27. Merasa Bersalah

5.4K 256 17
                                    

Selama 3 hari Bryan dirawat dirumah sakit, akhirnya hari ini Bryan di ijinkan untuk pulang.

Aku menunggunya didepan rumah, karena ia pulang bersama orang tuanya.

Saat melihat mobil mereka lewat, aku langsung menghampiri mereka. Bryan tersenyum saat keluar dari mobil

"kamu beneran udah sembuh?" tanyaku.

"iya sayangg" balasnya dan mengelus rambutku.

"ciee sekarang udah gak pake gue elu lagi ya" ledek papa Bryan dan aku hanya tersenyum sedikit malu.

Sejak kejadian Bryan sakit, aku tak tau kenapa mulutku mulai mengatakan "aku kamu" bukan "gue elu" lagi.

"ya Tuhan itu baik pa, Bryan dikasi sakit tapi Quin jadi manggil aku kamu sekarang" balasnya sambil merangkulku.

"ehh mulutnya, gak boleh ngomong gitu" ujar mama Bryan.

"becanda ma" balas Bryan.

"yaudah Quin, ayo masuk" ajak mama Bryan. Dan aku pun masuk kedalam bersama keluarga mereka.

"duduk dulu ya, tante bikinin minum"

"eh nggak usah repot repot tan barusan Quin abis makan juga, Quin kesini cuma pengen liat keadaan Bryan aja" jawabku.

"ma Quin kesini mau liat anak kita aja, kitanya enggak ma" ujar papa Bryan.

"eh maksutnya gak gitu om" balasku tidak enak.

"gitu juga gak papa kok" ujar Mama Bryan, dan mereka bertiga tertawa kecuali aku.

"duh ma pa, Quin jadi malu, jangan gitu dong" ujar Bryan dan semakin membuat kedua orang tuanya tertawa.

"tapi Quin kamu tu gak perlu khawatir sama Bryan, liat aja dia udah balik gak bisa diem lagi" ujar papa Bryan. Aku melirik kearah Bryan dan Bryan langsung mengoyang goyangkan kepalanya seperti sedang mendengarkan musik.

Kami tertawa kecil melihat tingkahnya.

"yaudah om sama tante mau langsung kekantor. Kerjaan udah lumayan yang numpuk" ujar papa Bryan.

"titip Quin ya Bryan, awas macem macem" lanjut papanya.

"macem macem juga gak papa kok, biar cepet nikah" timpal mama Bryan dan papa Bryan tertawa sambil mengangguk.

"pa ma jangan gitu napa" ujar Bryan yang menyadari bahwa aku kurang nyaman sekarang.

"yaampun kalian masih malu malu aja, padahal udah kuliah di New York, yaudah kita tinggal dulu ya" ujar mama Bryan.

Aku dan Bryan mengantar orang tuanya sampai ke depan pintu.

"Quin sorry ya buat omongan papa sama mama tadi" ujar Bryan.

"yaudah sih selo, malah asik tau bisa ngomongin apa aja sama orang tua" balasku dan Bryan mengangguk.

"ian, ke kamar aja yuk" ajakku. Karena sekarang kami sedang berada diruang tamu.

"ke ke kekamar?" bicara Bryan sedikit tebata bata.

"kamu tu baru balik dari Rs, jadi masih harus istirahat" kataku kepadanya. Dan dihanya menjawab 'oh' sambil mengangguk anggukkan kepalanya.

Aku rasa Bryan memikirkan hal lain, tak perlu ku jelaskan pasti kalian juga sudah tau. Karena memang kata kataku tadi terdengar ambigu.

Sesampai dikamarnya Bryan masih terlihat canggung.

Akupun berbaring diatas kasurnya dan menepuk nepuk bagian kasur disebelah ku yang kosong.

"sinii" ajakku kepada Bryan dan dia pun menurutinya.

The Last is You! (Sex University 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang