🍃🍃Kara galau antara harus bersyukur atau apa. Disatu sisi, dia harus mengucap alhamdulillah karena ketiga sahabat laknatnya itu hanya menyaksikan ia jatuh karena menginjak lubang.
Mereka tak tau ada yang lebih mengenaskan dari itu.
Tapi disisi lain, Kara tetap saja malu mengingat image nya sebagai perempuan berdaulat jatuh. Apa kata dunia kalau tau Kara Aurelie nge-blank parah hanya karena melihat Rakafa Ditya tertawa?
Ck ck ck ...
Ngomong-ngomong soal peristiwa semalam, Kara tak bisa melupakan bagaimana paniknya wajah Adan ketika Kara menyatakan pertanyaan konyol itu. Jika saja Lani disana, aghhh Kara tak tau bagaimana mendeskripsikan suasananya.
"Gak usah geer deh lo! Ya kali gue suka cewek--"
Kalimat Adan kemarin masih terngiang ditelinga. Ntah kenapa, Adan tak meneruskan ucapan dan memilih membuang napas kuat-kuat lalu beranjak pergi setelah sempat menebar aura permusuhan pada Kafa.
Kara sebenarnya tidak geer-geer amat. Selama mengenal Adan, tak pernah sekalipun ia berfikir pemuda itu menyimpan perasaan padanya. Selain karena Adan tak pernah peduli atau menganggapnya ada, keluarga besar XII IPS juga tau kalau Adan menyukai Lani.
Tapi akhir-akhir ini, sikap Adan jadi mencurigakan. Seperti halnya kejadian di lapangan beberapa hari lalu, sampai sekarang Kara masih kepikiran dari sisi mana kehadirannya merusak konsentrasi Adan.
Getar suara notifikasi khas pertanda pesan masuk menganggu konsentrasi belajar Kara sejak tadi.
Kara punya aturan yang ia buat sendiri sejak lama. Sebelum belajar, dia akan menjelajahi ponsel dulu sepuasnya. Dan Kara baru saja melakukannya tadi. Biasanya setelah itu, notifikasi tidak akan muncul karena semua grup ia bisukan hingga pagi menjelang. Yang berpotensi merusak konsentrasinya pun bernasib serupa. Dan Kara yakin, notifikasi yang belum berhenti hingga sekarang, bukan berasal dari dua opsi diatas.
Lalu, siapa?
Berperang dengan logikanya, Kara memilih ikut kata hati yang sudah terlanjur penasaran. Meraih ponsel diatas kasur sebelum menjatuhkan diri disana.
Kenapa sih lo selalu jadi pusat perhatian??!
Itu pesan pertama si nomor tak bernama. Kara mengernyit dalam. Jarang-jarang dia mendapat pesan salah alamat begini.
Urusan otak, mungkin lo lebih jago. Tapi fisik, lo sadarkan gue menang banyak? Tapi kenapa selalu elo yang jadi pilihan pertama?
Diawal gue diem, karena mikir semuanya cuma kebetulan. Tapi kenyataan yg akhirnya gue tau bikin gue muak.
'Kara istimewa' 'Kara beda' 'Kara bla bla bla'. Itu kalimat yang diucapin cowok2 bego ke gue sejak kita smp dulu.
Mata Kara melebar sekarang. Pesan curhat itu tidak salah alamat. Jelas,-jelas nama Kara tertera disana. Tapi siapa pengirimnya? Dan mengapa pula harus mengeluh pada orang yang dikeluhkan?
Situ sehat?
Kara menghapus pesan balasannya saat pesan lainnya masuk.
Gue kecewa ra. Demi apapun gue sakit liat dia sakit gara-gara elo. Dulu gue diem karena perasaan gue cuma sekedar suka sama cowok2 yg lebih milih elo dibanding gue. Gue diem karena gak mau makin gak punya temen gara-gara nyerang lo yang jelas-jelas punya banyak tameng. Gue ikhlasin perasaan yang gue punya. Tapi sekarang, dia terlalu berharga buat gue lepas. Dia udah punya tempat khusus dihati gue. Dan lo tau apa yg bikin gue makin gak bisa lagi buat diem,
Apa? Kara berbisik sayu dalam hati. Setelah membaca kalimat panjang itu tanpa melewatkan satu katapun, tiba-tiba rasa bersalah bersarang dalam hatinya. Padahal dia masih belum tau siapa dan apa maksud ini semua.
Dihati dia justru elo yang punya tempat khusus itu.
Kara tertegun. Sejak kapan hidupnya jadi se complicated ini?
Gue salah apa sih ra sama lo? Setiap ketemu elo, gue udah berusaha buang rasa gak nyaman itu. Gue coba buat mikir kalo lo emang gak tau apa-apa dan gak bersalah sama sekali. Gue dorong diri gue buat percaya kalo rasa suka emang gak bisa dipaksain. Cowok2 yang gue suka dan milih suka sama lo juga gak punya kesalahan apapun. Itu hak mereka. Perasaan mereka.
Tapi lo tau ra, semua gak bisa gue lakuin setelah gue kenal dia. Dia bikin gue ngerasain perasaan asing yang bikin gue nyaman. Gue bahagia. Tepat sebelum dia kenal elo beberapa waktu lalu. Setelah tau lo, dia berubah. Dia aneh. Sampai akhirnya gue tau, cewek yang paling gak pernah bisa gue anggap teman adalah alasan dibalik perubahan itu.
Mata Kara berkaca-kaca sekarang. Rasa sakit jelas sekali tertulis disemua bait pesan ini. Sekarang, dia merasa jadi gadis paling jahat sedunia.
Kenapa ra? Kenapa harus selalu elo?
Udah, please ... Kara memohon. Air matanya tumpah. Menekuk kedua lututnya kemudian menenggelamkan kepala disana.
Seumur hidup, ini kali pertama Kara sesedih ini. Waktu Kanu memilih ikut atuk dan nenek kemalaysia, Kara memang menangis hebat. Tapi hatinya tak sehancur sekarang. Tak sekacau malam ini.
Lagi, notifikasi terdengar. Kara menatap sayu ponsel yang dalam posisi telungkup ditepi kakinya. Menggapai lemah, membuka dan membaca baris perbaris kata dari pengirim yang sama.
Seperti yang tadi gue bilang, gue gak bisa nyerang lo secara langsung. Lo punya banyak teman ra, lo punya banyak pembela kalo misalnya lo kenapa-napa. Jadi gue harap, masalah ini cuma antara kita berdua. Cuma gue dan elo. Gue tau lo gak sepengecut yang gue bayangin.
So, this is our secret.
Dengan wajah dan mata memerah, Kara berdecih sinis. Siapa yang pengecut sebenarnya? Jika si pengirim pesan ini memang pemberani, dia akan langsung berbicara pada Kara.
Bodoh. Kara memaki dalam hati. Dipesan itu jelas tertera bahwa pengirimnya takut dengan Kara. Padahal, Kara hanya gadis biasa dengan tiga sahabat yang bahkan tak tau beladiri. Dia tak punya tameng apapun.
Bego. Kara lagi-lagi memaki pengirim pesan tak bernama itu. Siapa dia berani mengatakan banyak cowok yang menyukai Kara. Sejak SMP pula. Memangnya siapa saja?
Malam ini, Kara benar-benar tak akan bisa memejam kan mata.
🍃🍃
Tidak apa-apa. Kamu hebat. Terima kasih untuk hari ini.
Satu kalimat diatas saja, sudah cukup membahagiakan seseorang.Boss yang nyuri-nyuri waktu padahal lagi UAS
Fika
Nb : boss seneng kalo kalian bisa nebak siapa pengirim pesan tanpa nama itu😋
![](https://img.wattpad.com/cover/251135951-288-k380075.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Remaja Kita (End)
RastgeleFollow boss yak..😁 cover by:Lailatulwahida07 Masa remaja Kara terlalu biasa. flat, hambar dan hampir bisa dibilang nggak ada rasanya. well, selain menjadi secret admirer Kafa, cowok ganteng plus kalem jagoan Karate dari IPA, dan jangan lupakan kesi...