Season 2 : Setelah Menikah

3.5K 152 26
                                    

Hari ini sudah hari ketiga sejak pernikahan ku dan Axel diadakan.

Dan hari ini hari dimana aku harus pergi bersamanya ke Tiongkok.

Setelah hari pernikahanku hingga hari ini aku tidak bertemu dengan Bryan sama sekali.

Entah bagaimana kabarnya, tapi aku enggan menghubunginya dan dia pun tidak menghubungiku.

Menanyakan kepada bang Jano atau bang Tama pun aku tak bisa. Tak ada satupun anggota keluarga ku yang membahas tentangnya.

Nama Bryan seakan tabu untuk diucapkan dirumahku atau didepanku. Itu yang ku pikirkan sekarang.

Seperti semua orang dirumahku dengan sengaja tak menyebutkan nama Bryan bahkan keluarganya.

Orang tuaku mengantar ku kebandara. Tidak dengan bang Jano yang memilih pergi ke kantor dan bang Tama yang sudah pergi ke Paris untuk mengurus pembangun Mall bersama calon istrinya yang sempat tertunda kemarin.

Semua kembali seperti semula.

Bisnis berjalan dengan lancar tanpa ada isu yang menghantam keluarga kami.

Tapi hanya diriku yang masih belum bisa menerima keadaan ini.

Selama di pesawat aku hanya diam.
Axel mengajakku berbicara tapi aku dengan sengaja tidak menjawabnya bahkan mendengar perkataannya saja aku malas.

Penerbangan selama 7 jam ini membuatku tertidur sejenak.

Jujur selama berapa hari ini aku merasa sukar untuk tidur.

Bahkan setelah melakukan hubungan intim dengan Axel pun mataku enggan tertidur.

Terlalu banyak hal yang ku pikirkan.

Apa aku akan baik-baik saja jika terus seperti ini? Seperti budak bagi Axel.

Apa aku bisa terus menjalani hidup yang seperti ini?

Aku terbangun dari tidurku karena Axel membangunkanku.

"makan dulu, nanti dingin" ujarnya.

"aku tidak memesan makanan karna aku tidak berniat untuk makan" balasku.

"Quin, haruskah aku memaksamu untuk segala hal? Sampai makan pun aku harus memaksamu juga?" tanyanya dengan volume yang kecil namun dengan sedikit tekanan di pengucapannya.

Aku menghela nafas kasar.

Aku memakan Steak yang telah dipesankan oleh Axel.

"good girl" ucapnya sambil mengelus rambutku.

"sudahkan?" tanyaku kepadanya setelah semua makanan itu habis.

Ia tersenyum lalu mencium bibirku sekilas.

Aku kembali memejamkan mataku namun enggan tertidur. Hanya memejamkan mataku saja agar Axel tidak mengajakku berbicara sama sekali.

"aku tau kau tidak tidur Quin, kenapa kau sangat dingin kepadaku?" tanyanya dan aku tetap diam.

"apa aku salah jika aku ingin mendapatkan apa yang aku inginkan? Mendapatkan kebahagiannku?" tanyanya kembali.

Jujur aku sangat emosi.

Bagaimana bisa dia menanyakan omong kosong seperti itu.

Ia hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak denganku.

"bukankah dulu kau menyukaiku? Kenapa kau sekarang seperti ini? Bukankah kau merasa snagat hancur ketika aku meninggalkanmu dulu? Sekarang aku sudah bersamamu Quin, kita sudah bersama. Bukankah kau seharusnya bahagia sama seperti ku?" ucapnya kembali dan aku tetap diam.

The Last is You! (Sex University 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang