23. Kembalinya Axel

5.6K 282 39
                                    

Cuuppp

Bryan menciumku sekilas. Lalu menatap ku. Aku hanya bisa terdiam, aku tak tau apa yang sedang ku rasakan sekarang.

Bryan mengulanginya lagi, tapi kali ini dia melumat bibirku pelan. Aku pun mencoba untuk membalas lumatannya.

1

2

3

4

Baru 4 detik berjalan, aku lamgsung mendorong Bryan dengan paksa dan memalingkan wajahku.

Bryan terdiam, sepertinya dikaget akan apayang ku lakukan.
Dan aku? Aku tak tau kenapa aku justrus menangis.

Air mataku terus jatuh, rasanya sesak. Dan aku hanya bisa meminta maaf kepada Bryan.

"ma maafin gue ian" aku mengatakannya dan masih ambil menangis.

"lu kenapa Quin?" kini Bryan seperrinya terlihat panik.

"gue gak tau gue kenapa Bryan, maaf" aku terus melontarkan kata maaf kepada Bryan.

Bryan memelukku dan justru meminta maaf. "Quin, maafin gue ya. Seharusnya gue gak kaya gitu tadi" katanya sambil mengelus rambutku.

"maaf, seharusnya gue tunggu lu udah benar benar siap. Maaf tadi gue egois" lanjut Bryan.

Kini diriku sudah lebih tenang. Aku menyuruh Bryan untuk tidur disini saja bersamaku. Hanya sebatas tidur, jangan salah paham.

Aku merasa bersalah kepadanya, tentu saja pasti di lubuk hatinya ia sangat kecewa kepadaku.

Kami berdua bercerita tentang masa kecil kami sambil berbaring. Saat dimana aku dikejar orang gila. Saat aku dan Bryan bermain ke komplek sebelah dan dikejar oleh anjing.

Aku sangat ingat, Bryan menarik tangan ku untuk belari bersama. Tapi larian Bryan terlalu kencang dan susah untuk ku imbangi, akhirnya aku melepas genggaman Bryan dan berlari ke arah yang berbeda.

Tapi anjing itu justru mengejar ku, sampai aku jatuh dan menangis pun ia masih menggonggong seperti ingin memangsa ku. Dan disaat yang tepat Bryan datang dengan membawa kayu lalu melayang layangkan kayu itu kepada anjing tersebut (tidak memukulnya). Dan akhirnya anjing itu pergi.

Kami berdua tertawa bersama mengenang hal itu.

"dari dulu sampai sekarang lu masih tetap cengeng Quin" ujar Bryan

"Bryan... Apaan sih" balasku.

"sumpah kelakuan lu ada - ada aja sih Quin, bingung gue asli" lagi lagi Bryan meledek ku.

"yang paling kocak, kalian sekeluarga ketinggalan pesawat karena lu ke toilet gak bilang - bilang. Sampe satu bandara panik, dikirain ada anak hilang" kata Bryan lalu di sambung tetawa yang sangat nyaring.

Aku pun ikut tertawa mengingat kelakuan ku pada saat itu.

"eh itu gue kelas berapa ya?" tanya ku, aku bahkan lupa saat itu kelas berapa. Tapi masih saja tertawa karena akbat kelakuanku tak hanya keluarga ku yang heboh tapi satu badara menjadi heboh.

"hahaha kelas 6 gak sih?" kata Bryan.
Dan kami kembali tertawa.

Banyak hal yang kami bicarakan, sampai tak terasa aku ketiduran. Dan sepertinya itu juga sudah subuh, karena jam 01.00 kami masih asik bercerita.

Aku terbangun dari tidurku, karena hp ku bergetar.

Aku tak tau siapa yang menelpon ku sepagi ini, karena masih jam 7 pagi dan nomor ini tidak dikenal.

Aku mengangkatnya.

"hallo" kataku, sambil mengumpulkan nyawa.

"selamat pagi sayang" saut orang tersebut.

The Last is You! (Sex University 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang