Season 2 : Menyembunyikan Sesuatu

2.8K 166 16
                                    

Acara telah selesai dan bang Tama langsung menanyakan apa yang sebenarnya terjadi karena raut wajah Bryan menunjukan bahwa ia sedang marah.

"maaf aku harus pergi deluan, ada yang perlu aku urus" ujar Bryan yang sama sekali tak menjawab pertanyaan bang Tama.

"aku ikut" ujarku. Aku tak tau apa yang akan di lakukan Bryan, tapi aku rasa ini berhubungan dengan kejadian tadi.

"ini urusan bisnis Quin, kamu ga perlu ikut. Bang Tama sorry aku harus pergi sekarang" ujar Bryan dan bang Tama hanya mengangguk dengam raut wajah kebingungan.

"tapi Bryan, aku.."

"AKU BILANG INI URUSAN BISNIS QUIN, KAMU GA PERLU IKUT" bentak Bryan kepadaku.

Aku sedikit terkejut dengan sifat Bryan yang seperti ini. Bryan orang yang cukup sabar tapi jika dia sudah seperti ini berarti ada hal yang membuatnya benar-benar marah. Apa karena kejadian tadi? Tapi kenapa dia semarah ini?

Maksutku, kenapa baru sekarang Bryan bersikap seperti ini kepada keluarga Louie. Kejadian itu sudah berlalu beberapa tahun yang lalu, tapi kenapa baru sekarang Bryan seperti ini? Hal itu yang tentunya sangat mengganjal di dalam pikiranku.

Sepertinya aku selama ini hanya memikirkan perasaanku sendiri hingga aku tak sadar banyak hal yang disembunyikan Bryan. Aku bahkan tak lagi mengenal Bryan seperti dulu, karena aku hanya sibuk memikirkan perasaanku.

Bryan sudah pergi meninggalkan aku dan Bang Tama.

"iss tu bocah, berani-beraninya dia bentak adek gue terus main pergi gitu aja" ujar bang Tama.

"dia sering kaya gitu ke kamu?" tanya bang Tama kepadaku.

"enggak, Bryan kaya gitu kalo dia lagi benar-benar marah aja, pasti dia lagi ada masalah. Jadi maklumin aja bang" jelasku kepada bang Tama

"Kamu sama dia sebenarnya pacaran apa gimana sih?" tanya bang Tama lagi kepadaku.

Dan sekarang aku juga sadar, sebenarnya hubunganku dan Bryan sebenarnya seperti apa?

"nggak tau, nggak jelas" jawabku.

"maksutnya Bryan gantungin kamu?" tanya Bang Tama dan aku menggeleng.

Bryan tak pernah menggantungku tapi justru sebaliknya. Namun anehnya aku juga menjadi bingung dengan status hubungan kami berdua.

"entar deh abang coba tanya Gabson adeknya kenapa" ujar Bang Tama dan mengajakku pergi dari sana.

"bang, hubungan keluarga kita sama Bryan masih baik-baik aja?" tanyaku kepada bang Tama yang memecahkan keheningan didalam mobil.

"emm baik kok" jawab bang Gabson sambil menoleh kearah luar jendela mobil seperti sedang melihat pamandangan tapi aku rasa ia menghindari pertanyaanku.

"bener?" tanyaku lagi.

"iyaaa, abang aja masih sering main sama Gabson. Biarpun kita udah ga jadi rekan bisnis tapi kita jugakan udah kenal lama jadi udah kaya keluarga sendiri" ujar bang Tama dan aku hanya mengangguk.

Entah aku harus percaya atau tidak. Tapi rasanya aneh jika mengingat sifat Bryan saat kami di Florida. Ia sangat tak ingin kami pulang ke Indonesia dan bertemua dengan keluargaku dan juga keluarganya.

Kami kembali ke hotel setelah singgah makan malam disebuah restoran.

Alu mencoba menghubungi Bryan dan menanyakan keberadaannya sedari tadi, namun tak kunjung ada balasan darinya.

Sekarang sudah pukul 10 malam. Aku masih terus mengirim pesan kepada Bryan, dan masih menanyakan hal yang sama.

"Bryan, kamu dimana?"

The Last is You! (Sex University 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang