41~ Prinsip

80 3 0
                                    

Tiba dirumah, Sarah mengernyit aneh karena ada beberapa kendaraan yang terparkir disana, belum lagi suara riuh ramai.

Akhirnya Vino melepaskan tangan Sarah setelah lama di genggam erat "Lana lamaran gak ngasih kita tau ya apa, Ra" canda Vino.

"Iya nih, gak tahu diri banget. Duit jajan gue kasih terus" oceh Sarah ikut menanggapi.

Vino memarkirkan mobilnya. Berjalan berdampingan bersama istrinya.

"AYAH!" Seruan Sarah mengisi keriuhan yang sedang terjadi.

"Oh, lah tumben banget kalian kesini" mata Gandi berbinar melihat anak perempuannya datang dengan riang.

Gandi langsung berdiri menyambut anaknya, mengindahkan teman-temannya yang masih menatap Sarah dan Vino.

"Nah, ini anak gue yang kemarin nikah. Ini suaminya, sori yah gak di undang kemarin."

Gandi memperkenalkan Vino sebagai menantunya. "Mau kemana?" Bisik Sarah.

"Mancing, biasa" jawab Gandi bangga.

"Serius? Kok ibu gak marah-marah" Sarah langsung menanggapinya dengan terkejut.

Tika cukup tidak menyukai hobi lama Gandi yaitu memancing. Karena sangat-sangat menyita waktu, lalu terkadang pulang hanya dengan tangan kosong tanpa ikan satupun. Padahal, sudah pergi dari siang sampai tengah malam.

"Gimana, Ayah keren kan?" Gandi menaikkan bahu bangga meminta pujian dari sang anak. "Kalian tumben, kenapa?"

Hari-hari yang dilalui lovely dovey ini sangat menyenangkan membuat mereka seakan lupa bahwa keluarga mereka juga kadang merindukan mereka.

"Hehe, sori." Sarah hanya tertawa kikuk, malu. Karena semenjak menikah dunianya hanya berputar pada Vino saja.

"Masuk aja, Vin. Ayah mau berangkat mancing"

Vino mengangguk paham.

"Pas banget kalian dateng, Ibu sendirian. Lana latihan Voli dari pagi" jelas Gandi.

Gandi dan teman-temannya mulai keluar rumah satu persatu dengan alat pancing yang mereka pegang satu persatu.

"Hati-hati, Yah. BYE!" seru Sarah semangat.

Pemandangan yang sudah hampir tujuh bulan menghiasi hari-hari Vino ini masih bisa membuatnya terkejut.

Kadang Vino iri, mengapa energi Sarah seakan tidak habisnya. Sarah mampu bertemu banyak sekali orang dalam waktu sehari tanpa keluhan yang parah. Sedangkan dirinya, bertemu lima anak magang saja rasanya sudah ingin pulang dipeluk Sarah.

"MASUK SARAH! SUAMI KAMU LAPAR!" seru Tika dari dalam rumah melihat anak dan menantunya tetap memandangi kepergian Gandi dengan riang.

Ralat, Sarah saja yang riang. Vino tetap datar.

"Yuk"

Sarah langsung menarik tangan Vino masuk kedalam rumah.

Vino langsung duduk di meja makan bersama Tika, walaupun sudah menjadi tamu Sarah tetap menyiapkan makanan untuk mereka.

"Kalian se sibuk itu, ya? Sampai kerumah gak inget lagi" sergah Tika sedikit kesal.

"Maaf bu-- saya sama Sar--"

"Ibuk mau cucu gak. Request boleh, asal jangan kembar. Berat" ucap Sarah menaruh sayur lodeh keatas meja.

"Ra!" Seru Vino malu mendengar jawaban istrinya.

"Boleh dong Vin kembar. Rumah ini sepi banget kalau Sarah sama Lana gak ada" Tika menyetujui tentu saja.

Sarah duduk diseberang Vino, disamping Tika. Vino menatap Sarah tajam tak suka.

Cold And Bedu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang