Seperti yang telah Vino dan Sarah rencanakan kemarin. Mereka akan parents tour. Ucap Sarah.
"Vin, pakai baju ini sopan gak?"
Sarah sudah beberapa kali bolak-balik ganti baju, agar selalu tampak sopan dan bersahaja bagi keluarga suaminya.
"Tumben banget lo heboh, biasanya pakai jogger atau kaus polos" komentar Vino.
"Itu beda, kita kan, mau kerumah lo. Nanti kalau gak sopan, gak enak" jelas Sarah yang akhirnya memilih celana panjang berwarna abu-abu, dan blouse berwarna hitam.
"Ra, asal lo gak pakai bikini, lo tetap menantu keluarga gue" jelas Vino.
"Boleh aja lo pakai bikini. Tapi, emang lo ada itu barang" tambah Vino dengan cekikikan.
Mendapat delikan tajam dari Sarah sebagai bentuk kemarahannya.
"Pakai apa aja, lo tetap istri Mas, sayang" ucapnya lembut sambil mengusap kepala Sarah.
Sarah tersenyum, akhirnya Sarah terbiasa dengan segala sikap lembut yang Vino tunjukkan kepadanya.
Beres dengan segela kerepotan, Vino yang sudah menunggu Sarah di depan rumah sambil memanaskan mobil akhirnya dapat berangkat.
"Buat orang tua gue, kita beli ayam goreng aja deh Vin. Nanti orang tua lo buah-buahan" oceh Sarah melaju begitu saja.
"Soalnya, orang tua lo kan sibuk kerja. Mungkin aja gak sempet makan vitamin alami" tambahnya.
"Iya, Ra" jawab Vino tenang.
Latihan kesabaran yang sudah Vino lakukan sedari SMP memang membuahkan hasil yang tidak perlu diragukan dalam menghadapi sikap Sarah.
"Kalau lo? Mau apa?" Tanya Vino tiba-tiba mengambil tangan Sarah lalu menggenggamnya sambil sesekali di usap pelan.
"Gue?" Mata Sarah membola.
Sarah bingung jika di langsung ditembak pertanyaan spontan seperti itu.
"Iya, Istri mas maunya apa?" Tekan Vino sekali lagi.
"Lo jangan keseringan mikirin orang sampai lupa keinginan lo ya, Ra" Vino mengelus pelan kepala Sarah.
Wajah Sarah merah padam. Matanya panas. Sarah sendiri tidak mengerti mengapa.
Air matanya jatuh tanpa kompromi dari otak. Tubuh Sarah saat ini benar-benar dikuasi oleh emosinya.
Sarah selalu begitu, sering lepas kontrol jika bersama Vino.
"Eh, kok nangis sih" Vino sedikit terkejut karena melihat bulir air mata sudah keluar begitu saja.
"Bentar-bentar" Vino menaikkan sedikit kecepatan agar dapat berhenti di jalan yang sedikit senggang.
"Kenapa Sarah Naimba? Saya ada buat salah?"
Sarah menggeleng. Vino sudah menghapus air mata yang keluar beberapa kali. Berharap dapat menenangkan istrinya yang random ini.
"Gini aja dulu ya, Yang" ucap Vino lagi.
Semakin membuat Sarah menangis dalam pelukannya.
"Aduh, lo kenapa sih. Gue bingung, Ra"
Sarah memang diam, tapi ia membalas pelukan hangat yang diberikan suaminya.
"Gue gak tahu secara detail, masa lalu apa yang lo lewati sampai nangis gini. Rasanya susah diungkapkan jelas"
"But, for sure I wanna stay with you" bisiknya pelan.
Bukannya menenangkan, itu semakin membuat Sarah terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold And Bedu [END]
RomantikBerat jika ditanya pasti apakah Sarah memiliki perasaan lebih dari teman untuk Vino, begitu juga sebaliknya. Hingga tiba di usia dewasa, diusia yang sudah seharusnya mereka memikirkan bagaimana langkah selanjutnya dalam hidup mereka. Benarkah Sarah...