3. KeBerengs*kan Bryan

12.2K 254 38
                                    

Malam telah berlalu dan sekarang sudah jam 10 pagi. Sekarang aku sidah di kampus. Rasanya ada yang beda, biasanya seorang pria akan selalu datang untuk menjemputku dan mengantarku kekampus.

Ya baru kemarin siang ia pergi, tapi aku sudah merasa ada hal yang berubah dalam hidupku. Apa ini yang di namakan telah terbiasa. Kalau dipikir hubungan ku dan Axel sudah lebih dari 2 bulan. Dan akhir bulan ini adalah 3bulan, dimana aku akan memberikannya keputusan atas perasaanku dan hubungan kami.

Dan dari semalam aku belum juga mendapat pesan darinya. Apa dia sangat sibuk sampai tidak menghubungi ku? Tapi aku juga enggan untuk menghubunginya.

"Quin...." suara Oline menyadarkan ku dari lamunan.

"hai" balasku.

"Bryan mana?" tanyanya kepada ku dan aku membalas dengan gelengan bertanda tidak tau.

"lah kan kamu pacarnya, gimana sih" ujarnya. Baru saja aku mau menjawab tapi suara Bryan dari depan pintu sudah terdengar dan mengatakan "morning my baby Quin". Bryan yang baru saja datang dan langsung menarik tanganku agar beranjak dari kursi ku dan berdiri di hadapannya.

"apasi ian" balasku mencoba melepas genggamannya di tanganku.

Ia mendorongku dengan sedikit tenaga ke arah tembok belakang kelas. "ian!!! Ngapain sih" ujarku.

"sshhhh" balasnya dengan jari telunjuk yang diletakannya dideoan bibirku.

"lu diem aja Quin, ikutin apa kata gue aja" bisiknya. Lalu ia memegang wajahku dengan kedua tangannya dan mendekatkan wajahnya dengan wajahku. Satu centti lagi hidung kita akan bersentuhan, aku sangat kaget sempai membulatkan mataku.

Ia memerengkan kepalanya ke kanan dan kekiri. Aku tau maksutnya. Agar mereka yang dikelas mengira kami sedang berciuman. Aku hanya terdiam dan tak bisa bergerak, rasanya tubuhku sangat tegang. Menatao wajahnya yang sudah sangat dekat denganku dan mata kami yang saling menatap. Sesekali Bryan tersenyum dan menahan tawanya.

Ia melepaskan tangannya yang tadi memegang wajahku dan menjauhkan wajahnya. Ia mengelus kepalaku dengan lembut lalu mencium keningku. Ya, dia benar-benar mencium keningku. Aku tak tau apa yang ia pikirkan, lagi lagi aku hanya bisa terdiam dan masih tak bergerak dari posisiku.

"oh jadi ini yang buat kamu cuekin aku?" suara wanita itu spontan menyadarkan ku dari rasa tegang yang terjadi padaku.

Aku, Bryan dan seisi kelas yang lain menoleh kearah wanita itu.

"Bryan kamu jahat" ujar wanita itu lalu menampar pipi kanan Bryan.

"kenapa kamu tega sama aku? Kenapa kamu lebih milih dia dari pada aku? Kurang aku apa?" wanita itu terlihat sangat histeris, dengan bicara sambil berteriak dan matanya sudah sangat merah menahan air mata.

"jelas saja, kau tidak jago diranjang. Dan dia" ujar Bryan menarik ku kembali ke arahnya sehingga sekarang posisi kami seperti orang yang sedang berpelukan.

"dia sangat jago dan mampu memuaskanku" lanjut Bryan dan meremas bokongku.

"kau jahat" kata wanita itu lalu pergi dari kelas.

Aku? Apa yang aku lakukan? Aku tak tau harus marah atau tidak. Tapi dia Bryan pria yang selama ini aku idamkan, namun yang ia lakukan? Tetap tidak bisa ku terima. Namun untuk marah rasanya, sekarang aku tak sanggup untuk marah. Lebih tepatnya aku kecewa akan perlakuan Bryan.

"Quin, maaf" katanya berbisik kepadaku namun belum melepas pelukannya.

Aku mendorongnya. Aku pergi dari kelas dan tak lupa mengambil tas ku terlebih dahulu. Sekarang aku merasakan apa yang tadi dirasakan wanita itu. Tububku gemetar menahan emosi, dan ku yakin mata ku sekarang merah menahan air mata yang rasanya akan segera turun.

The Last is You! (Sex University 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang