Season 2 : Haruskah Percaya?

3K 204 22
                                    

Mister James tak bisa duduk bersama kami lebih lama karena ia harus naik keatas panggung kembali.

Sekarang tinggal kami bertiga, sejujurnya sedari tadi bukan mister James yang membuatku canggung. Tapi pria berengsek itu yang terus menatapku tanpa rasa malu.

"baiklah, aku juga akan pegi. Sampai bertemu dirapat besok" ujar Jackson dari keluarga Eftran yang kini beranjak pergi.

Yang menandakan tinggal aku dan Pria itu yang duduk disini.

Aku langsung berdiri dan pergi juga dari sini tapi pria itu menahan tanganku.

"senang bertemu denganmu lagi Quin" bisiknya lalu pergi meninggalkanku.

Sungguh rasanya aku sangat ingin marah sekarang, tapi aku sadar itu hanya akan memperburuk suasana.

Aku pergi dari pesta itu dan langsung kembali kemar ku.

Ya aku menginap di hotel yang sama dengan tempat acara, karena besok kami juga akan mengadakan rapat disini.

Bryan terus menelponku, dan aku tak ingin menjawab panggilannya sekarang.

Bryan mengirim pesan dan mengatakan ia di jebak oleh Axel saat itu.

Aku yang membaca pesan itu langsung menelpon Bryan.

"Quin, kejadian waktu itu. Aku dijebak oleh Axel. Aku sebenarnya sudah yakin saat melihat foto itu dan Laura yang tiba tiba menghilang. Aku yakin dia yang sudah melakukannya tapi aku belum memiliki bukti untuk yang kuat kalau itu dia. Dan sebulan yang lalu aku berhasil menemukan Laura, ia mengatakan bahwa memang ia di bayar oleh orang untuk menghancurkan hubungan kita dan aku yakin orang itu adalah anak buah Axel Quin" ujar Bryan yang langsung menjelaskan saat ia mengangkat telpon dariku.

"tapi kenapa kamu baru bilang sekarang?" tanyaku, karena ia sendiri mengatakan ia sudah yakin sejak sebulan yang lalu.

"aku hanya enggan menyebut namanya di depanmu Quin, aku tau jika aku menyebut namanya kamu bisa saja terluka kembali" ujar Bryan.

Dan aku menjadi merasa sedikit bersalah kepadanya, dia masih memikirkan bagaimana perasaanku jika aku mendengar kembali nama Axel. Tapi entah kenapa 2 bulan yang berlalu tanpa Bryan aku merasa aku baik baik saja. Bahkan disaat keterpurukan keluargaku, tak ada Bryan di sisi ku, aku merasa baik baik saja.

"Quin, kita balikan ya" ujarnya.

"Bryan, aku tak bisa memikirkan hubungan itu sekarang. Sekarang yang paling penting adalah keluarga ku" jelasku.

"aku tau Quin, tapi bagaimana dengan aku? Aku membutuhkanmu Quin, dan kamu penting buat aku" ujar Bryan dan aku langsung memutuskan panggilan telpon kami.

Entah kenapa sikap ku terasa berubah 180° setelah kejadian Bryan yang berselingkuh meski ia mengatakan ia di jebak dan dihari yang sama saat aku mendapatkan foto itu. Aku juga mendapat kabar bahwa hotel kami yang hancur akibat teroris yang tak tau suruhan siapa.

Sejak saat itu aku bertekad untuk tak lagi diam, dan aku akan lakukan semua cara untuk menemukan dan membalas mereka.

Seseorang mengetuk kamarku dan dia adalah asisten atau bisa dibilang pengawalku.

"kenapa?" tanyaku langsung saat membuka pintu.

"tamu VIP dari China saat itu adalah Bim Fingly anak pengusaha kaya asal China. Ini fotonya" ujat anak buah ku memberikan foto dari orang yang bernama Bim Fingly.

Foto orang itu sangat tidak asing, hingga aku menyadari bahwa ia adalah gadis yang saat itu dibawa Axel ke pesta ulang tahunku.

"baik, terimakasih untuk informasinya" ujarku lalu menutup pintu kamarku.

The Last is You! (Sex University 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang