9. Hanya Nafsu?

9.9K 232 12
                                    

"Bri....Bryan" ujarku dan dia semakin mendekat.

Aku yang masih dengan posisi duduk dilantai sedikit menunduk.

"tissu nya harus di buang dengan benar jangan disimpan disini" ujarnya mengambil tissu bekas ku mengelap cairan tadi yang masih terletak diatas sofa.

Ia membuangnya ketempat sampah di dapur, sekaligus menaruh ayam yang tadi ia pesan kepiring.

Aku masih terduduk, aku tak tau apa yang harus aku lakukan sekarang.

Aku menoleh kearahnya yang berjalan mengahmpiriku dengan membawa sepiring ayam goreng berwarna merah karena saos pedasnya.

"kenapa muka lu kaya gitu?" ujar Bryan.

"Bryan lu" aku tak bisa melanjutkan kata - kata ku lagi. Untuk membahasnya saja aku rasa aku tak bisa, aku sangat takut sekarang.

Aku berdiri dan pergi masuk kekamar meninggalkannya. Dan dia hanya diam saja.

"ahh bodoh Quin bodoh" aku memaki diriku sendiri dan sesekali memukul pelan kepalaku.

"apa yang sudah kau lakukan bodoh, sekarang aku harus gimana" lanjutku.

Aku sangat bingung, apa yang harus aku lakukan.

Dan Bryan justru terlihat biasa saja, seperti tidak terjadi apa - apa.

"dekk" suara bang Jano yang memanggilku dari luar pintu kamar.

Syukurlah dia sudah sampai. Tapi badanku? Ahh masih tercium aromanya.

"iya bang, gue lagi mau mandi" ujarku menyaut panggilan bang Jano agar ia tak merasa ada yang aneh.

Aku lekas mengambil handuk dan mandi.

(jadi apartemennya Quin kurang lebih kaya gini, cuma kamar mandinya ada di dalam kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(jadi apartemennya Quin kurang lebih kaya gini, cuma kamar mandinya ada di dalam kamar. Dan satu lagi ada toilet di luar kamar)

Selama mandi, aku memikirkan harus bagaimana aku merespon Bryan nantinya.

"dek lama bgt lu mandinya" teriak bang Jano yang membuat aku kaget. Sebenarnya sudah sedari tadi aku selesai, tapi aku terus berpikir sampai lupa waktu.

"iss bawel bgt sih" kataku sambil berjalan keluar dari kamar mandi.

"nyokap nelpon tadi, mau ngomong sama lu. Tapi udah dimatiin karna lu masih mandi" katanya sambil memberikan hp kepadaku.

"lah hp gue? Bisa di lu"

"lah orang itu lu taro didepan tadi" jawab bang Jano.

"oh iya lupa hehee" ya aku lupa, karena saking paniknya aku meninggalkan hp ku disana.

"yaudah telpon nyokap lagi sono, katanya penting"

The Last is You! (Sex University 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang