibawa dari rumah dera, hanya raga dan adek  yang angkat, walau tidak sebanyak barangnya dengan dewi, tapi untuk pindahan dibantu dengan dua orang sih.. bisa bikin pinggang remuk.
Mala tersenyum melihat tingkah raga memakan mie panas tanpa ditiup, bibirnya komat kamit mengoper mie dari kiri ke kanan dari atas ke bawah karena kepanasan.

"Abis makan mau mandi disini juga?" Kata mala penasaran.
"Mau kamu mandiin emang?" Jawab raga mesum
"Boleh kalau kamu udah jadi mayat?" Kata mala tertawa terbahak.
"Apaan sih ahhhh.." jawab raga mulai kesal "udah jam4 sore lagian, nanti kalau dera pulang aku lagi mandi bisa terjadi perang.." kata raga menjelaskan alasannya untuk tidak mandi di rumah mala.
Mala mengangguk mengerti, raga tebangun dari duduknya dan bersiap mengenakan bajunya yang tadi ia lepas dan bergegas meninggalkan rumah mala menuju ke kamarnya di lantai 3 untuk mandi dan menjemput dewi pulang.

raga menoleh ke belakang melihat mala yang masih menatapnya di depan pintu rumahnya,
Mala melambai dari kejauhan, raga pun membalas lambaian tangan mala.
Raga malanjutkan langkahnya menuju lift ke atas, raga tersenyum bahagia sambil memandang pemandangan ke luar gedung yang sore itu cuacanya masih cerah, sesekali ia bergumam
"Apa cara gue bahagia udah bener?" Katanya sambil menggaruk bagian belakang kepalanya, gagaro teu ateul , Kalau kata orang sunda.
(Menggaruk yang tidak gatal) tandanya ia sedang berfikir keras, sesampainya di lantai 3 tanpa berlama lama raga segera mandi dan bergegas menjemput dewi.
Raga bukan takut pada dewi, bagi raga cuma menghindari dewi marah lah cara yang paling aman agar hubungan rumah tangganya tetap utuh.
Dibandingkan dengan apapun, rasa sayang raga ke anaknya melebihi apapun bagi raga.
Dia mempertahankan pernikahannya dengan dewi pun semata-mata hanya untuk kebahagiaam anaknya saja, bagi raga kebahagiaan anak adalah keutuhan keluarganya.
Seperti keluarganya.. nini dan aki yang saling mencintai hingga tua.


"Papahhhhh.." panggil kaka mengagetkan lamunan raga
"Halo sayang papah.." sambut raga sambil membantu kaka duduk dikursi belakang mobil.
"Kenapa langsung ke depan mah? Papah baru mau masuk ketemu nenek.." kata raga pada dewi yang baru saja duduk di kursi depan sebelah raga.
"Kaka pengen buru-buru pulang, pengen ketemu tante mala katanya.." jawab dewi sambil mengenakan sabuk pengaman.
"Waaaah.. kaka mau main sama tante mala?" Kata raga menengok ke kaka yang dari tadi antusias ingin bertemu dengan mala.
Mala adalah sosok yang cepat dekat dengan anak kecil, termasuk mala yang sejak sebulan lalu sudah bulak balik ke apartemen dewi untuk sekedar mampir dengan dera sebelum apartemen di ACC
"Tadi lihat mala udah pindahan emang pah?" Tanya dewi ke raga penasaran
"Ngga lihat dong mah.. orang papah dari tadi di kamar" jawab raga sambil mempertahankan actingnya yang tidak begitu bagus.
Ragapun menyalakan mobil dan menjalankannya.
"Kamu yakin kan pah udah ga ada perasaan apapun ke mala?" Tanya dewi yang sejak lama khawatir dengan hubungan masa lalu suaminya dengan mala.
"Kamu ngomong apa sih wi.. ngawur" kata raga masih mempertahankan wajahnya yang mulai memerah
"Iya aku cuma khawatir aja.." kata dewi sambil menunduk tidak percaya diri
"Lebay kamu wi, kebanyakan nonton sinetron.." kata raga mulai mengalihkan pembicaraan.
"Hari ini papah mau ke rumah agi ya mah?"
"Ngapain?" Tanya dewi ketus
"Mau lihat lihat ikan cupang.." kata raga sedikit tersenyum ke arah dewi yang wajahnya mulai berubah setiap kali raga meminta izin untuk main ke rumah temannya.
"Harus banget liat ikan cupangnya? Penting pah?" Tanya dewi lagi
"Mumpung papah ada disini loh mah.. kemaren kemaren papah cuma mantengin live IG nya si agi lelang ikan cupang.. sekali kali papah pengen liat bentuk benernya gitu loh mah.." jelas raga sambil terus mengendarai mobilnya.
"Mamah juga mau lihat dong.. mamah ikut ya pah?" Kata dewi membuat raga semakin geram.
"Yaudah gak jadi ke rumah agi.." kata raga kesal.
"Kok gitu sih pah.. gak boleh mamah ikut?" Tanya dewi sambil tertawa, dewi merasa bahagia suaminya tidak jadi main.
"Aku kalau bawa kamu ke rumah agi, nanti disangkanya aku mau sombong udah punya istri dan anak mah.. akhir-akhir ini agi stres mah ditanyain kapan nikah terus sama papahnya.." jawab raga sedikit emosi menjelaskannya pada dewi.
"Ngga gitu konsepnya papah.." jawab dewi.
"Itu alesannya mah, papah ga ajak mamah sama kakak.." kata raga semakin kesal
"Yeeeeeey sampeeeeee.." teriak kakak ketika raga membelokan mobilnya ke parkiran apartemen.
"Mah.. kakak boleh langsung ke rumah tante mala gak?" Tanya kakak ke dewi dengan mata berbinar
"Boleh sayaaang.." kata dewi sambil mengikuti langkah kakak yang cepat menuju pintu lift.
Dewi langsung menekan tombol angka 2 dan 3.
2 untuk dia dan kakak, tombol 3 untuk raga.
"Papah ikut yaaaa.." kata kakak memegang tangan raga untuk mengajak raga juga turun dari lift
"Ngga sayang.. papah mau ganti baju katanya.. mau kerumah om agi.." jawab dewi sambil melepaskan tangan kakak dari raga dan berjalan meninggalkan lift.
"Boleh mah?" Tanya raga lagi memastikan.
Tanpa menoleh ke belakang,dewi mengangkat jempolnya ke atas seraya mengijinkan.
"Yesss.." kata raga dengan wajah berbinar dan hilang dibalik lift.









"Tante malaa..." teriak kakak dibalik pintu
*TINGTONG* (suara bel rumah mala terdengar keras) mala bergegas berjalan membukakan pintu masih lengkap menggunakan handuk kimono dengan balutan handuk di kepalanya.
"Haloooo.." kata mala menyambut dewi dengan kakak "Yeeeee.. tante diajak main juga sama kakak.. yuk masuk yuk" kata mala sambil membukakan pintu. Mala menuntun tangan kakak.
"Udah rapih banget mal.. padahal baru tadi pagi ya pindahnya.." kata dewi sambil berjalan menuju setiap sudut rumah mala.
Dilihatnya pertama kali kulkas 2pintu seukuran lemari milik mala.
"WAAAAH.. kulkas drama korea inimah ya mal.." kata dewi dengan mata berbinar "beli dimana mal? aku juga kemaren niat beli yang gini.." lanjut dewi
"Hadiah dari kantornya dera wi.." kata mala sambil tersenyum "oh iya.. tante ada eskrim loh kakak.. tunggu ya tante ambilin" kata mala sambil berjalan ke arah kulkas dan membukakannya. Terlihat isinya penuh dengan sosis dan nugget juga eskrim milik mala.
Dewi sengaja mendekat agar dia tau lebih banyak isi kulkas mala, beberapa terlihat buah-buahan dan sayuran yang penuh didalam kulkas.
"Ini sayang.. " kata mala sambil memberikan eskrim rasa coklat untuk kakak.
"Mal, kamu mesin cuci nya gede juga ya.. ada dua tabung pula.. lebih enak pake yang dua tabung ya mal.." kata dewi kini menunjuk ke arah mesin cuci mala yang sudah jadul.
Untuk saat ini, mesin cuci dengan satu tabung yang sedang kekinian, entah apa maksud dewi bilang begitu yang pasti saat itu hati mala sudah mulai kesal
"Emang dirumah mu yang kaya gimana?" Tanya mala
"Yang satu tabung.. aku kemaren pas beli sambil berantem sama aa mal, aku pengen yang kaya kamu gini.. aa malah pengen yang sekarang dibeli.." kata dewi memperlihatkan kekesalannya
"Hahahahaha.. wi..wi.. aa bener loh untung beli yang sekarang.. " kata mala sambil tertawa
"Kenapa?" Tanya dewi heran
"Kamu nyucinya lebih enak wi.. gausah pindah pindahin baju ke tabung satunya.." kata mala sambil terus tertawa.
"Oh gituuuuu.." kata dewi dengan wajah polosnya.
Mereka pun tertawa dan lanjut bercerita tentang apapun yang ingin mereka ceritakan sambil dewi terus meneruskan room tour nya melihat lihat seluruh isi rumah mala.
Dewi memang terlihat licik sampai saat ini, apapun yang di miliki mala rasanya ia ingin memilikinya juga.




Apa ini syirik?
Hmmm..
















Tbc.
Jangan lupa vote ya sayang sayangku :)

All About You Without Your WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang