kesempatan

770 15 0
                                    

"thanks banget ya ay.. " kata dera sambil memeluk erat mala "Makasih banyak ay udah jadi istri yang ngerti aku, sesibuk apapun aku, kamu gak pernah gak setia sama aku, maafin aku ya ay untuk semuanya.." bisik dera dikuping kanan mala.
mala tersenyum, jantungnya sedikit berdebar, apa yang dikatakan dera, tidak ada yang benar sama sekali semenjak mala berhubungan kembali dengan raga.
tubuh mala sedikit melemas di pelukan dera, masih didalam bathub kamar mandi hotel.
mala melepas pelukan dera dan berdiri keluar dari bathub. "aku laper ay.." kata mala.
dera yang masih duduk pun tersenyum seraya setuju dengan apa yang dikatakan mala.
"mau makan apa ay?" tanya dera sambil berjalan mengikuti langkah mala menuju kamar mengenakan pakaiannya kembali.
"mau nasi kuning kayanya enak ay.. tapi telornya telor dadar ya jangan telor bulet.." kata mala menjawab pertanyaan dera detail, dengan sangat percaya diri mala menjelaskan pesanannya karena pasti dera yang akan membelinya.
"kamu tahu belinya dimana?" tanya dera sambil menatap mala yang masih duduk di tepi kasur dengan handuk melingkar ditubuhnya.
"loh.. kan kamu yang beli.." jawab dera lagi.
"yang bener aja ih ayyyy.." rengek mala kesal.
"aku mau ada meeting dulu sebentar ay.." kata dera mulai sibuk membuka laptopnya.
mala bergegas mengenakan bajunya, tanpa menjawab dera sedikitpun.
mala pun berjalan keluar kamar tanpa pamit pada dera.
"hati-hati ay.." teriak dera setelah pintu kamar tertutup.

"bener-bener keterlaluan.." gerutu mala sambil terus berjalan menuju ke jalan.
memang hotel yang mereka sewa bukan hotel yang menyediakan sarapan, jadi semalas apapun mala membeli sarapan, yaa memang harus pergi.

"mau beli apa?" kata raga yang berjalan cepat, kini berada dekat disampingnya mengimbangi langkah mala.'
"dewi mana?" tanya mala sambil menengok kanan kiri mencari dewi.
"dikamar" jawab raga sambil tersenyum genit.
"tadi dewi bilang apa?" tanya mala lagi.
"biasaaaaa.." jawab raga simpel sambil terus berjalan menggandeng tangan mala.
"heyyyy.. berani banget. kalo dewi ngikutin gimana ?" kata mala sambil menarik tangannya dari genggaman tangan raga.
"pas aku keluar, dewi lagi tiduran kok.. santai aja kali.." jawab raga tetap santai.
"pokonya selagi ada dewi dan dera didekat kita, aa harus jaga jarak.." jelas mala sambil menjauh dari raga.
"......" raga hanya tersenyum tak menjawab apapun.

keduanya berjalan jauh dari hotel tempat ia menginap,
ada beberapa penginapan kecilpun terlewati. sesekali raga mengambil kesempatan untuk merangkul tubuh mala saat ada motor atau mobil yang melintas.
"ada bubur.." teriak mala menunjuk ke arah ruko bubur persis sebelah penginapan kecil berlambang oyo.
"yuk bubur aja.." kata raga sambil mengganti arah berjalan menuju ruko bubur.
"dewi tadi mau makan apa katanya?" tanya mala sambil memesan dengan isyarat mengangkat 2 jari tangannya ke akang buburnya.
" dua makan disini neng ?" tanya tukang bubur sambil tersenyum, mala menjawabnya dengan mengangguk.
"tadi dewi udah makan roti, katanya gajadi mau sarapan kupat tahu, keburu bete.." jawab raga menjelaskan keadaan dewi dikamar.
"terus sekarang lagi ngapain?" tanya mala lagi penasaran.
"tidur kayanya.." jawab raga lagi.
"seriusss.." jawab mala kesal
"jangan terlalu panik dehhh.. ga akan ada apa-apa" kata raga seakan menenangkan mala yang sejak tadi panik.
"ini neng buburnya.." kata si akang tukang bubur sambil memberikan mangkok berisi bubur kepada mala dan raga.
raga bergegas menyantap bubur, terlihat sekali raga memang sangat lapar siang itu.
mala tersenyum menatap raga yang menyantap bubur panas-panas dengan cepat.
"kenapa setiap lihat badan kamu aku suka ngerasa sange ya?" bisik raga di telinga mala, membuat mala kaget.
"astaga.. hahahha.. apa yang kamu fikirin sih..?" kata mala sambil terus tertawa menahan geli.
kali ini mala memang hanya mengenakan tangtop warna hitam dengan rok warna maroon pendek sambil mengenakan sendal jepit swallow berwarna hijau muda, jauh terlihat lebih seksi dibanding dewi yang tidak terbiasa mengenakan pakaian seksi seperti mala.
"oyo.." jawab raga singkat sambil kepalanya menunjuk ke arah oyo persis disebelah ruko tukang bubur.
mala tersenyum dan mengangguk tertanda setuju dengan apa yang di usulkan oleh raga. "aku duluan check in ya.." bisik raga lagi sambil meninggalkan mala menyelesaikan makan dan membayar buburnya.
"berapa kang?"
"16ribu neng.."
"ini kang.. kembalinya buat akang aja.." kata mala sambil memberikan uang 20ribu.
"ohhh nuhun ya neng.."
mala hanya mengangguk dan tersenyum sambil berjalan menuju gedung sebelah mengikuti langkaah raga berjalan menuju tangga lantai 2.



All About You Without Your WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang