Yatta adalah pria tamatan SMA yang nekat merantau ke Jakarta. Dia sendiri tidak mengerti, entah sejak kapan dia memiliki kemampuan yang bahkan belum ada namanya di mbah gugel.
Dia baru menyadari kemampuannya ini sejak bekerja sebagai cleaning servi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Penampakan Yatta _____________________________
Semua orang terheran-heran melihat perubahan dalam diri Yatta. Terutama Otoy.
Apalagi sejak satu tempat kerja dengan Yatta, Otoy semakin terheran-heran. Masalahnya, dari cerita seluruh teman-teman kantor, Bos mereka termasuk golongan maha kikir. Sebagai seorang cleaning service, Otoy sangat yakin, gaji Yatta tidak akan beda jauh dengan gajinya yang diterima sebagai satpam. Apalagi jika mengingat Yatta hanya bekerja satu bulan lebih awal daripada dia.
Tapi, Yatta belakangan ini menghabiskan uang seperti seorang Direktur. Si Belang bukan hanya selalu mendapatkan sisa makanan, sekarang kucing itu bahkan dibelikan piring tersendiri. Menu makanan mereka sekarang beraneka ragam. Otoy baru tahu, bahwa ternyata makanan itu sama seperti upacara. Ada pembukaan dan penutupan.
Pakaian Yatta yang dulu banyak lubang angin sekarang sudah berganti dengan baju-baju baru dengan merek terkenal, yang harganya sudah ditempel. Tempat belanjanya juga bukan di pinggir jalan, tapi di dalam gedung-gedung indah ber-AC. Otoy juga baru tahu kalau celana jeans itu ternyata banyak warna, bukan hanya biru. Setiap kali menemani Yatta belanja, mata Otoy selalu terbelalak. Karena Yatta belanja seolah untuk dijual lagi, tapi minus tawar menawar. Jika tangan masih ada yang bebas, dia seolah belum puas.
Sebagai hasil dari hobi baru Yatta, sekarang susunan pakaian baru di dalam kamar Yatta sudah setinggi pinggang.
Orang-orang di sekitar kosan juga mulai menatap Yatta dengan sinar mata yang berbeda. Wajah-wajah yang dulu seperti menahan kentut saat melihat Yatta, sekarang bagaikan pagar ayu menerima tamu saat melihat Yatta melangkah lewat. Wajah-wajah yang tersenyum, sapaan yang hangat, hingga tangan tukang parkir pinggir jalan yang terjulur ketika membantu Yatta turun dari ojek. Padahal dulu, jangankan menjulurkan tangan untuk membantu, untuk sekedar melirik saja tukang parkir itu enggan.
Bibir-bibir di sekitar kosan mulai sering menyebutkan nama Yatta, kuping-kuping yang menyamar sebagai dinding dengan tekun mendengarkan. Dan hanya dalam sekejap mata, desas desus bahwa Yatta kaya mendadak telah menyebar seperti angin. Memenuhi seluruh sudut, sela-sela dinding, hingga lubang semut.
Ketika mereka nongkrong di warung seberang kosan, tiba-tiba banyak perempuan yang berjalan lewat sambil senyum-senyum mencuri pandang ke dalam warung. Kadang lirikan mata mereka membuat jantung Otoy terasa jungkir balik. Tapi Otoy tahu, lirikan mata perempuan-perempuan itu bukan untuk dia. Namun, untuk Yatta. Jangankan perempuan, Otoy sendiri merasakan bahwa Yatta semakin ganteng. Benar kata orang, uang dapat mengubah penampilan.
Otoy tidak peduli, walaupun seluruh perempuan yang lewat matanya hanya kepada Yatta seorang. Bagi Otoy, yang penting pencuri hatinya tetap melirik dia seorang. Yang jadi masalah, bahkan pencuri hatinya juga mulai melirik-lirik Yatta.
Otoy mulai was was ketika mereka nongkrong di warung. Dia mulai setengah berharap agar Tessa jangan keluar kosan dulu, selama Yatta masih duduk di sampingnya. Tapi, kalau tidak ada Yatta, dia juga tidak mungkin nongkrong sendirian di dalam warung. Karena selama ini yang ringan tangan menjulurkan uang untuk membayar adalah Yatta. Tanpa Yatta, mustahil penghasilan Otoy mencukupi untuk berfoya-foya seperti yang sedang mereka lakukan sekarang.