PERASAAN MALA

1K 14 0
                                    

Mala masih menunggu Raga kembali.
Sudah jam 02.00 bahkan kabar dari Raga saja tidak ada, apa Raga tidak apa-apa? Begitu fikir Mala dengan segala kekhawatirannya, sejak tadi ponsel raga tidak bisa di hubungi.
Mala yang sampai dini hari tidak bisa tidur mencoba untuk menelpon Dewi untuk sekedar memastikan apa mereka sampai dengan selamat, dan jika selamatpun mala bisa tau jam berapa tadi Raga berangkat pulang dari rumah Dewi.
"Bener-bener bikin gue stres.." gerutu Mala sambil menekan tombol panggil di nomor telepon Dewi.
*tuuuut..tuuuuut..tuuuuuut* (suara nada sambung pertanda ponsel dewi aktif)
"Hmmm halo.." jawab suara Raga samar-samar dibalik telepon.
".........." mala kaget, sampai sampai tidak percaya pada telinganya sendiri.
"Siapa nih? Ganggu orang tidur tengah malem.." masih terdengar suara Raga dibalik telepon. Mala pun segera menutup telepon.
"Ini beneran gak masuk akal.. kok bisa bisanya mereka tidur bareng? Sumpah, ada apa ini sebenernya?" Gerutu Mala dengan emosi dan penuh kebimbangan. Wajah Mala memerah,ia tak sanggup lagi menahan emosinya. Bergegas dia keluar kamar sambil mengenakan jaket, mala berniat menyusul raga ke rumah dewi.
Beberapa menit setelah ia keluar rumah, mala pun kembali ke kamar.
"Gimana mau nyusulnya,gue ga ada motor" kata mala sambil membuka jaketnya dan membaringkan wajahnya dikasur sembari menyusun rencana agar bagaimana dia memergoki raga dengan dewi.
Sampai pagi pun Mala tidak bisa tidur, ia masih memikirkan raga,bagaimana bisa jam 02.00 dini hari, mereka masih bersama.

*triiing* (suara whatsapp masuk)
'Pagi sayang.. aku berangkat jam8, mau ketemu dulu ga? Janjian di terminal B ya..'
Dengan mata sembap karna semalaman belum tidur, mala langsung membalas pesan raga.
'Hari ini aku ada janji sama papa..maaf ya gabisa antar, sehat sehat ya disana..'
Setelah membalas pesan raga, mala bergegas mandi dan segera berangkat ke terminal B untuk melihat dari jauh bagaimana raga berangkat tanpa dirinya.
Mala memang tidak rela, raga pergi begitu saja tanpa pamit langsung ke rumahnya lagi, tapi setelah kejadian tadi malam rasanya mala akan terus penasaran dengan apa yang dilakukan raga dan dewi tadi malam.

Jam 7.55, mala sudah ada di terminal B, diwarung kopi sebelah wc umum, tempat paling dekat dengan bus tujuan tangerang, pagi itu mala mengenakan celana jeans hitam dengan kaos ukuran all size warna hitam juga, stelan mala sudah persis detektif sungguhan.
Terlihat dari depan searah jarum jam, tepat di depan bus tujuan tangerang ada dua sejoli sedang berpegangan tangan.
Dengan reflek mala pun terisak, dari kejauhanpun mala sudah bisa memastika bahwa dua sejoli yang sedang berpegangan tangan adalah dewi dan raga.
Tak peduli apa yang orang lain di warung katakan, mala masih terus terisak sambil mengenakan kaca mata hitam yang sengaja ia bawa. Tak lama mereka terlihat saling melambaikan tangan.
Raga pun naik ke bus tujuan sedangkan dewi kembali pulang dengan menggunakan taksi online. Setelah melihat dengan jelas apa yang terjadi, malapun kembali pulang sambil terus terisak.

Mata mala sepertinya sudah lelah,sejak semalaman tidak tidur dan pagi sampai siangnya dia menangis, kini mala sudah tertidur sejak sore sampai malam hari.
Ponsel mala bergetar tidak henti-hentinya, sengaja ponselnya ia silent agar tidak ada yang mengganggu tidurnya.
Malapun terbangun jam 23.00,
Sudah sangat banyak notifikasi panggilan tak terjawab dari Raga dan Dewi di ponselnya.
'Dua duanya manusia uler...." teriak mala dari kamarnya seolah tak sanggup menahan emosi, sudah banyak notifikasi whatsapp juga. Hampir tiap menit raga mengirim pesan ke Mala, sejak tadi pagi Raga pun merasa ada yang aneh dengan sikap mala pada dirinya.
'Yang aku berangkat..'
'Yang aku udah sampai tol,macet banget nih'
'Yang,aku udah sampai hotel'
'Yang kapan-kapan kamu harus kesini,hotelnya keren'
'Yang,lagi apa ?'
'Yang ga ada kabar..'
'Yang baru sehari udah kangen'
Jika di baca semua kayanya Mala akan muntah. Mala seolah jijik setelah dia melihat kenyataannya. Sambil mengaktifkan CAPSLOCK di ponselnya ia segera membalas chat raga.
'LEBIH BAIK KITA PUTUS!' sambil mala menekan tombol send air mata Mala menetes deras tak tertahan.
Bagaimana bisa kekasihnya mengkhianati cintanya dengan sahabatnya sendiri..?
Memang tak habis fikir..






Tbc
Terus vote yaaaa...
Dan jangan lupa kasih tau temennya biar baca jugaaa
See youuuu..

All About You Without Your WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang