Season 2 : Hari Pernikahan

3.1K 160 74
                                    

Aku terbangun dari tidurku.

Mama membangunkanku.

Tanganku masih diinfus tapu dengan wajah tak tega mama mengatakan aku harus segera bersiap.

"sekarang sudah pukul 6.30, kamu harus mandi. MUA sudah datang, dan Axel sejak tadi subuh terus menelpon papa dan mama" ucap mama.

Dan menyadarkanku bahwa hari ini adalah hari pernikahan ku dengan Axel.

"jika Quin menikah dengan Axel, lalu Bryan bagaimana? Kasian Bryan ma" ucapku lalu menangis lagi.

"Quin, ini. Bryan titip ini tadi malam" ucap mama dan memberikan sebuah kotak kepadaku.

Aku membukanya dan isinya adalah sebuah kalung yqng sangat canti 'Diamond and Tanzanite Cluster Necklace' itu namanya. Ini adalah kalung dari salah satu toko perhiasan yang terkenal didunia yaitu Tiffany & Co.

 Ini adalah kalung dari salah satu toko perhiasan yang terkenal didunia yaitu Tiffany & Co

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan sebuah kertas.

Aku membukanya dan Bryan memang menulis pesan disana.

"Kita pernah menonton film Titanic waktu masih kecil, dan apa kamu tau Quin. Aku berpikir apakah kisah cintaku nanti akan menjadi seperti mereka?
Apa aku akan menjadi Jack yang akan berkorban demi cintanya yaitu Rose?
Dan aku sadar, aku bisa menjadi Jack itu untuk dirimu.

Aku tau kamu akan merasa sedih dan merasa bersalah kepadaku, seperti yang Rose rasakan difilm itu.

Kamu tau, tak semua orang bisa menjadi Habibie dan Ainun yang mendapatkan cintanya dan saling mencintai hingga maut yang memisahkan.

Sayangnya aku menjadi Jack, bukan Habibie.

Aku hanya ingin kamu bahagaia. Kamu tidak salah.
Kamu berhak bahagia.
Dan aku bukan pria yang tepat, yang bisa membuatmu bahagia.

Meski kamu bilang bahagia kamu itu aku, hanya saja aku merasa tak pantas untuk itu.
Bukan kamu yang tak pantas. Hanya saja aku terlalu egois, dan tak ingin membuat diriku menjadi sebuah beban untukmu meski aku tau kamu akan bilang "tidak apa-apa, aku tidak perduli".

Sekali lagi, aku hanyalah pria egois yang mengharapkan kebehagiaan mu.

Satu lagi, aku juga pria yang sangat keras kepala.

Berbahagialah sahabtku.

Dari Bryan
Orang yang akan selalu mendukungmu dan menjagamu.
Karena dari kecil itulah tugasku yang sebenarnya :) senyum manis...."

Aku menangis membaca isi surat yang ia tulis. Entah kapan ia menulis surat ini.

"bersiaplah, Bryan juga akan datang. Dia bilang tidak mungkin melewatkan hari yang penting untuk sahabatnya" ucap mama.

Aku membasuh tubuhku dibawah pancuran shower dan menangis memikirkan kobohohan yang telah ku lakukan.

Seharusnya aku sudah siap akan seperti ini pada akhirnya jika aku berani membuat kesepakatan dengan Axel.

The Last is You! (Sex University 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang