RAGA PAMIT.

1.3K 14 0
                                    

Motor Raga terparkir rapi di parkiran kampusnya. suasana kampus terlihat begitu asing untuk raga, bagaimana tidak.. Raga sudah hampir satu tahun tidak datang ke kampus. Raga berjalan ke arah ruang dosen, ia sudah janjian dengan Pak Ferdy.
Hari ini Raga sedikit rapi, menganakan kemeja berwarna maroon dengan celana chinosnya yang berwarna abu tua. raga memang sudah akrab dengan Pak Ferdy tapi jika untuk urusan ini Raga tetaplah akan menjadi karyawan Pak Ferdy nantinya.

"Raga.. ada apa nih sampe nyempet-nyempetin dateng ke kampus?" tanya Pak Ferdy terlihat heran
"hahaha jadi malu saya Pak.." jawab Raga basa-basi
"yaudah yuk sambil ngopi dikantin" ajak Pak Ferdy sambil membuka kacamata nya. lalu mereka berdua berjalan menuju kantin luar gedung tempat Pak Ferdy dan Raga biasa nongkrong untuk sekedar sharing.
dikantin luar mereka bisa sambil merokok.
walaupn Pak Ferdy sudah cukup berumur, beliau masih kuat merokok, bahkan satu bungkus-pun bisa dia habiskan dalam satu hari.
"begini Pak, untuk penawaran Bapak soal hotel yang di Tangerang. apa masih bisa saya mengajukan diri?" kata Raga to the Point.
sambil menghisap Rokoknya, Pak Ferdy mengernyitkan dahi seolah tak percaya dengan apa yang di katakan Raga.
"hmmmm.. kamu yakin ga?" tanya Pak Ferdy seraya meyakinkan
"yakin banget pak.." jawab Raga anatusias
"kuliahmu?" tanya Pak ferdy lagi
"saat ini aku masih butuh uang sih pak, untuk kedepannya saya akan kuliah disana jika saya betah.." jawab Raga meyakinkan Pak Ferdy, sebetulnya dari dulu Pak ferdy yang meyakinkan Raga soal ini. justru dengan mendengar perkataan Raga sekarang, Pak ferdy jelas sangat senang bahkan sudah sangat yakin dengan kinerja Raga.
Pak Ferdy tahu betul, Raga adalah orang yang bertanggung jawaba dan bersungguh-sungguh atas apa yang dia inginkan.
"oke deal ya Ga.." jawab Pak ferdy dengan senyumnya. "nanti kamu akan di hubungi oleh Bambang, manager bagian Resto, kalian disana akan jadi Partner" sambung Pak Ferdy lagi.
"kapan saya bisa kesana?" tanya Raga.
"besok bisa?" tanya balik pak Ferdy.
"BISA PAKKK.."jawab Raga bersemangat. "terimakasih banyak ya Pak.." kata Raga sambil menyalami tangan Pak Ferdy.
Raga sudah dijelaskan sejak lama oleh Pak Ferdy bagaimana kerjanya disana, bahkan sebelum Raga tertarik akan kerjaaannya, jadi di cabang tangerang ini Raga-lah yang akan mengatur keuangannya, menggaji pegawai-nya, bahkan sampai mengatur promosinya. Pak Ferdy hanya menyediakan tempat dan furniture-nya, 100% raga yang akan mengatur seluruhnya.
ini adalah tanggung jawab yang besar untuk Raga.
"oke Ga.. nanti Bambang akan kabari kamu, Bapak gabisa lama-lama nih bro.. mau ngajar lagi" kata Pak Ferdy terdengar santai.
"oke siaaaap" jawab Raga sambil berjalan menyeimbangi langkah Pak Ferdy menuju gedung kampus.
"pamit pulang ya Pak, doain Raga bisa memegang tanggung jawab penuh ini" kata Raga berpamitan kepada Pak Ferdy.
"okeeee okeeee.. " jawab Pak Ferdy santai.

Raga melangkah berat menuju parkiran motor, pikirannya kacau, keputusan ini diambil dengan sangat mendadak, bahkan ia tidak tau apa yang akan terjadi ke depannya setelah pergi meninggalkan Mala kekasihnya.

Dilajukannya motor Raga menuju sekolah Mala siang itu, sudah jam 13.00, kira-kira 30 menit Raga akan menunggu Mala digerbang sekolah sampai kekasihnya itu pulang.
sambil membuka ponsel, Raga mengirim pesan Whatspp ke Mala.
'aku udah didepan sekolah'
tanpa menunggu balasan, Raga memasukan ponselnya lagi ke dalam kantong celananya.
Raga masih menunggu Mala tanpa turun dari motor vespanya, tak lama kemudian Malapun datang dengan Dewi dan Rasya.

"aa sayangggg.. " sapa Mala dari kejauhan.
tanpa menjawab sapaan Mala, Raga hanya tersenyum dari kejauhan.
"kenapa repot-repot jemput?" tanya mala dengan nada manjanya.
"pengen aja.. kangen.." jawab Raga sambil tersenyum
"rasya sama dewi mau ke rumah aku dulu.." jawab mala sambil menggandeng tangan kedua sahabatnya.
"iya nihhhh" kata Rasya menimpali omongan Mala "gapapa sih, mala ama a Raga duluan aja.. kita mau pulang dulu ganti baju " kata Rasya sambil menarik tangan dewi.
"iya ya Mal, kita ganti baju dulu tar nyusul ke rumah lo.." jawab Dewi sedikit kelimpungan mengimbangi tarikan tangan Rasya yang keras.
"oke see youuuuuu..." kata Mala sambil menaiki motor vespa Raga, lalu Raga pun menyalakan motornya dan berangkat.

All About You Without Your WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang