"sepertinya anda sangat suka masuk ke kamar orang sembarangan. Anda tidak berubah sama sekali tuan Axel Louie" ujarku dan dia langsubmng berdiri dan berjalan kearahku.
"kau, apa maksutmu saat rapat tadi?" ujarnya sambil mendorongku hingga tubuhku kinu bersandar di dinding kamar.
"tentu saja untuk mendapatkan proyek itu, apa kau bodoh? Aku kira kau lebih berpengalaman soal bisnis dari pada diriku" balasku dan ia menatapku.
Terlihat ia sedang marah sekarang, aku kenal tatapan ini. Tatapan yang dulunya membuatku merasa terintimidasi, tapi entah kenapa tatapan itu hanya seperti tatapan kosong bagiku, tiada artinya.
Ia langsung membalikan tubuhnya dan mengacak-acak rambutnya, aku yakin dia sangat marah sekarang dan hal itu membuat aku sangat senang.
"kenapa tuan Axel? Anda kesal karena saya berhasil mengalahkan anda?" ujarku dan dia kambali menoleh kearahku.
Ia melayangkan tangannya seperti ingin menamparku dan aku hanya diam saja sambil menatapnya.
"aaahhh sialan, seandainya kau itu pria bukan wanita, mungkin kau sudahku habisi" ujarnya lalu melangkah menuju pintu keluar.
"hahaha sangat lucu" ujarku yang menghentikan langkahnya.
"kau tau Axel, kau sudah menghabisi jiwaku yang dulu. Dan sekarang ada satu hal yang baru saja aku sadari bahwa kita berdua sangat berbeda" ujarku sambil membuka pakaianku.
Ia kembali menoleh kearahku dan melihatku sedang membuka bajuku.
"apa maksutmu berkata seperti itu? Dan apa kau mencoba menggodaku sekarang? Oh ya tentu saja, dari diruang rapat tadi kau sudah mencoba menggodaku" ujarnya dan aku tak menghiraukan perkataannya.
"biarku jelaskan, aku terlahir dari keluarga yang berjiwa bisnis dan aku ditakdirkan untuk menjadi seorang pembisnis pula. Sedangkan kau dan keluargamu? Kalian adalah sekumpulan orang amatir yang merasa mereka bisa menguasain dunia bisnis dengan penuh abisi" ujarku
"oh dan satu lagi, apakah otakmu selalu berpikiran mesum mister Axel? Ini kamarku dan aku ingin mandi jadi terserah padaku apa yang ingin ku lakukan. Dan hobimu adalah memasuki kamar orang sembarangan, siapa yang salah?" ujarku.
Ia berjalan mendekat kearahku, sebenarnya aku sedikit takut. Aku tak bisa menebak apa yang akan dia lakukan.
"apa maksutmu merendahkan keluargaku? Padahal kau sendiri wanita rendahan, kau memang memiliki kekayaan tapi harga dirimu sangat rendah" ujarnya dan kini kami kembali bertatapan dengan posisi sangat dekat.
"bagaimana dengan seorang penipu? Bahkan tak hanya itu, KAU JUGA SEORANG PEMBUNUH! KAU ITU MONSTER! Bukan manusia" ujarku dan aku sudah siap jika ia memukul ku, atau mungkin membunuhku sekarang.
"apa kau tidak takut kepadaku? Setalah semua yang kau katakan?" ujarnya.
"aku hanya takut akan ada orang yang salah paham dengan posisi kita sekarang, kau tai aku hanya menggunakan pakaian dalam saja sekarang" ujarku dan ia langsung memundurkan badannya dan berjalan keluar kamar.
Aku manarik nafas dalam, sejujurnya sedari tadi aku sudah setengah mati manahan rasa sesak di dadaku karena harus berhadapan dengannya. Orang yang memberikan banyak luka didalam diriku.
Orang yang selalu terlibat disetiap masalah didalam hidupku. Orang yang membuat aku selalu merasa malu jika harus berhadapan dengan orang-orang yang mengetahui bahwa aku Quin Michella Tancuslan dan membuat aku merasa ditelanjangi di depan umun akibat ulahnya.
Aku pergi mandi dan setelah itu memutuskan untik tidur siang, karena semalam aku tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan rapat hari ini.
Sebelumnya aku menghubungi bang Tama memberitahukan bahwa kami berhasil mendapatkan proyek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last is You! (Sex University 2)
RomanceKelanjutan dari kisah Quin, Axel dan Bryan setelah tamatnya "Sex University". Apakah hubungan Quin dan Axel akan berjalan mulus? setelah 3 bulan perjanjian mereka apakah Axel mampu membuat Quin jatuh cinta kepadanya? Lalu, bagaimana dengan Bryan? Ap...