"ehemm" suara bang Jano menyadarkan ku bahwa sedari tadi ada bang Jano dan Bryan disini.
Aku pun melepas pelukan ku, dan Axel pun melakukan hal yang sama.
"hallo bang Jurad, nama saya Axel, dan saya adalah pacarnya Quin" kata Axel kepada bang Jano.
"tau nama gue dari mana?" tanya bang Jano lalu berjalan kedepan
"Quin sering cerita tentang bang Jurad dan bang Tama" bapas Axel dan menyusual bang Jano yang berjalan semakin menjauh dari kami.
Tak tau apa saja yang mereka bahas di depan sana tapu terlihat sepertinya bang Jano menyukai Axel, karena meraka bahkan tertawa bersama sekarang. Sampai meninggalkan aku dan Bryan di belakang.
"senang ni kayanya" ujar Bryan dan tentu saja pernyataan itu tertuju untuk ku karena hanya kami berdua disini.
"kalo gue bilang yang semalem ke dia, responnya gimana ya" bisiknya di telingaku.
"si*lan" umpat ku dalam hati, mendengar perkataan Bryan. Dan dia justru hanya tertawa kecil.
"mau gue bantu sanpein?" lanjutnya.
"jangan macem - macem" balasku.
"terserah gue dong" katanya lalu menjulurkan lidahnya.
"Bryan!!!" bentak ku tanpa sadar, sehingga membuat Axel dan bang Jano pun menoleh kearah kami yang berdiri dengan jarak sekitar 1,5 meter dibelakang mereka.
Bang Jano melihat dengan raut wajah yang sperti bertanya apa yang sedang terjadi. Sedangkan Axel, wajahnya terlihat mulai kesal.
"maaf maaf, makanya lu jangan ledekin gue" kata Bryan lalu berjalan kedepan meninggalkan ku yang maso berdiri terdiam.
"kenapa?" tanya bang Jano.
"tadi dia ngeledekin gue Jomblo, terus gue sumpahin dia berdua putus" ujar Bryan dengan nada santai.
Dan bang Jano justru tertawa, karena bang Jano punya selera humor yang sangat rendah.
"eh sorry xel, gue suka ngakak aja kalo liat kelakuan dia berdua" kata bang Jano kepada Axel.
Aku berjalan mendekati mereka. Menarik tangan Axel agar berjalan deluan meninggalkan mereka.
"why?" tanya Axel.
"udah kita deluan aja" balasku.
"bener yang Bryan bilang?" tanyanya.
"hm" balasku, dan lagi lagi aku membohonginya.
Aku langsung mengajak Axel pergi untuk check-in, dan meminta kursi kami agar bersebelahan. Awalnya tidak bisa, karena nomor kursi disebalahku sudah di pesan oleh orang lain, dan itu bukan atas nama bang Jano maupun Bryan, begitu juga dengan kursi Axel.
Hal hasil aku dan Axel memutuskan untuk bernegosiasi dengan orang yang nantinya akan duduk diseblah axel, agar pindah ke ke kursiku.
"emang dia mau entar?" tanyaku ke Axel.
"mau, entar aku yang ngomong" katanya.
Kini kami sudah didalam pesawat. Bang Jano dan Bryan duduk bersama, sedangkan aku dan Axel harus berjalan sedikit kebelakang karena kursi Axel berada di bagian paling pojok belakang.
"permisi ibu" kata Axel menyapa seorang wanita uabg sepertinya berusia sekitar 40 th dan kebetulan ia juga berasal dari Indonesia
"saya minta maaf sebelumnya, tapi apa saya bisa minta bantuan ibu. Ini istri saya, dan dia sedang hamil muda, tapi kami memesan tiket secara mendadak jadinya kursi kami terpisah, apa ibu bisa..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last is You! (Sex University 2)
RomanceKelanjutan dari kisah Quin, Axel dan Bryan setelah tamatnya "Sex University". Apakah hubungan Quin dan Axel akan berjalan mulus? setelah 3 bulan perjanjian mereka apakah Axel mampu membuat Quin jatuh cinta kepadanya? Lalu, bagaimana dengan Bryan? Ap...