Exter Part Season 2 (1)

3.5K 164 62
                                    

Sekarang kehamilanku sudah memasuki bulan ke 3. Belum lahir saja ia berhasil membuat keributan dirumah kami dengan berbagi macam keinginan yang ingin ku lakukan.

Salah satunya yang terjadi sekarang.

Aku sangat ingin mengigit lengan Bang Jano.

"gigit lenganku saja Quin ku mohon" ucap Axel.

"gak mau Axel. Aku mau bang Jano" ucapku, bahkan aku rasanya sampai ingin menangis karena menginginkannya.

"Quin, bagaimana aku mengatakannya pada bang Jano dan kenapa harus aku yang mengatakannya? Kenapa kau tidak menelponnya sendiri?" rengek Axel.

"lalu apa gunanya aku menikah denganmu jika aku bisa lakukan semuanya sendiri" ucapku.

Aku menangis sekarang.

Ini sangat aneh.

Apa mengidam seaneh ini? Aku bahkan sampai menangis karena hal sepele ini.

"sayang jangan menangis, aku telpon bang Jano sekarang ya, jangan nangis lagi" ucap Axel sambil menghapus air mataku.

"telpon sekarang" sautku.

"iya iya aku telpon sekarang" kata Axel.

Axel pergi mengambil ponselnya dan berbicara dengan bang Jano.

"bang Jano akan mecari tiket penerbangan sore atau malam ini" jelas Axel padaku dan aku mengangguk.

"hari ini kau tidak ke kantokr?" tanyaku.

"tidak sayang, selama kamu hamil Ayah akan membantu dikantor dan dibantu dengan manager juga jadi aku bisa fokus mengurusmu. Ya mungkin sesekali aku akan ke kantor hanya untuk ikut beberapa rapat penting dan tanda tangan berkas itupun bisa dilakukan dirumah" jelasnya.

"kau tidak perlu sampai segitunya Axel"

"tidak perlu katamu? Barusan apa yang kau lakukan? Kau menyuruhku menelpon bang Jano dan menyuruhnya kemari karena kau ingin menggigit lengannya. Lalu bagaimana jika aku tidak disismu Quin?" ucapnya.

"apa kau marah?" tanyaku.

"tidak sayang, aku senang. Aku senang kau mulai mengandalkanku" ucapnya lalu memelukku.

Aku tersenyum kecil dibalik pelukannya.

Meski saat ini aku masih belum sepenuhnya mencintai Axel dan masih memikirkan Bryan. Tetapi aku cukup bahagia bersamanya.

Axel menepati janjinya menjadikan ku sebagai Ratunya.

Ia sangat memanjakanku dan membuatku sadar bahwa ia memang mencintaiku.

Setiap hariku dipenuhi kasih sayang yang ia berikan dan membuatku merasa bersalah karena tidak bisa melakukan hal yang sama.

Bang Jano tiba dirumah kami tepat pukul 23.30.

Aku langsung menghampirinya dan memeluknya. Aku sangat merindukan bang Jano karena semenjak menikah aku belum pernah bertemu dengannya secara langsung.

"heiii, kenapa ngidamnya ingin melihat ku? Sepertinya calon keponakanku ingin membuat om nya yang belum menikah inu cemburu" ujar Bang Jano.

"ayo masuk" ajakku.

Kami duduk diruang tamu sekarang dan bang Jano duduk tepat disampingku.

Aku menggigit lengannya dan membuat dia berteriak keras.

"dek!" kesalnya sambil mengiris kesakitan ditangannya.

"maaf" ucapku.

"sini bang biar Axel bantu" ujar Axel membersihkan bekasi gigitan ku dilengan bang Jano lalu memberikannya salap juga.

The Last is You! (Sex University 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang