Setelah kajadian kamarin, aku dan keluargaku memutuskan untuk pergi ke Florida. Untuk sementara keluargaku tak bisa kembali ke Indonesia, tentunya karena khasus tersebut.
Kenapa Florida? Tentu saja orang tua ku sudah mengetahui bahwa aku memiliki rumah disana meski rumah itu sudah ku jadikan sebagai pantiasuhan dan bahkan kuserahkan hak kepemilikannya kepada ibu panti.
Hari ini kami berangkat dengan diantar oleh Axel dan anak buahnya.
Aku melihat wajah orang tuaku terlihat sangat tidak nyaman melihat Axel. Begitu juga dengan l Bang Tama yang meagatakan mungkin saja Axel menjebak kami sekeluarga dengan berpura-pura membantu kami agar kami lebih aman, padahal dibalik itu semua Axel merencanakan sesuatu.
"kalau memang dia ingin membunuh kita semua, yasudah. Mungkin itu sudah jalannya, dan dengan begitu mungkin kita bisa menebus dosa yang di perbuat oleh kakek dan ayah" saut ku yang membuat semua orang diam tadi malam.
Kami sudah tiba dibandara dan aku mengucapkan terimakasih kepada Axel.
"tentu, sesampai disana tolong kabari aku. Jika kau butuh bantuan aku akan menolongmu. Tapi untuk sekarang hanya ini yang bisa kulakukan, selebihnya aku akan mencoba membuat Yohan tidak berbuat macam-macam lagi kepada kalian" ucap Axel.
"tentu saja itu harus, kami sudah banyak kehilangan uang. Apa itu kurang?" saut Papa yang seketika membuat emosiku ingin meledak.
Aku membalikan tubuhku dan menatap Papa.
Namun Axel menahan tanganku.
"iya Tuan Tancuslan. Saya rasa itu sudah cukup, tapi yang keluarga saya inginkan berbeda dengan saya. Keluarga saya ingin kalian mengembalikan apa yang sudah kalian ambil. Dengan begitu Yohan tidak akan menggila lagi" jawab Axel dan membuatku menatapnya.
"apa maksutmu?" tanya Papa kepadanya.
"jika keluarga saya berpikir mata harus dibayar dengan mata dan nyawa harus dibayar dengan nyawa,tapi bagi saya tanah yang kalian ambil. Kembalikan kepada kami dan itu sudah cukup. Ah, sebenarnya tidak baik membicarakan ini di tempat umum, tapi kami tidak akan mengambil secara gratis seperti kalian dulu. Kami tetap akan membeli tanah beserta gedungnya, namun dengan harga yang murah. Bagaimana menurut anda?" Axel mengatakannya sambil berjalan mendekat kearah Papa.
"tentu saja anda tetap di untungkan dalam situasi ini, anda mendapatkan tanah itu dengan gratis dan saya membeli tanah itu dari anda, anggap saja itu sebagai ganti rugi dari gedung yang sudah kalian bangun. Serta bisnis kalian sudah hancur Tuan, siapa yang ingin membuang uangnya untuk berinvestasi diprusahaan Tancuslan yang sekarang terkenal dengan kejahatan mereka?"
Kami semua terdiam, Papa dihadapan Axel tidak berkutik sama sekali.
Rasanya Axel memiliki aura yang kuat untuk menekan seseorang.
"baiklah, anda bisa pikirkan hal itu terlebih dahulu lalu hubungi saya" ucapnya lalu menjauh dari Papa dan menghampiriku.
"pesawatmu sebentar lagi akan lepas landas, berhati-hatilah" ujar Axel lalu mengelus rambutku sambil tersenyum.
Jujur aku merasa sangat takut kepadanya.
Aura yang ia keluarkan sama seperti saat aku mengenalnya di SU.Ia sangat mengintimidasi.
Cupp.
Axel mengecup bibirku sekilas lalu langsung pergi.
"woii ngapain lu!!!" teriak bang Jano ingin menghampiri Axel namun ditahan oleh para pengawal yang Axel bawa untuk mengantar kami.
Langkah Axel semakin menjauh hingga bayangannya pun juga sudah ikut nenghilang.
"dek? Ahh sialan si Axel" umpat bang Jano mengampiriku yang masih terdiam ditempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last is You! (Sex University 2)
RomanceKelanjutan dari kisah Quin, Axel dan Bryan setelah tamatnya "Sex University". Apakah hubungan Quin dan Axel akan berjalan mulus? setelah 3 bulan perjanjian mereka apakah Axel mampu membuat Quin jatuh cinta kepadanya? Lalu, bagaimana dengan Bryan? Ap...