5. Ungkap Rasa

9K 255 35
                                    

Aku yang melihat postingan itu langsung mengirim pesan ke Axel.

Me.
Oke, aku telpon ga diangkat. Pesan aku ga dibales. Taunya malah posting foto di ig. Fine:)

07.45

Sekarang sudah menunjukan pukul 10 pagi, aku pun sudah berada dikampus sekarang. Abangku? Aku meninggalkannya di apartemen dan dia juga katanya akan bertemu demgan temannya. Aku tak tau siapa itu, yang penting pastinya dia sidah bisa menjaga diri sendiri.

Pesanku belum sama sekali dibalas oleh Axel, bahkan telpon ku pun tak diangkatnya.

Mood ku sekarang jadi sangat buruk, ditambah bertemu dengan Bryan. Dan dia tak meminta maaf sama sekali kepadaku, bahkan menegurku saja tidak.

Beberapa hari ini aku merasakan sial pada diriku sendiri. Dihukum dosen, tak bisa mengantar Axel ke bandara, Bryan yang terus menerus mengatakan hal aneh dan membuat ku menjadi bingung dan selalu berdebat dengannya.

Hari ini hanya ada satu mata kuliah, dan sekarang aku akan pergi makan siang bersama abangku. Kami berjaji bertemu disalah satu mall terkenal disini, karena dia sedang disana. Dan aku pergi bersama Bryan, karena abangku menyuruh kami berdua untuk datang.

Percakapan kami hanya sebatas, aku menanyakan apakah ia mendapatkan pesan dari abangku dan dia mengangguk. Lalu kami pergi berdua.

Sepanjang perjalanan tak ada kata yang terucap dari mulut kami berdua, hanya suara kendaraan yang terdengar. Bahkan tak ada musik yang dihiduokan didalam mobil ini.

Rasanya sangat canggung, karena kami yang biasanya sangat berisik kini hanya diam tanpa suara.

"Quin, sorry soal yang kemarin. Hue harap lu bisa lupain semua yang gue lakuin dan apa yang udah keluar dari mulut gue kemarin" ujarnya.

"gue bisa lupain, tapi gue harus tau alasan lu ngelakuin itu. Buat liat respon gue? Ian plis, ga ngerti lagi gue maksut lu apaan? Gimana cara berpikir lu selama ini ke gue? Lu anggep gue apa hah?" ya aku mengatakan semuabyang ada didalam pikiran lu kepadanya, tentu saja dengan nada membentak dan rasanya aku sudah mulai emosional sekarang.

Bryan memberhentikan mobilnya.
"GUE CEMBURU QUIN!!!" katanya sambil menatap ku, aku terdiam. Apa maksutnya?

"GUE SUKA SAMA LU! GUE GA BISA ANGGEP LU CUMA SEBATAS SAHABAT GUE LAGI. SEKARANG LU PAHAM" lanjutnya dan aku masih terdiam, kaget akan perkataannya.

Orang yang selama ini ku suka menyatakan perasaannya kepadaku. Tapi kenapa aku tak bahagia? Yang ada hanya perasaan kesal. Kesal mengapa baru sekarang dia berbicara begitu. Apakah dia hanya bercanda atau ingin mempermainkan aku seperti wanita - wanitanya yang lain.

"ma maksut lu?" tanyaku terbata bata untuk memastikan perkataannya.

"kurang jelas Quin? Gue suka sama lu, gue sayang sama lu, dan gue gak mau lu jadi milik orang lain Quin. Tiap kali negliat kalian berdua, hati gue sakit. Gue tau lu cuma anggep gue sahabat lu nggak lebih. Tapi gue udah ga bisa nahan perasaan gue ke lu lagi, ga bisa".

Mendengar perkataannya, aku tau Bryan serius. Matanya berkaca-kaca meskipun ia menunduk aku tau ia seperti akan segera menagis, begitupun denganku. Sampai aku meneteskan air mata.

"kenapa baru sekarang?" kataku.

Dan ia kembali menatapku.

"kenapa baru sekarang lu bilang lu suka sama gue? Apa karena lu udah bosan main - main sama cewek diluar sana. Atau udah ga ada lagi cewek yang bisa lu mainin, makanya lu sekarang bilang kalo lu suka sama gue? Dan disaaat gue udah punya pacar?"

The Last is You! (Sex University 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang