17~ Tetanggaan

82 3 0
                                    

Sarah langsung berlari kedalam rumah karena malu.

"Ibu dulu juga gitu Vino sama ayah Sarah! Bahkan pacaran sampe 12 tahun"

"Wah lama juga bu ya" Vino meladeni dengan antusias.

"Iya Vin, astaga ayah Sarah itu kayak kalau anak jaman sekarang yang nakal-nakal, apa tuh?"

"Bad boy?"

"Nah itu"

"Seru Bu ya" Vino antusias.

"Banget Vin---"

"Vin ayok pergi" Sarah menarik tangan Vino agar obrolan dengan ibunya bisa terhenti karena kalau tidak drama percintaan kedua orang tua Sarah belum akan berakhir hingga hari akhir nanti.

"Ibu baru aja ngobrol" dengus Tika

"Ingat! Jangan ngebut-ngebut. Lusa kalian nikah" peringat Tika. Mengingat kedua manusia itu suka melakukan hal-hal absurd bersama.

"Ayo Vin"

Selama di perjalanan mereka hanya bercerita bagaimana mereka bisa bertemu, berteman, dan bersahabat. Tugas Sarah mengingatkannya, dan Vino Melupakannya.

"Vin, ini searah sama jalan rumah gue" Sarah sadar

"Iyakah?"

"Iya Vin!"

"Oh"

Lima menit masuk ke dalam area perumahan, berhentilah mereka berdua dirumah minimalis berwarna hitam dengan pagar abu-abu. Dan mobil putih yang bertengger di dalamnya.

"Rumah siapa ini?" Sarah turun dari motor Vino.

"Gue" ujar Vino bangga.

Sarah diam, ia melihat ke samping.

"Vin! Itu rumah gue"

"Yang mana?"

"Itu yang warna toska! Kok bisa sebelahan sih"

"Oh"

"Apanya yang Oh?"

"Wajar aja. Cuman lo rumah lo yang warna cat nya toska"

"Ya dong selalu berbeda" Sarah berbangga diri

"Ih! Kita tetanggaan Vin. Aduh" Sarah berdiri di pagar rumahnya.

"Yaudah masuk dulu"

"Kerumah siapa? Gue apa lo?"

"Rumah gue lah! Gue calon laki lo"

"Oh iya lupa. Oke oke"

Sarah masuk kembali ke dalam pekarangan rumah Vino yang masih tandus seperti padang pasir.

"Ini harus lo tanem rumput Vin. Mana ada rumah sama gersangnya sama gurun pasir di film ayat-ayat cinta"

"Iya"

"Ini lo buat air mancur kek, atau tanem pohon jambu aja. Biar nanti kita nggak nyuri jambu kayak dulu"

"Hah masak?" Vino mengingat.

"Iya, jambunya si sueb! Sampe karena kabur kita jatoh dari sepeda terus lo luka di lengan karna kegores besi yang sampe sekarang nggak hilang"

"Oh"

"Ini nggak dikunci?" Sarah bertanya saat ia memegang knop kunci.

"Nggak"

"Kenapa?"

"Sebelum kita kesini gue pesen, go clean. Jadi di bersihin"

"Oh, sering?"

"Ya, dua kali seminggu. Masuk!" perintah Vino

"Duluan Vin. Ngeri gue, rumah lo gelep-gelep sedep"

Tidak ingin berdebat lebih panjang. Vino mengambil langkah mendahului Sarah.

Cold And Bedu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang