33. Kekacauan

4.8K 241 28
                                    

Semoga notifnya masuk lagi yaa😂



Sekarang sudah menunjukan pukul delapan pagi, dan dari semalam aku belum tidur sama sekali.

Aku masih berada didepan ICU, tapi dokter masih belum mengizin aku untuk masuk dan melihat keadaan Bryan secara dekat.

"anda wali pasien kan?" ujar dokter yang semalam mengoperasi Bryan dan aku mengangguk.

"saya ijinkan anda untuk masuk dan melihat kondisi pasien. Tapi saya mohon harap tenang dan jangan membuat keributan" ujar dokter tersebut dan aku mengangguk.

Setelah menggunakan jubah atau baju sesuai dengan ketentuan ICU akhirnya aku masuk.

Aku melihat Bryan yang terbaring, dengan wajah yang masih memar. Lingkaran perban dikepalanya yang menadakan semalam ia telah dioperasi dibagian tersebut.

Aku memegang tangannya. Bahkan lengannya terdapat beberapa luka dan goresan kecil yang aku tak tau penyebabnya apa.

Bunyi alat yang mendeteksi detak jantungnya mengisi ruangan ini.

Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Mengapa Bryan menjadi seperti ini?
Apa ini memang salah ku?

Aku menangis kambali.

"Bryan, maafkan aku" hanya itu yang bisa ku ucapkan sekarang.

Aku keluar dari ICU, aku tak sanggup untuk melihat kondisinya lebih lama. Melihatnya sakit saat itu saja membuat ku takut. Apa lagi sekarang.

Aku belum bisa kehilangan Bryan.
Bryan lah orang pertama yang selalu menolongku dimasa sulit, bahkan ia sangat mengenal diriku lebih dari diriku sendiri.

Tapi yang sudah ku lakukan hanya menyusahkannya.

Bang Jano memelukku.

Entah sejak kapan bang Jano berada disini. Tapi aku sekarang hanya bisa menangis didalam pelukan bang Jano.

----------

Aku membuka mataku perlahan. Rasanya kepala ku terasa sedikit berat. Dan apa itu mimpi? Apakah aku hanya bermimpi?

Tunggu ini rumah sakit? Bagaimana bisa? Bukannya bang Jano dan Bryan yang seharusnya sedang dirumah sakit sekarang? Atau memang itu hanyalah mimpi ku saja?

Dan aku berharap semoga kejadian itu hanyalah sebuah mimpi.

"sudah sadar?"

"kak David? Kenapa aku?" tanyaku.

"kamu pingsan tadi pagi karena kelelahan. Aku harap kamu jangan terlalu membebani diri sendiri dan cobalah berpikir lebih tenang agar kau tidak stres dan kau juga harus istirahat" jelasnya kepadaku.

"aku pingsan didepan ICU?" tanyaku kepadanya dan ia mengangguk.

"Bryan? Bang Jano? Mereka?" tanyaku.

"abangmu di kamarnya, dsn Bryan belum ada tanda tanda sadarkan diri" ujar kak David.

Dengan begitu aku tau, bahwa yang terjadi bukanlah mimpi.

Mimpi adalah aku yang berharap semua yang terjadi hanyalah mimpi.

Aku langsung bangkit dari ranjang UGD ini.

"eh mau kemana?" tanya kak David dan menahan tanganku.

"ini jam berapa? Aku harus bertemu polisi untuk mengatakan hal yang aku ketahui"

"jam 5 sore. Tapi kamu belum makan Quin" ujar kak David.

"hp aku mana hp" ujarku sambil mencari cari hp diseluruh tubuhku.

The Last is You! (Sex University 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang