39~ Iya, Walaupun

100 3 0
                                    

Padahal pagi biasanya Sarah jarang berdandan, ya kecuali pergi kerja. Pagi ini, demi membuat afirmasi diri yang baik, Sarah sudah memakai skincare, make up, hingga parfum. Meskipun hanya dirumah.

Sarah berjalan pelan, Vino penyebab semua ini. "Pagi Dunia" seru Sarah mengisi ruangan yang sunyi.

Vino yang sudah duduk dimeja makan sambil bermain game tetap diam tanpa mengindahkan istrinya yang berjalan tertatih-tatih.

"Suamik" ucap Sarah menghampiri Vino lalu mengacak-acak pelan rambutnya. Vino diam saja.

Sarah masuk dapur dengan kesal. "Tadi aja, kayak orang gak mau lepas. Sekarang dicuekin, setan" makinya di depan Vino.

Vino tetap diam saja, membiarkan Sarah dengan kekesalannya.

Sarah hanya membuat nasi goreng. Namun rasanya sulit sekali berpindah tempat karena nyeri. "Is!" Umpatnya pada keadaan.

Vino diam-diam berjalan dan memeluk Sarah dari belakang. "Istri gue harum banget hari ini" pujinya.

Kali ini Sarah balas dendam, dia yang diam saja.

"Pengen gue makan, tapi masih sakit, gak tega" ucapnya.

"Sana deh, Vin. Susah ini gue masak" ucap Sarah kesal karena Vino memeluknya.

Vino diam saja, dia yang paling tahu Sarah. Meski berkata tidak, dalam perutnya sedang ada efek kupu-kupu.

"Gue tuh mau kayak gini terus sama lo" ucapnya sok lucu.

Sarah tetap diam.

"Boleh gak, Ra kita begini-gini aja seharian" Vino masih memeluk tubuh Sarah dari belakang.

Ya ampun, Vin. Mau sampai mati juga, gue mau kalau sama lo. Ucap Sarah dalam hati, setengah mati menahan gengsinya.

"Yang--" panggil Vino sekali lagi dengan nada manja dan wajah sok digemas-gemaskan.

"Yang? Apaan lo?" Sarah melihat Vino. Vino tidak menjawab, hanya mencium bibir Sarah.

"Ah udah, gue mau masak"

"Ra, gue mau dipeluk lo. Balas dong, gak kasian, nih sama suamik" rengek Vino manja, meminta pelukannya dibalas.

"Nyenyenye" balas Sarah tak suka melihat tingkah manja Vino.

"Ra!" Rengek Vino, lagi.

Sarah diam. Ia membalas pelukan pria di hadapannya. Hal-hal sederhana seperti itulah yang membuat hari-harinya lebih berwarna dan menyenangkan.

"Makasih ya, Ra udah jadi istri gue. Makasih biarin gue jadi yang pertama. Sampai mati gue makasih, karena walaupun banyak pria mati-matian ngejer lo, lo tetap sama gue dan mau-mau aja setiap bangun tidur ngelihat gue" tuturnya tiba-tiba.

"Ya lo kegeeran. Emang selama ini gak ada yang ngejer gue, jadi pas aja momennya ada lo. Kita jadiin aja" canda Sarah.

"Sialan lo" umpat Vino, namun mencium kening Sarah lama dan menghujani kepala Sarah dengan kecupan lembut.

"Lo bucin banget ya sama gue" ejek Sarah.

"Gue sih nyebutnya all out" sanggah Vino. "Eh tapi, kata anak muda sekarang gitu? Iya lagi, haha" ucapnya jujur diiringi tawa renyah.

Sarah tertawa mendengarnya. Jauh di dalam otak kecilnya, ia masih tak menyangka memiliki hubungan seindah ini dengan Vino. Entah apa kebaikan yang dilakukannya dahulu hingga mendapati laki-laki sebaik, sehebat dan setulus Vino.

Ditengah acara pelukan kedua manusia itu, pintu rumah terbuka begitu saja.

"Woi, Sar--"

Ucapan Vony terpotong karena melihat adegan baru yang ditampilkan Sarah dan Vino.

Cold And Bedu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang