dilema

801 15 0
                                    

Halo temen temen..
Selamat hari raya idul fitri yaa, mohon maaf lahir dan bathin.
Maafkan ya sudah jarang update, maklum repot nyoba nyoba bikin rendang (keasinan)
Selamat menikmati hari hari kumpul bersama keluarga ya temen temen.





Mala terus berjalan gontai meninggalkan komik zone, motornya dan raga.
Air matanya terus mengalir deras, isaknya terdengar keras, keadaan seperti ini pernah ia alami beberapa tahun lalu.
Perbedaannya adalah dulu ia yang ditinggalkan oleh raga, saat ini ia yang meninggalkan raga.
Perasaannya saat ini lebih berkecamuk, bagaimana bisa kisah cintanya dengan raga yang baru di mulai harus berakhir secepat ini fikirnya dalam hati, sebetulnya mala bisa saja melanjutkan hubungannya dengan raga.
Tapi, hati mala tidak sejahat dewi, ia tau persis bagaimana sakitnya dewi yang saat ini sedang mengandung jika nanti mengetahui hubungannya dengan suaminya.
Beberapa kali ponselnya berdering, raga mencoba menelpon mala berkali kali. tapi mala membiarkannya.
Mala mengambil ponselnya di tasnya,
Ia berdecak kesal sambil terus menangis.
Dibuangnya ponsel miliknya ke dalam tong sampah pinggiran jalan.
Entah apa yang ada di fikiran mala saat itu, ia meninggalkan ponselnya begitu saja di tong sampah dan meninggalkannya.
Ia berjalan lebih cepat menuju pertokoan di tengah kota, dengan wajah kusam dan rambutnya yang berantakan ia memasuki toko pakaian dalam wanita.
"Boleh kak,bisa saya bantu?" Tanya salah satu pegawai toko dengan perawakan montok.
"Aku mau lingerie warna merah yang itu, terus yang item, sama yang ungu.." kata mala sambil menunjuk beberapa pasang lingerie yang di pasang di badan patung.
"Baik kak, ada lagi?" Katanya sambil menyiapkan pesanan mala ke meja kasir.
"Udah itu aja.." kata mala sambil mengeluarkan credit card milik raga.
Setelah selesai membayar mala keluar dari toko sambil tersenyum mesum.

"Bakal gue bikin lo ga akan bisa ninggalin gue" bisik mala pada dirinya sendiri.
Mala memang begitu, banyak hal yang sejak lama ia fikirkan, sesekali ia pernah berfikir untuk meninggalkan raga begitu saja tanpa kesedihan tapi disisi lain perasaannya pun tidak bisa ia kendalikan begitu saja.
Mala memang sudah cinta mati pada raga.
Begitupun raga, atas apa yang ia lakukan selama ini, raga sendiri tidak akan pernah mau melepaskan mala begitu saja.
"HAH GAWAAAAT, HP GUE!!!" teriak mala samhil berlari ke arah tempat sampah tadi dan mulai mencari ponselnya.
Mala terlihat seperti orang gila yang sedang mencari makan, tangannya kotor, ia masih sibuk mengacak-ngacak sampah.
"Sejak kapan mala yang aku sayang jadi tukang pulung?" Kata raga mengagetkan mala.
"HP ku.." kata mala sambil menggaruk kepalanya dengan tangan kotornya.
"Ini?" Tanya raga sambil memperlihatkan ponsel mala yang sudah dia pegang sejak tadi.
"......." mala terdiam, ia menunduk malu. Matanya yang sembab terlihat jelas membuat raga tak enak hati.
"Yuk naik mobil" kata raga membuka pintu mobil agar mala masuk ke dalam mobilnya.
"Motor?" Kata mala semakin terlihat seperti orang bingung.
"Udah dibawa si adek.." kata raga so cool.
"........" mala terdiam lagi, kali ini dia sambil melangkahkan kakinya menaiki mobil raga, setelah mala masuk mobil raga bergegas masuk mobil juga dan menjalankan mobilnya.

"Kenapa buang hp tapi lanjut ke toko baju beli lingeri?" Tanya raga sambil terkikik menahan tawa.
"Ihhhhhh..." kata mala kesal,mala sudah tau maksud raga memberikan credit cardnya, ia hanya ingin bisa melacak dimana keberadaan mala. "Kita mau kemana? Ini bukan arah balik.." lanjut mala dengan bibir memonyong kesal.
"Tangerang.." kata raga tersenyum
"A jangan gila dongg.." kata mala semakin kesal
"Aku emang tergila gila padamu.." kata raga semakin memepercepat laju mobil
"Kalo gitu.. hamilin aku juga" kata mala sambil menatap dalam mata raga.
Raga tersenyum,ia mengangguk.
Mala membalas senyuman raga, ia melepas kaos dan bra nya, terlihat keluar gundukan payudara mala menyembul besar.
Raga semakin tidak fokus menyetir sampai mala benar benar telanjang bulat di mobil malam itu.
Malam itu sangat gelap, hujan gerimis membuat suasana semakin sendu.
Raga membelokan mobilnya ke salah satu hotel melati di pinggiran kota.
Selain gedungnya yang kuno,parkirannya pun sangat sepi. dengan sigap mala mendorong raga ke jok belakang mobil.
Dibukanya celana jeans raga da segera ia keluarkan batang raga yang sudah mengeras.
Mala mengulum batang raga hingga basah, setelah basah di arahkannya batang raga masuk ke lubang mala yang sejak tadi sudah basah.
"Ahhhhhh..." desah mala merasakan kenikmatan batang raga menyentuh dinding dinding vagina nya yang sempit, sambil menciumi bibir raga mala menaik turunkan badannya membuat raga tak tahan untuk meremas payudara mala yang gontai bergerak lemah di depan tubuh raga.
"Awwwww ahhhh... awwwwww.." teriak raga nikmat.
Mala semakin bersemangat, gerakannya semakin cepat,sambil menggigit bibir bawah raga sambil menempelkan payudaranya pada tubuh raga.
"Ahhhhh..." teriak raga keenakan.

*toktoktok*
Suara ketukan kaca dari luar mobil.
"Bangsat.." kata raga sambil memeluk erat mala.
Raga segera mengambil jaket untuk menutupi tubuh mala dan membuka kaca mobil.
"Ya?" Kata raga mendongak.
"Untuk berapa orang biar disiapkan dulu.." kata karyawan hotel diluar.
"Siapin aja room vip, 10menit lagi saya masuk" kata raga sambil menutup kaca mobil.

Mala tertawa lepas.
"Selalu ada halangan untuk berbuat di mobil.." kata raga kesal.
Mala meneruskan gerakannya, terasa olehnya batang raga masih keras di dalam vaginanya.
"10menit keluarin bareng." Kata mala berbisik dipelukan raga.
Raga kembali fokus pada permainannya.
Gerakan mala semakin bersemangat, ia kini kembali mencium bibir raga lekat dan panas.
"Hmmmm... hmmmmmmm" desah raga tertutup bibir mala
Mala kini sudah sedikit kejang, vaginanya berkedut menarik lembut batang raga.
"Aku fly honeeey.." bisik mala membuat raga lemas.
"Ahhhhhh... mantaaap sayang.." jawab raga lemas
Keduanya kini berpelukan erat.
"Yuk sayang.. nanti diketokin lagi.." kata raga membangunkan mala yang mulai mengantuk.
"Kalo udah fly mending kita lanjutin perjalanan.." kata mala sambil tersenyum licik
  "Iya juga yaaa.." kata raga tertawa licik "tapi engga ah yang.. aku capek.." kata raga merengek
"Capek apaan?" Kata mala kesal, permainan tadi yang seharusmya capek adalah mala. Jelas saja mala kesal dengan candaan raga barusan.
Raga tersenyum "aku mau liat kamu dulu pake lingerie.." kata raga sambil mengenakan celananya kembali.
Mala tersenyum, ia bergegas mengenakan kaos dan celananya lagi lalu turun dari mobil dan mengikuti raga yang sudah turun duluan.
Keduanya berjalan ke arah kamar yang mereka dapat.

Hotelnya kecil dan kuno, tapi dalamnya terlihat keren.
"Keren juga hotelnya.." kata raga sambil menggenggam tangan mala erat.
"Betul sekali pak manager.." kata mala meledek raga.
"Hahahahaha.. ngeledeeeek" kata raga sambil tertawa.
Bentuk kamarnya memang terlihat beda dari hotel lain, raga sendiri terlihat nyaman saat duduk di balkon kamar dengan pemandangan lampu lampu rumah di gunung depan hotel.
Raga terduduk melamun sambil merokok.
Ia sudah bertekad untuk meninggalkan dewi demi kembali dengan mala sebelumnya, tapi setelah raga tahu bahwa dewi sedang mengandung, rasanya tekad itu hancur seketika.
Bagi raga, walau bagaimanapun dewi adalah tanggung jawabnya.
Ia memang tidak bisa se setia aki pada nini, tapi setidaknya ia ingin menunjukan bahwa ia pun bisa bertanggung jawab seperti aki pada anak anaknya.
Raga mengusap seluruh wajahnya dengan tangannya yang dingin.
Mala sudah selesai mandi lengkap dengan lingerie warna ungu yang baru dia beli, mala duduk di sebelah raga membuat raga kaget dan langsung mematikan rokonya.
"Mikirin apa?" Kata mala penasaran.
"Mikirin kamu.." kata raga sambil tersenyum
"Hmmm... sebenernya aku ngerti kok A posisi kamu.." kata mala membuat jantung raga berdebar kencang. "Aku memang tidak ada hak untuk memiliki AA, aku juga tidak ada kekuatan untuk merebut AA lagi dari dewi, aku cuma pengen menghabiskan waktu waktu kita selagi kita bisa bersama.." kata mala sambil tersenyum ke arah raga.
"Aku juga gak bisa janji apapun ke kamu.." kata raga menunduk sedih "tapi aku bakal buktiin kalau kebersamaan kita gak akan sia sia.." lanjutnya.

"Heem.." kata mala sambil mengangguk mengerti.
"Yaudah sekarang mandi, terus.." potong mala sambil tersenyum

"Terus giliran aku yang bikin kamu lemes.." kata raga mencium kening mala dan berjalan ke arah kamar mandi.









Bagaimana kelanjutan kisah mala dan raga?
Walau gimanapun mereka memang sulit untuk bersama..
Nantikan kelanjutannya ya temen temen..
Selamat berliburr..~~



All About You Without Your WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang